TRIBUNTRAVEL.COM - Puluhan ekor paus dilaporkan terdampar di pesisir Pantai Modung, Bangkalan, Jawa Timur.
Sontak, peristiwa langka ini menghebohkan warga yang tinggal di sekitar pesisir pantai.
Melansir dari Tribun Video, puluhan paus tersebut sempat didorong untuk kembali ke laut oleh para nelayan setempat.
Namun, hewan mamalia itu kembali ke area pantai pada Kamis malam (18/2/2021).
Peristiwa terdamparnya Paus jenis Pilot Whale pertama kali terjadi pada Kamis sore.
Total ada 52 ekor paus yang terdampar di kawasan Pantai Modung.
Baca juga: Beratnya Lebih dari 70 Ton, Ini Bangkai Paus Terbesar yang Pernah Ditemukan di Pelabuhan Italia
Namun, dilaporkan ada sebanyak 49 paus mati dan hanya menyisakan beberapa ekor saja yang masih hidup.
Sejumlah warga pun sudah berusaha membantu hewan mamalia ini kembali ke lautan, namun kesulitan karena alat yang tak memadai.
Bahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut serta dalam kegiatan ini.
Bangkai paus dikubur nelayan
Dikutip dari Kompas.com, Camat Modung Heri Arifin mengatakan, paus yang mati tersebut langsung dikubur nelayan karena dikhawatirkan membusuk dan mengeluarkan bau.
Sedangkan yang masih hidup telah dievakuasi untuk dikembalikan ke tengah laut.
"Masih ada tiga paus yang hidup, tapi terancam mati jika tidak segera dievakuasi ke tengah laut," ungkapnya.
Fenomena itu diketahui membuat heboh warga sekitar.
Tak sedikit dari mereka datang ke lokasi untuk melihat ikan paus tersebut.
Fenomena langka
Kepala Bidang Konservasi Sumberdaya Alam BKSDA Wilayah II Jawa Timur, RM Wiwied Widodo mengaku masih melakukan penyelidikan terkait kejadian itu.
Namun demikian, ia mengatakan terdamparnya satu koloni ikan paus di pantai tersebut merupakan fenomena langka.
Terlebih lagi, ikan paus merupakan mamalia laut yang diketahui memiliki sonar atau navigasi.
"Ini fenomena langka, biasanya yang terdampar di pantai hanya beberapa ekor, tapi ini sampai puluhan atau satu koloni. Kami sedang selidiki penyebabnya," katanya.
Ada beragam kemungkinan
Untuk melakukan penyelidikan terkait fenomena itu, BKSDA diberikan waktu tiga hari.
"Kami diberi waktu 3 hari untuk menjelaskan penyebabnya. Mohon ditunggu," ucap Widodo.
Saat ini, pihaknya mengaku sudah mengambil sampel pada paus yang terdampar itu untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Karena peristiwa itu merupakan fenomena langka, Widodo mengaku ada beragam kemungkinan penyebabnya.
"Penyebabnya bisa beragam, dari gangguan sonar yang bisa berasal dari gangguan alam seperti gempa atau patahan bumi, atau bahkan mereka hanya mencari makan," terang dia.
Baca juga: Nelayan Thailand Temukan Muntahan Ikan Paus Seberat 7 Kilogram, Ditaksir Harganya Capai Rp 4 Miliar
Baca juga: Uniknya Museum di Norwegia, Bangunannya Dirancang Mirip Seperti Ekor Ikan Paus
Baca juga: Paus 65 Ton Mati Terdampar, Turis Diperingatkan Soal Peningkatan Aktivitas Hiu di Pantai
Baca juga: Kuburan Paus hingga Kapal Penuh Emas, Ini 10 Hal Teraneh yang Ditemukan di Gurun Pasir
Baca juga: Dikira Muntahan Ikan Paus, Ibu dan Anak Ini Bawa Pulang Granat Perang Dunia II, Apa yang Terjadi?
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)