TRIBUNTRAVEL.COM - Usaha tidak menghianati hasil, ungkapan itulah yang tepat untuk menggambarkan kesuksesan Syaiful, pedagang pecel lele asal Lamongan.
Syaiful kini sukses menjadi pengusaha sepatu di Tangerang, memiliki segalanya, mulai dari villa hingga mobil mewah.
Bahkan saat pulang kampung ke tanah kelahirannya di Desa Ngayung, Kecamatan Maduran, Lamongan, Jawa Timur beberapa waktu yang lalu, video Syaiful langsung viral.
Sebab, saat pulang kampung, Syaiful mengendarai Lamborghini Aventador berwarna merah.
Mobil mewah tersebut pun menjadi tontonan masyarakat di kampung halamannya.
Bahkan anak-anak kecil yang melihat mobil sport mewah langsung berlarian di belakangnya.
Baca juga: 6 Tempat Wisata Religi di Lamongan, Ada Makam Wali Songo hingga Masjid Agung
Baca juga: Resep Soto Enak untuk Menu Buka Puasa, Cobain Sedap Gurihnya Soto Ayam Lamongan
Video itu diunggah oleh akun Facebook Fabian Rayhan pada Minggu, 16 Mei 2021.
Dari video berdurasi pendek tersebut, pengemudi tampak menyapa dan menyalami warga.
Lamborghini itu menjadi bahan tontonan anak-anak yang membuntuti dari belakang mobil tersebut.
"Sih merah yg lagi viral di ngayung. Edisi mobil e nguri omah," tulis akun Facebook Fabian Rayhan.
Hingga Minggu (23/5) siang, unggahan video itu telah disukai lebih dari 300 kali, dikomentari 261 kali, dan dibagikan lebih dari 670 kali.
Belakangan diketahui mobil mewah tersebut melintas di jalan yang ada di Desa Ngayung, Maduran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Lamborghini itu adalah milik Syaiful (43), pria kelahiran Ngayung yang kini telah sukses di tanah perantauan.
Lulus SMP, Syaiful langsung merantau.
Dia menyusul orangtuanya yang telah lebih dulu mengadu nasib di sana.
"Saya merantau tahun 1992. Karena orangtua kan sudah ke Jakarta sejak tahun 1988, jualan sea food, pecel lele, gitu-gitu di daerah Sunter," terangnya, Minggu (23/5).
Waktu itu Syaiful turut membantu orangtuanya dalam berjualan, misalnya seperti mencuci piring, belajar memasak, dan lain sebagainya.
Hingga akhirnya, Syaiful muda sedikit demi sedikit mulai memahami tentang teknik berjualan seperti yang diturunkan orangtuanya.
"Sampai akhirnya bisa bikin warung pecel lele sendiri di Kelapa Gading sekitar tahun 1994, sejarahnya seperti itu, awalnya usaha kecil-kecilan di pinggir jalan, kaki lima," kata dia.
Pecel Lele dan Sepatu
Tak lama setelah berhasil mendirikan warung sendiri, Syaiful punya banyak langganan. Tak tanggung-tanggung, mereka berasal dari klub-klub sepeda motor.
Berangkat dari situ, Syaiful mencoba menaruh sepasang hingga dua pasang sepatu di atas meja warungnya untuk dijual.
"Kebetulan mereka itu dari orang-orang yang lumayan lah, ada yang pesen, saya beliin sembari jualan di warung," lanjut dia.
Singkat cerita, pada 2002, Syaiful memutuskan untuk lebih fokus menggeluti dunia fashion dan meninggalkan usaha pecel lelenya.
Pada tahun itu, ia bertolak ke China, untuk berbelanja sejumlah barang selanjutnya dijual di Indonesia.
"Saya pergi ke China buat belanja-belanja, seperti baju, topi, sepatu, dan lainnya, lalu saya jual lagi di Indonesia," papar Syaiful.
Seiring berjalannya waktu, Syaiful mulai bisa menjalankan roda bisnisnya hingga kemudian berhasil membuka pabrik di Tangerang pada 2013 silam.
Hingga saat ini, ia telah memiliki empat perusahaan, tiga di bidang sepatu, satu lagi adalah pengolahan karet.
"Jadi saya itu lama impor barang-barang apa saja dari China, ya gelanglah, ya topilah, ya kaos, ya celana, ya sepatu. Itu bertahun-tahun. Ya jatuh bangun, namanya dari nol enggak punya modal," tutur Syaiful.
Namun, pada masa pandemi seperti ini, bisnis impornya telah berhenti lantaran daya beli masyarakat yang semakin menurun.
Dia pun mulai berpikir untuk mengembangkan bisnisnya yang telah ada sembari berharap bisa membantu produk-produk dalam negeri.
Bukan Pamer
Syaiful mengatakan, niatnya membawa Lamborghini blusukan ke desa tempatnya dilahirkan bukanlah untuk ajang pamer kepada warga sekitar.
"Saya juga bingung, saya jadi malu juga, disangkanya kita show off kan, sebenarnya saya main mobil-mobil sport itu sudah lama, dari 2008.
Nah saya ini rindu, semenjak pandemi tidak pernah touring, akhirnya sebelum larangan mudik, saya iseng pulang ke Madiun, ada vila di sana karena istri saya orang sana," ujarnya.
Lamborghini itu, lanjut Syaiful, tidak ia kendarai sendiri, melainkan dibawa menggunakan truk towing.
"Jadi saya towing (Lamborgini) ke Madiun, terus iseng kemarin, ah gue pakai ajalah ke kampung (Ngayung), karena saya setiap tahun, tiga kali ke sana untuk nengok kuburan orangtua saya," ujar Syaiful.
Sebelum itu, saudara Syaiful juga telah meminta kepadanya untuk sesekali membawa mobil sport mewah tersebut ke Ngayung.
"Anggep aja touring, sekali-kali saya bawa ke sana (Ngayung) kan gitu. Saudara sebelumnya bilang sesekali mbok yo dibawa biar anak-anak di sini senang, yaudah saya bawa," terang dia.
Akan tetapi, Syaiful justru kaget begitu mendengar kabar kedatangannya ke kampung halamannya menggunakan Lamborghini justru viral di media sosial. (*)
Baca juga: Soto Trending di Twitter, 5 Kedai Soto Lamongan di Semarang Ini Terkenal Enak
Baca juga: Nasi Boran Mbak Ita, Kuliner Khas Lamongan Langganan Istri Bupati hingga Pejabat
Artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Cerita Pedagang Pecel Lele Lamongan Sukses jadi Pengusaha Sepatu, Mudik Bawa Lamborghini Aventador