Breaking News:

Resor Mewah Hanya Kedok, Ternyata Penginapan Ini Tempat Agen Israel Jalankan Misi Rahasia

Resor Arous di Sudan yang dulu sempat menjadi destinasi mewah dan digemari turis, ternyata menyimpan rahasia terkait Israel.

Editor: Kurnia Yustiana
lifebuzz.com
Ilustrasi 

TRIBUNTRAVEL.COM - Resor tepi pantai pastinya mengundang perhatian para turis yang ingin bersantai.

Namun bagaimana jika resor tersebut ternyata adalah lokasi mata-mata?

Melansir BBC, Arous adalah resor liburan di gurun Sudan, tepi Laut Merah.

Namun ternyata destinasi glamor ini juga merupakan pangkalan agen Israel penuh misi rahasia.

"Arous di Laut Merah, dunia menakjubkan," tulis di brosur mengkilatnya, menyebutkan juga sebagai "pusat tempat menyelam dan rekreasi di Sudan".

Brosur Arous diilustrasikan dengan gambar pantai cerah berpasir putih, lengkap dengan pasangan tersenyum mengenakan pakaian menyelam, dan rangkaian ikan eksotis.

Iklan dilengkapi dengan "perairan terbersih dan terbaik di dunia".

Baca juga: 6 Fakta Masjid Al-Aqsa, Masjid Berkubah Emas yang Jadi Saksi Bisu Konflik Palestina-Israel

Baca juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Etihad Airways Operasikan Penerbangan Perdananya ke Israel

Desa Arous, lengkap dengan karang spektauler dan kapal karam yang unik, tampaknya menjadi impian penikmat olahraga selam.

Pamflet telah disebarkan di agen travel di seluruh Eropa.

Pesanan dipesan melalui petugas di Jenewa dan Khartoum.

2 dari 4 halaman

Serta ratusan tamu sering berlibur di sana.

Rutenya panjang, tapi sesampainya di oasis gurun, para wisatawan menikmati fasilitas kelas satu, olahraga air, aktivitas menyelam bawah laut dan menikmati deretan makanan segar dan minuman.

Komentar menyenangkan pun pernah dituliskan oleh para pengunjung.

TONTON JUGA:

Pihak kerjasama Wisata Internasional Sudan juga bahagia.

Namun resor itu ternyata palsu.

Itu hanyalah akal-akalan untuk operasi Mossad yang dilaksanakan lebih dari 4 tahun di awal 1980-an.

Mossad adalah agen mata-mata Israel.

Resort mewah itu dipakai sebagai penutup untuk misi kemanusiaan luar biasa: menyelundupkan ribuan Yahudi Ethiopia yang terkepung dan terdampar di kamp pengungsian di Sudan dan mengevakuasinya ke Israel.

Baca juga: Selalu Jadi Rebutan Antara Palestina & Israel, Ini 10 Fakta Sejarah Yerusalem Kota Suci 3 Agama

Sudan dulunya adalah musuh terikat dengan dunia Arab, dan penyelundupan itu dilakukan tanpa diketahui siapapun, entah di tempat itu atau di rumah.

3 dari 4 halaman

Operasi itu sangatlah rahasia, hanya orang-orang yang terlibat secara langsung saja yang tahu.

Agen mata-mata itu bahkan tidak mengatakan kepada keluarga mereka.

Yahudi Ethiopia termasuk dalam komunitas yang disebut sebagai Beta Israel (Rumah Israel), yang aslinya diselubungi misteri.

Selama berabad-abad, teori yang kuat mengatakan mereka merupakan keturunan dari elit Israel yang menemani putra Ratu Sheba dan Raja Solomon kembali ke Ethiopia pada 950 Sebelum Masehi, menyelundupkan Tabut Perjanjian bersamanya.

Namun teori itu kemudian diganti dengan mereka berhenti di sana setelah melarikan diri dari perang sipil di Israel kuno, atau lari sampai diasingkan setelah kehancuran Kuil Yahudi di Yerusalem pada 586 SM.

Sampai awal 1970-an, kepala rabbi Israel mengiklankan pandangan gambaran rabbi turun-temurun bahwa Beta Israel termasuk milik salah satu dari 10 suku yang hilang, yang hilang dari sejarah mengikuti serangan Kerajaan Israel pada abad ke-8 SM.

Yahudi Ethiopia menaati Torah, melakukan praktik Yahudi versi kitab mereka, dan berdoa di bangunan yang mirip dengan sinagog.

Namun, terisolasi dari umat Yahudi lain, mereka berpikir jika mereka adalah Yahudi yang tersisa di dunia.

Di tahun 1977 salah seorang anggota mereka, Ferede Aklum, dicari oleh otoritas Ethiopia untuk "aktivitas anti-pemerintah".

Aklum dicurigai bersimpati dengan pemberontak dan terlibat mendukung Yahudi untuk pindah ke Israel.

4 dari 4 halaman

Ia kemudian melarikan diri ke Sudan, bersama gelombang pengungsi Ethiopia non Yahudi yang melarikan diri dari perang sipil dan krisis pangan yang kian parah.

Lalu ia mengirim surat ke agen bantuan, memohon bantuan untuk pergi ke Israel dan akhirnya menemukan jalan ke Mossad.

Perdana Menteri Israel saat itu, Menachem Begin, mengira Aklum adalah pengungsi dari Eropa yang diduduki Nazi.

Israel ada sebagai tempat berlindung yang aman bagi orang Yahudi yang dalam bahaya, Beta Israel pun tidak terkecuali.

Akhirnya Aklum dijemput.

Baca juga: Arkeolog Israel Temukan Kain Ungu Berusia 1.000 SM yang Diyakini Pernah Dipakai Raja Daud

Baca juga: Potret Memilukan Kehidupan Tahanan Neve Tirza, Satu-satunya Penjara Wanita di Israel

Mossad memerintahkan salah satu operasinya, Dani, untuk temukan Ferede dan temukan cara menyelundupkan setiap orang Yahudi Ethiopia di Sudan keluar ke Israel.

Pencarian itu sulit, tapi akhirnya Dani bertemu dengan Ferede di Khartoum dan keduanya bekerja sama.

Ferede menyalurkan pesan kembali ke komunitasnya di Ethiopia, mengatakan jalan ke Yerusalem melalui Sudan, dan mereka harus mengikuti jejaknya.

Akhirnya pada periode sampai akhir tahun 1985, sekitar 14.000 Beta Israel mengambil kesempatan itu dan melakukan perjalanan berbahaya sejauh 800 km dengan berjalan kaki.

Saat itu 1.500 pengungsi Yahudi terbunuh di jalan, atau diculik.

Artikel ini telah tayang di Intisari.grid.id dengan judul Berkedok Sebuah Resort yang Bisa Menarik Wisatawan Asing, Ternyata Tempat Rekreasi Pantai Ini Sebenarnya Dijalankan Mata-mata Israel, Tujuannya Mengejutkan.

Selanjutnya
Sumber: Grid.ID
Tags:
resor mewahIsraelSudan
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved