TRIBUNTRAVEL.COM - Siapa yang suka makan lontong opor? Hidangan yang satu ini memang nikmat.
Bagaimana dengan lontong cap go meh? Apa kamu sudah pernah mencobanya?
Lontong cap go meh adalah hidangan khas hari terakhir perayaan Imlek.
Nah, di Indonesia, masyarakat keturunan Tionghoa punya makanan khas yaitu lontong cap go meh.
Cari tahu kisahnya, yuk!
Hidangan Spesial Cap Go Meh
Pada hari ke-15 Tahun Baru Imlek, ada banyak keluarga keturunan Tionghoa yang akan berkumpul untuk makan malam bersama.
Hari ke-15 ini disebut Cap Go Meh. Cap Go Meh diambil dari dialek Hokkian yang artinya malam ke-15 atau malam bulan purnama menurut kalender Tionghoa.
Lontong cap go meh adalah masakan peranakan. Makanan ini adalah campuran dari masakan Tiongkok dan Jawa.
Menurut pemerhati budaya Tionghoa, Agni Malagina, lontong Cap Go Meh ini ditemukan di sekitar wilayah pesisir Jawa.
Saat ini lontong Cap Go Meh juga bisa dinikmati sepanjang tahun, karena ada banyak restoran yang menyajikannya. Terutama di wilayah pantai utara Jawa.
TONTON JUGA
Ada beberapa sejarah tentang bagaimana kisah awal lontong Cap Go Meh ini.
Yang pertama, ada yang mengisahkan kalau imigran Tiongkok abad ke-14 di Indonesia menikah dengan perempuan Jawa. Kemudian terciptalah budaya Peranakan Tionghoa-Jawa.
Nah, di Tiongkok, orang-orang merayakan Tahun Baru Imlek dengan hidangan kue beras atau yuan xiao.
Kue beras inipun digantikan dengan lontong, yang juga dibuat dari beras. Kemudian disajikan dengan masakan Jawa.
Makna dan Sejarah Nama Lontong Cap Go Meh
Lontong Cap Go Meh dipercaya sebagai simbol perpaduan dua budaya, suasana meriah tahun baru dan simbol keberuntungan.
Lontong yang dibungkus memanjang dianggap sebagai simbol usia panjang.
Telur yang menjadi pelengkap hidangan dianggap sebagai simbol kebeuntungan.
Dan kaldu santan dan kunyit dianggap melambangkan emas yang merupakan simbol kemakmuran.
Nama Lontong Cap Go Meh sendiri punya cerita saat Laksamana Cheng Ho (Zheng He) berlabuh di Semarang, Jawa Tengah.
Di sana, dia mengadakan lomba membuat sup terbaik untuk perayaan Cap Go Meh.
Satu kepala desa ikut serta dan membuat menu spesial.
Laksamana Cheng Ho mengatakan pada satu prajuritnya, "luang tang shiwu ming".
Artinya, makanan kepala desa ini berada di urutan ke-15.
Nah, prajuritnya mengucapkan kalimat tersebut dengan dialek Hokkian, sehingga pengucapannya mirip "luan dang cap go mia".
Kepala desa dan peserta lainnya mengira Laksamana Cheng Ho menamai sup buatannya sebagai lontong Cap Go Meh.
Sejak saat itu, sup tersebut disebut lontong Cap Go Meh
• 5 Fakta Unik Cap Go Meh, Disebut Hari Kasih Sayang Versi China
• Fakta Unik Cap Go Meh, Festival yang Diadakan pada Hari ke-15 Setelah Imlek
• Perayaan Imlek dan Cap Go Meh 2020 di Singkawang, Ada Pawai Lampion hingga Prosesi Buka Mata Naga
• Ini Jadwal Perayaan Imlek dan Cap Go Meh di Singkawang, Parade Tatung Berlangsung Februari 2020
• Jadwal Perayaan Imlek dan Cap Go Meh Singkawang 2020
Artikel ini telah tayang di bobo.grid.id dengan judul Kisah di Balik Lontong Cap Go Meh, Hidangan Hari ke-15 Tahun Baru Imlek