Breaking News:

Tinggalkan Kamar Hotel untuk Temui Tunangannya saat Karantina, Pria Ini Dihukum 6 Bulan Penjara

Seorang pria Inggris berusia 52 tahun didakwa melanggar karantina wajib 14 hari di Singapura untuk bertemu tunangannya.

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Sinta Agustina
GoAbroad.com
Singapura 

TRIBUNTRAVEL.COM - Seorang pria Inggris berusia 52 tahun didakwa melanggar karantina wajib 14 hari di Singapura untuk bertemu tunangannya.

Menurut Otoritas Imigrasi Negara tersebut, Skea Nigel meninggalkan kamar hotel tempatnya karantina wajib demi bertemu tunangannya yang berkewarganegaraan Singapura.

Ia meninggalkan kamar hotel bintang lima Ritz-Carlton Millenia sebanyak tiga kali pada September 2020.

Dilaporkan Insider, Nigel diduga meninggalkan kamarnya tanpa mengenakan masker pada pukul 02.00 untuk bertemu dengan Agatha Maghesh Eyamalai.

Baca juga: Masuk Daftar Pencarian Teratas di 44 Negara, Ini Makanan Take Away Paling Populer Tahun 2020

Agatha diketahui memesan kamar di hotel yang sama meski dirinya tidak dikarantina.

Atas aksinya ini, Nigel bisa menghadapi hukuman enam bulan penjara atau denda sekitar 7.500 dolar AS (Rp 105 juta), atau bisa keduanya.

Tindakan Nigel ini dikonfirmasi oleh Juru Bicara Immigration & Checkpoints Authority (ICA) kepada Insider.

Ia menyebutkan bahwa pada September lalu, Nigel sedang menjalani karantina wajib selama 14 hari di Ritz-Carlton Millenia.

Pada 21 September, Nigel meninggalkan kamarnya pada tiga kesempatan terpisah tanpa mengenakan masker, menurut laporan ICA dalam siaran pers.

Dalam salah satu kesempatan itu, dia meninggalkan kamarnya di lantai 14 sekitar pukul 02.00 dan pergi ke lantai 27 untuk bertemu dengan tunangannya.

2 dari 3 halaman

Tunangan Nigel, Agatha dituduh bersekongkol dengan pelanggaran persyaratan karantina yang wajib dijalani Nigel.

Singapura Wajibkan Karantina Selama 14 Hari

Singapura mempertahankan angka COVID-19 rendah dalam beberapa bulan terakhir dengan secara ketat memberlakukan karantina 14 hari untuk pekerja dan warga negara asing yang masuk.

Dikenal sebagai pemberitahuan tinggal di rumah (SHN), karantina paling sering diterapkan di hotel yang ditunjuk pemerintah.

Dalam banyak kasus, orang dikarantina di hotel bintang lima seperti Ritz-Carlton atau Shangri-La yang sangat mewah.

Selama karantina 14 hari, pelancong harus tetap di kamar mereka setiap saat kecuali untuk keberangkatan singkat untuk tes COVID-19 yang diperlukan.

Masa karantina telah membantu Singapura sangat mengurangi jumlah keseluruhan kasus COVID dan kematiannya.

Sejak awal pandemi, negara itu mencatat hampir 59.000 kasus dan 29 kematian.

Tanggapan Pihak Hotel

Seorang juru bicara Ritz-Carlton Millenia, sebuah hotel bintang lima di jantung Marina Bay Singapura di mana masa menginap satu malam saat ini mulai dari sekitar 360 dolar AS (Rp 5 jutaan).

3 dari 3 halaman

Menanggapi aksi yang dilakukan Nigel, juru bicara Ritz-Carlton Millenia mengaku tidak bisa berkomentar lebih.

"Untuk alasan privasi, kami tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut tentang insiden tertentu," kata juru bicara itu.

Orang asing seperti Nigel mungkin juga akan dicabut izinnya untuk tinggal atau bekerja di Singapura, seperti yang telah dilakukan oleh negara itu.

Sejak Mei, Singapura telah mencabut setidaknya 44 izin kerja dari orang-orang yang melanggar persyaratan SHN.

Baca juga: Kenapa Seprai Hotel Kebanyakan Berwarna Putih? Ternyata Ini Alasannya

Baca juga: Viral Video, Wanita Ini Bagikan Pengalaman Karantina di Hotel dengan Pelayanan Terbaik

Baca juga: Menginap di Hotel Berlapis Emas Pertama di Dunia, Berapa Tarif Per Malam?

Baca juga: Demi Hasil Foto Sempurna, Wanita Ini Nekat Bergelantungan di Balkon Hotel Lantai 11

Baca juga: Misteri Kematian Pramugari di Bak Mandi Hotel Mewah, Tersangka Mengaku Suka Sesama Jenis

(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
SingapuraCovid-19TribunTravel Curry Puff Popiah Widi Astutik Fomepizole
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved