TRIBUNTRAVEL.COM - Perayaan Tahun Baru Imlek sangat identik dengan kehadiran kue keranjang.
Nama kue keranjang diambil dari nama wadah cetakannya yang berbentuk keranjang.
Kue yang terbuat dari tepung ketan dan gula ini memiliki tekstur yang kenyal dan lengket.
Dalam penyajiannya kue keranjang kerap disusun bertingkat, hal tersebut memiliki makna peningkatan dalam hal rezeki dan kemakmuran.
Sedangkan bentuknya yang bulat memiliki makna agar keluarga yang merayakan Tahun Baru Imlek dapat terus bersatu dan rukun dalam menghadapi tahun yang akan datang.
Menjelang Tahun Baru Imlek 2021 ini, kue keranjang tentu menjadi kuliner yang sangat diburu masyarakat.
Baca juga: 6 Pecinan di Indonesia yang Terkenal dengan Perayaan Imlek Meriah
Nah, jika kamu juga ingin berburu kue keranjang, tak ada salahnya untuk mengunjungi salah satu produsen kue keranjang paling legendaris, yakni Nyonya Lauw.
Kue keranjang Nyonya Lauw berlokasi di Gang SPG Nomor 55 Karang Sari, Neglasari, Tangerang, Banten.
Jelang perayaan Tahun Baru Imlek, pesanan kue keranjang Nyonya Lauw biasanya selalu meningkat.
Dilansir TribunTravel dari situs resmi Pemerintah Kota Tangerang pada Rabu (15/1/2020), menjelang perayaan Tahun Baru Imlek pesanan kue keranjang di Pabrik Nyonya Lauw kebanjiran pesanan.
Pabrik yang memproduksi kue keranjang sejak tahun 1962 ini merupakan usaha keluarga.
Pemiliknya adalah Nyonya Lauw Nyim Keng atau lebih dikenal dengan nama Bu Siti, saat ini pabrik tersebut dikelola keturunan ketiga Nyonya Lauw.

Iin, salah salah satu pengelola di Pabrik Nyonya Lauw mengatakan bahwa menjelang perayaan Tahun Baru Imlek permintaan kue keranjang memang selalu meningkat.
Jika hari biasa hanya memproduksi 1 ton, namun saat menjelang Tahun Baru Imlek bisa mencapai tiga ton.
Kue keranjang Nyonya Lauw dijual dengan harga Rp 40.000 per kilogram.
Kue keranjang milik Nyonya Lauw ini biasanya dijual ke daerah Jakarta dan Tangerang.
Menurut Iin, bahan baku utama pembuatan kue keranjang ini tak jauh berbeda dengan pembuatan kue keranjang pada umumnya, yakni menggunakan beras ketan, gula putih, dan daun pandan wangi.
Menariknya, proses produksi kue keranjang di tempat ini masih menggunakan alat tradisional.
"Cara membuatnya cukup mudah, tapi proses produksi dengan alat tradisional memakan waktu yang sangat lama, sekitar 12 hingga 16 jam," ungkapnya.
Yu Sheng, Kuliner Khas Imlek yang Disantap dengan Cara Unik
Makanan khas Imlek apa yang kamu tunggu-tunggu?
Selain mi, ikan bandeng, ayam kodok, jiao zi, dan kue keranjang, ada juga yu sheng, nih!
Melansir dari laman Bobo.grid.id, cara menyantap yu sheng terbilang cukup unik.
Sebelum dimakan, yu sheng yang disajikan dalam piring besar harus diangkat tinggi-tinggi menggunakan sumpit.
Tahukah kamu, ada makna khusus di balik tradisi menyantap yu sheng ini?
Makna Yu Sheng, Salad Khas Imlek
Yu sheng adalah makanan berupa salad segar yang disajikan saat Imlek.
Berbeda dari kebanyakan makanan Imlek lainnya yang berasal dari budaya Tionghoa, yu sheng ini adalah makanan khas Singapura.
Meski demikian, makanan ini juga dikenal di Malaysia dan Indonesia, teman-teman.
Yu sheng terdiri dari beberapa macam bahan, yaitu sekitar 17 bahan segar seperti sayur-sayuran, buah, ikan segar, dan hidangan laut lainnya.
Beberapa campuan yu sheng misalnya ada wortel, jeruk bali, ubur-ubur, rumput laut, manisan gula, lobak putih, wijen, kerupuk, kacang, dan ikan salmon.
Nantinya, bahan-bahan itu diberi saus khusus.
Kemudian setelah ditata, yu sheng disajikan di sebuah piring besar, teman-teman.
Ini karena yu sheng adalah hidangan untuk disantap satu keluarga.

Hal ini melambangkan keberkahan dan kebersamaan satu keluarga yang menyantapnya.
Tujuh belas bahan yang dicampurkan ke dalam yu sheng juga memiliki makna khusus, yaitu menyimbolkan rezeki dan nomor ganjil dianggap bernilai lebih.
Selain itu, bahan seperti kacang menyimbolkan emas dan perak, sementara kerupuk menyimbolkan emas murni, dan wijen melambangkan berkah rezeki.
Beberapa bahan dalam yu sheng juga diparut memanjang sehingga bentuknya seperti mi.
Lo Hei, Tradisi Mengangkat Yu Sheng Tinggi-Tinggi
Saat mencampur yu sheng juga ada urutannya, misalnya jeruk diperas di atas salmon, kemudian salmon ditata di atas wortel.
Kemudian saus dituangkan dengan cara diputar agar seluruh keluarga terpenuhi keberkahannya.
Setelahnya, dimulailah lo hei. Lo hei adalah tradisi mengaduk dan mengangkat yu sheng tinggi-tinggi menggunakan sumpit.
Semua anggota keluarga melakukan ini sambil mengucapkan “Lo hei… lo hei…”.
Semakin tinggi salad diangkat menggunakan sumpit, maka dipercaya semakin banyak rezeki di tahun baru kali ini.
Itulah makna di balik tradisi unik menyantap yu sheng.
Baca juga: 7 Kuliner Khas Imlek Ini Dipercaya Bisa Mendatangkan Keberuntungan, Apa Saja?
Baca juga: 8 Pantangan saat Perayaan Tahun Baru Imlek, Termasuk Tak Boleh Makan Bubur dan Menjahit
Baca juga: Fakta Unik Lontong Cap Go Meh, Hidangan Hari ke-15 Tahun Baru Imlek
Baca juga: 4 Pantangan saat Imlek, Termasuk Larangan Menutup Pintu Rumah
Baca juga: Asal Usul Kue Keranjang Selalu Hadir saat Imlek, jadi Dinding Kuat hingga Hidangan Kesukaan Dewa
(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha)