Breaking News:

Ilmuwan Temukan Planet Super-Earth yang Diprakirakan Berusia 14 Miliar Tahun

Awal pekan ini, tim peneliti mengumumkan penemuan TOI-561b, sebuah planet berbatu di luar tata surya yang dianggap sebagai 'super-Earth'.

Flickr/ Kevin Gill
Ilustrasi Super-Earth, exoplanet tertua yang pernah ditemukan. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Dalam 30 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan lebih dari 4.000 planet di luar tata surya kita.

Namun, penemuan terbaru mereka tampaknya sedikit membingungkan.

Awal pekan ini, tim peneliti mengumumkan penemuan TOI-561b, sebuah planet berbatu di luar tata surya yang dianggap sebagai 'super-Earth'.

Planet tersebut memiliki jarak sekira 280 tahun cahaya dari Bumi.

Lalu, apakah super-Earth bisa dihuni layaknya Bumi?

Jawabannya adalah tidak, super-Earth terlalu panas untuk menopang semua jenis kehidupan seperti di Bumi.

Baca juga: 5 Tempat Ini Memiliki Cuaca Paling Ekstrem di Bumi, Termasuk Yungay yang Mirip Planet Mars

Melansir laman Travel + Leisure, Jumat (15/1/2021), super-Earth terletak sangat dekat dengan bintangnya.

Periode orbit planet tersebut hanya selama 12 jam.

Kemungkinan, super-Earth memiliki suhu permukaan yang mencapai 3.140 derajat Fahrenheit atau setara 1726 derajat Celcius.

Suhu yang sangat panas bukan? Itulah mengapa super-Earth tidak akan bisa dihuni oleh makhluk yang ada di Bumi.

2 dari 4 halaman

Namun, yang mengejutkan para ilmuwan adalah fakta bahwa meskipun ukuran planet ini dua kali lipat ukuran Bumi, kemungkinan besar ia memiliki kepadatan yang serupa.

"Ini mengejutkan karena kami mengira super-Earth memiliki tingkat kepadatan yang lebih tinggi," kata ahli astrofisika planet, Stephen Kane, dalam pernyataan yang dirilis oleh University of California, Riverside.

"Ini sesuai dengan anggapan bahwa planet ini sangat tua," tambahnya.

Planet-planet kuno yang terbentuk selama tahun-tahun galaksi Bima Sakti lebih kecil kemungkinannya memiliki unsur-unsur berat di dalamnya.

Hal itu karena unsur-unsur tersebut terbentuk melalui fusi pada bintang yang lebih tua.

Dengan demikian, para ilmuwan memperkirakan bahwa super-Earth berusia sekira 14 miliar tahun.

Menurut sebuah studi baru dari NASA, ada lebih dari 300 juta planet yang berpotensi dapat dihuni di galaksi kita.
Ilmuwan telah menemukan super-Earth di Galaksi Bima Sakti. (Flickr/ sasta kelas6)

"TOI-561b adalah salah satu planet berbatu tertua yang pernah ditemukan," kata rekan postdoctoral University of Hawaii dan ketua tim Lauren Weiss dalam pernyataannya.

"Keberadaannya menunjukkan bahwa alam semesta telah membentuk planet berbatu hampir sejak pembentukannya 14 miliar tahun yang lalu," ujarnya.

Ilmuwan Temukan Planet Ekstrem, Terdapat Hujan Bebatuan dan Lautan Lahar

Jika kamu mengira planet yang kita tempati buruk, cobalah untuk pindah ke planet K2-141b.

3 dari 4 halaman

Para ilmuwan telah menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai salah satu planet paling ekstrem yang pernah ditemukan di tepi tata surya kita.

Lantas, seberapa ekstrem planet tersebut?

Melansir laman Travel and Leisure, planet K2-141b ini memiliki laut yang awalnya terbuat dari lava cair.

Selain itu, planet K2-141b juga mengalami hujan bebatuan dan memiliki angin supersonik.

“Studi ini adalah yang pertama membuat prediksi tentang kondisi cuaca di K2-141b yang dapat dideteksi dari jarak ratusan tahun cahaya dengan teleskop generasi berikutnya seperti James Webb Space Telescope,” kata Giang Nguyen, seorang mahasiswa PhD di York University, dan penulis utama studi tersebut.

Penulis juga mengatakan bahwa planet K2-141b memiliki siklus air seperti di Bumi yang menyebabkan air menguap dan naik ke atmosfer, lalu turun sebagai hujan, begit juga dengan natrium, silikon monoksida, dan silikon dioksida di K2-141b.

Artinya, uap mineral akan menguap dan kemudian jatuh lagi sebagai hujan namun bukan air melainkan bebatuan.

Meskipun ini mungkin tampak sangat liar, sebenarnya ini adalah proses yang mungkin telah dilalui Bumi juga.

“Semua planet berbatu, termasuk Bumi, dimulai sebagai dunia cair tetapi kemudian mendingin dan mengeras dengan cepat. Planet K2-141b memberi kita pandangan yang langka pada tahap evolusi planet ini,” kata Profesor Nicolas Cowan, yang mengawasi penelitian tersebut.

Di luar lautan yang mencair dan curah hujan berbatu, penulis juga menemukan bahwa sekitar dua pertiga planet ini berada di siang hari secara terus-menerus.

4 dari 4 halaman

Ini disebabkan karena kedekatan planet dengan bintangnya, yang membuatnya terkunci secara gravitasi.

Sementara satu sisi berada di bawah sinar matahari abadi, sisi lainnya berada dalam kegelapan total, menyebabkan sisi tersebut memiliki suhu di bawah -200 derajat celsius.

“Penemuan kami mungkin berarti bahwa atmosfer sedikit meluas di luar pantai laut magma, ini membuatnya lebih mudah dikenali dengan teleskop luar angkasa,” kata Cowan.

Selanjutnya, para ilmuwan akan menguji prediksi mereka tentang cuaca liar planet itu menggunakan lebih banyak data dari Spitzer Space Telescope, yang seharusnya memberi mereka pandangan lebih akurat pada suhunya.

Baca juga: Calypso Venus Scout, Misi Terbaru NASA ke Planet Venus yang Terkenal Susah Diselidiki

Baca juga: Unik, Salah Satu Satelit Planet Saturnus Ini Berbentuk Seperti Kentang

Baca juga: 21 Tahun di Bumi, Meteorit Mars Akan Dipulangkan NASA ke Planet Asalnya

Baca juga: Mengapa Bumi Tidak Dinamakan dengan Nama Dewa dan Dewi Seperti Planet Lainnya? Ini Alasannya

Baca juga: NASA Ungkap Ada Sekira 300 Juta Planet di Galaksi yang Layak Huni

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
ilmuwanSuper-EarthTribunTravel.comsistem tata surya Agus Purwanto Marie Curie Charles Babbage Gregory Pincus Johannes Kepler Alexander Fleming Max Planck Gregor Mendel Louis Pasteur
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved