TRIBUNTRAVEL.COM - Kalimantan Barat memiliki makanan khas berupa bubur.
Bubur di Kalimantan Barat ini lebih terkenal dengan sebutan Bubur Pedas.
Bubur Pedas dibuat dengan cara yang berbeda dengan bubur pada umumnya.
Pertama, beras dimasak hingga lembut, bubur pedas ini terbuat dari beras yang ditumbuk halus baru dimasak.
Bubur pedas juga memiliki fakta menarik dari sejarahnya.
Mulai dikenal sebagai makanan raja hingga sebagai alternatif makanan untuk berhemat.
Meski begitu tak menghilangkan kenikmatannya sedikit pun.
Dirangkum TribunTravel dari berbagai sumber, berikut fakta unik dari Bubur Pedas khas Samba, Kalimantan Barat.
Baca juga: Mencicipi Seafood 99, Kuliner Malam Legendaris di Jakarta yang Sudah Eksis Sejak 1972
1. Asal Mula Bubur Pedas

Bubur Pedas atau biasa disebut bubbor paddas merupakan makanan khas Sambas, Kalimantan Barat.
Berdasarkan cerita masyarakat, asal mula Bubur Pedas berawal dari suku Melayu yang menempati wilayah Singkawang, Pontianak dan sekitarnya.
Saat itu, ada seorang rasa yang sangat kaya raya.
Raja tersebut memimpin sebuah kerajaan di Negeri Sambas dan memiliki banyak pengawal juga asisten di istana.
Namun suatu hari, raja tersebut jatuh sakit, karena sakit, raja pun kehilangan nafsu makan.
Hal tersebut membuat semua penduduk istana khawatir.
Hingga akhirnya, raja memerintahkan seorang asistennya untuk bertugas sebagai juru masak di istana.
Asisten tersebut pun meracik beras dan sayur-mayur menjadi makanan dan obat untuk raja.
Saat disajikan, raja pun menyukai makanan buatan asistennya tersebut.
Lalu, raja menanyakan tentang daun yang dirasakan saat menyantap bubur.
Pada akhirnya bubur yang disantap sang raja diberi nama Bubur Pedas yang hingga kini semakin populer di Kalimantan Barat.
2. Sebagai makanan untuk berhemat
Bubur Pedas hanya akan dibuat pada saat acara kerajaan atau upacara-upacara adat yang sifatnya sakral.
Semakin berjalannya waktu, bubur pedas biasa dimakan oleh masyarakat Sambas untuk menghemat biaya.
Apalagi saat itu stok makanan mulai menipis secara terus menerus, bahkan juga terjadi saat perang.
Kondisi tersebut membuat masyarakat Sambas harus memutar otak untuk masak tanpa mengeluarkan biaya.
Cara tersebut adalah dengan membuat bubur pedas yang bahan-bahannya dapat diambil dari perkebunan di lingkungan sekitar.
3. Makna nama bubur pedas
Pasti kamu mengira bahwa bubur khas Sambas ini memiliki rasa yang super pedas.
Padahal kalimat pedas' hanya perumpamaan dari suku Melayu.
Jika dirasakan, rasa pedasnya tidak berlebihan, rasa pedas itu dihasilkan dengan lada yang telah disangrai.
Bubur Pedas biasanya disajikan dengan ikan teri goreng dan kacang tanah pada toppingnya.
4. Harga bubur pedas yang murah meriah
Bahan-bahan yang sederhana dan mudah didapat membuat bubur pedas sering dijual dengan harga yang terjangkau.
Kini bubur pedas masih mudah ditemukan di Sambas.
Bahkan banyak warung makan yang menawarkan menu tersebut.
Mulai dari kantin sekolah, pasar tradisional hingga restoran mewah.
Biasanya satu porsi bubur pedas dibanderol dengan harga Rp 7.000 hingga Rp 10.000 saja.
Meskipun dengan harga yang cukup terjangkau, Bubur Pedas ini cukup mengenyangkan saat disantap.
Baca juga: Mengenal Es Goyobod, Minuman Tradisional Khas Garut yang Populer saat Ramadan
Baca juga: Mengenal Berbagai Jenis Pempek Khas Palembang, Ada Lenjer hingga Lenggang
Baca juga: Mencicipi Pos Ketan Legenda 1967, Kuliner Legendaris Khas Kota Batu Jawa Timur
Baca juga: Menikmati Kelezatan Rabeg, Kuliner Khas Sultan Banten yang Melegenda
Baca juga: Mengenal 4 Keju Tradisional Indonesia, Ada Dangke hingga Dadiah, Sudah Pernah Coba?
(TribunTravel.com/ Septi Nandiastuti)