Breaking News:

Mencicipi Lentog Tanjung Khas Kudus, di Baliknya Ada Mitos yang Berkaitan dengan Masa Lalu

Untuk menikmati lentog tanjung, bisa datang ke pusatnya yaitu di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Editor: Sinta Agustina
Kompas.com/Gabriella Wijaya
Lentog tanjung, makanan khas Kudus 

TRIBUNTRAVEL.COM - Lentog tanjung merupakan salah satu kuliner khas Kudus yang wajib dicicipi.

Untuk menikmati lentog tanjung, bisa datang ke pusatnya yaitu di Desa Tanjungkarang, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

Pusat penjaja lentog tanjung cukup mudah ditemui.

Di sana terdapat sekitar 20 kios penjual lentog.

Untuk menikmati seporsi lentog tanjung, hanya cukup merogoh kocek Rp 6 ribu.

Seporsi lentog tanjung berisi potongan lontong, diguyur sayur nangka muda lengkap dengan kuah santannya yang kental, campuran potongan tahu dan tempe yang dimasak opor, dan topping bawang goreng.

Baca juga: 5 Hotel Murah di Kudus ini Pas Buat Staycation Bersama Keluarga, Nyaman dan Fasilitas Menarik

Ilustrasi lentog tanjung, kuliner khas Kudus
Ilustrasi lentog tanjung, kuliner khas Kudus (Flickr.com/AYU RATU NAGARI)

Sayur nangka muda yang menjadi khas lentog tanjung dimasak menggunakan bumbu lodeh.

Nangka mudanya sangat empuk. 

Terasa begitu selaras saat berdampingan dengan potongan tahu dan tempe yang dimasak opor.

Bagi yang ingin menambah nuansa pedas pada lentog, bisa ditambah sambal atau cabai rawit kukus.

2 dari 4 halaman

Namun, jika masih merasa kurang lengkap saat menikmati lentog, bisa menambah gorengan, kerupuk, atau telur puyuh tusuk sebagai pendamping.

Sejarah lentog tanjung

Kenapa disebut lentog tanjung, sebab kuliner khas tersebut berasal dari Desa Tanjungkarang.

"Makanya dinamai lentog tanjung karena ini khas dari Tanjungkarang. Dan sejak dulu banyak penjual lentog dari sini," ujar salah seorang penjual lentog tanjung di Tanjungkarang, Umiyatun (35), Rabu (28/7/2021).

Baca juga: Selain Soto, 6 Kuliner Khas Kudus Ini Harus Dicoba, Ada Pecel Pakis hingga Nasi Jangkrik

Kuliner ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Umiyatun misalnya, dia jualan lentog karena meneruskan tradisi keluarganya.

Lentog tanjung khas Kudus.
Lentog tanjung khas Kudus. (TribunJateng.com/Rifqi Gozali)

Dia merupakan generasi ketiga, setelah dulu kakek dan bapaknya juga sebagai penjual lentog.

Hanya saja, dulu lentog dijajakan keliling membawa pikulan. 

Umumnya adalah kaum adam yang menjajakannya.

Saat ini, lentog dijajakan di warung-warung, jarang ditemui penjual lentog keliling.

3 dari 4 halaman

Oleh karenanya, sampai saat ini meski dijual di warung atau kios, masih terdapat pikulan sebagai ciri khas lentog.

Salah satu penikmat lentog tanjung, Aji (30), mengaku begitu menyukai lentog. Kenikmatan yang tersaji dalam seporsi lentog begitu pas.

Baca juga: Cari Menu Makan Siang di Kudus? 7 Kuliner Legendaris Ini Harus Kamu Coba

"Sedap, ada bawang gorengnya juga," kata Aji.

Tidak jarang, pemuda asal Pati itu sengaja mampir saat melintas di Kudus untuk menikmati lentog.

Mitos lentog tanjung

Dalam cerita turun-temurun yang dipercaya sejumlah warga Tanjungkarang, lentog tanjung erat kaitannya dengan kisah masa lalu.

Umiyatun misalnya, dia mendapat cerita dari orangtuanya bahwa lentog tanjung menjadi tumpuan ekonomi sejumlah warga Tanjungkarang karena sabda seorang wali.

Kisahnya, kata Umi, pada zaman dahulu ada seorang wali yang akan mendirikan masjid di desa tersebut.

Sebelum masjid didirikan, terlebih dahulu sumur dibuat.

Saat akan menggali sumur, sang wali menemui tanah yang lembek nan becek.

Baca juga: 5 Tempat Makan Siang di Kudus, Wajib Cobain Soto Kudus Pak Denuh

4 dari 4 halaman

Belum sampai sumur dibuat dan masjid didirikan, akhirnya apa yang dilakukan sang wali diketahui oleh warga sekitar, urunglah pembangunan masjid itu.

"Karena menemui tanah lembek, wali itu kemudian berkata, 'warga sini (Tanjungkarang) rezekinya dari yang lembek-lembek," katanya.

Dari situ akhirnya warga coba mengaitkan dengan kisah tersebut, bahwa dalam memperoleh rezeki warga Tanjungkarang melalui jualan lentog tanjung. Memang kuliner memiliki tekstur lembek.

"Jadi dulu kalau orang sini jualan warung nasi, pasti ada buburnya. Karena bubur kan lembek," kata dia.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Gurihnya Lentog Tanjung Kuliner Khas Kudus dan Mitos yang Dipercaya Warga.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jateng
Tags:
Jawa TengahKudusJatiTanjungkarang
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved