TRIBUNTRAVEL.COM - Bulan Ramadan memang menjadi momen yang paling dinanti umat Muslim di seluruh dunia.
Menariknya, banyak daerah di Indonesia yang menggelar tradisi unik dalam menyambut bulan suci tersebut.
Seperti halnya yang dilakukan oleh masyarakat di Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Menjelang Ramadan, masyarakat di sana menggelar tradisi sadranan dengan berziarah ke makam keluarga atau leluhur.
Baca juga: Mengenal Meugang, Tradisi Unik Masyarakat Aceh Menjelang Bulan Suci Ramadan
Melansir laman TribunSolo.com, sadranan biasa dilakukan masyarakat saat memasuki bulan Ramadan, dan saat Hari Raya Idul Fitri.
Tradisi unik ini berlangsung di kompleks pemakaman yang berlokasi di dalam bekas Keraton Kartasura.

Menurut Juru Kunci Hastana Keraton Kartasura, Mas Ngabehi Surya Hastono Hadiprojonagaro, tradisi sadranan di sini sudah mulai digelar sejak 1945 silam.
Sejak saat itu, tradisi rutin digelar hingga sekarang ini untuk warga.
"Adanya tradisi ini bisa dikenal khususnya anak-anak. Ini juga untuk melestarikan budaya atau nguri-nguri budaya jawab," katanya.
Sejak 1816, bekas Kerajaan Mataram Islam itu memang dijadikan sebagai makam bagi kerabat keraton, dan warga sekitar.
Lalu muncul Undang-undang Cagar Budaya pada 2010, yang melarang adanya pemakaman di Keraton Kartasura.
Surya mengatakan, tradisi sadranan tahun ini berbeda dengan sadranan tahun-tahun sebelumnya.
"Sadranan dulunya dilakukan di bangsal petilasan Keraton Kartasura. Harinya Kamis ketiga bulan ruah, jamnya setelah Azar," ujar Surya.
"Mulai tahun ini ada perubahan. Karena dicari hari libur, dan jamnya pagi untuk antisipasi cuaca buruk," jelasnya.
Pada sadranan tahun ini sejumlah kelompok masyarakat yang tergabung dalam Greget Kartasura melakukan sadranan bersama di bekas Keraton Kartasura.
Lewat tradisi sadranan, diharapkan bisa mengangkat dan mengenal Keraton Kartasura.
Selama ini Keraton Kartasura lebih dikenal sebagai pemakaman bukan sebagai bekas kerajaan, padahal bisa untuk wisata sejarah.
Sementara itu kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandasari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menambahkan tradisi sadranan harus dilestarikan dan dimunculkan kembali.
"Ini warga biar tahu kalau di sini pernah berdiri Keraton Kartasura. Tradisi ini sangat bagus, apalagi perawatan rutin dilakukan, bahkan sekarang sudah ada petugas BPCB yang tugas di sini," tuturnya.
Gusti Moeng menegaskan, bagi Keraton Kasunanan Surakarta di sini ada leluhur yakni Nyai Sedah Mirah yang dimakamkan.
Ia merupakan ahli politik perempuan pada masa PB III dan menjadi pengageng perintah keputren yang membawahi pemerintahan putri-putri di keraton.
"Ini sudah jadi kewajiban keraton untuk tetap menjaga dan melestarikan makam beliau di bekas Kerajaan Kartasura," kata Gusti Meong.
"Saya berterima kasih dengan warga dan kelompok masyarakat yang sudah sadar untuk melestarikan, berharap kedepan ada perhatian dari pemerintah," tambahnya.
Baca juga: Mengenal Megibung, Tradisi Unik Unik Masyarakat Bali Jelang Bulan Ramadan
Baca juga: Tradisi Puasa Ramadan dari 5 Negara di Dunia, Ada yang Keliling dan Kumpulkan Permen
Baca juga: Deretan Tradisi Unik April Mop di Berbagai Negara, Saling Kirim Surat Berantai hingga Lempar Tepung
Baca juga: Yuk Jalan-jalan Virtual Sembari Mengintip Tradisi Ramadan 4 Negara di Dunia!
Baca juga: 10 Tradisi Unik dari Berbagai Daerah Indonesia yang Digelar saat Jelang Ramadan
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal Ramadan 2021 di sini.