Breaking News:

Kisah 2 Pesawat yang Berhasil Lakukan Pendaratan Darurat di Atas Sungai, Indonesia dan Amerika

Di dunia, sejauh ini hanya ada dua kisah pesawat yang berhasil melakukan pendaratan darurat di atas sungai. Pesawat apa saja dan kapan?

Penulis: ronnaqrtayn
Editor: ronnaqrtayn
Flickr/Gilang Fadhli
Ilustrasi maskapai Garuda Indonesia yang pernah berhasil melakukan pendaratan darurat di atas Sungai Bengawan Solo, Surakarta. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Baru-baru ini dunia penerbangan Indonesia tengah dirundung duka atas jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu.

Hingga kini pihak berwenang masih terus berupaya untuk mengevakuasi pesawat tersebut dari dasar laut.

Pihak keluarga yang ditinggalkan oleh para penumpang dan awak pesawat pun dirundung pilu karena harus kehilangan keluarganya.

Jika mundur ke belakang, cukup banyak kecelakaan pesawat komersil yang terjadi dalam kurun waktu 10 tahun.

Sebut saja kecelakaan pesawat Lion Air JT610 yang terjadi pada Oktober 2018 lalu.

Kecelakaan ini menelan korban sebanyak 108 penumpang dan 8 awak pesawat.

Baca juga: Mengapa Kebanyakan Jalur Pesawat Berada di Atas Laut? Ini Alasannya

Meski kecelakaan pesawat terus terjadi, ada pula kecelakaan pesawat yang dikategorikan sebagai sebuah keajaiban.

Pasalnya, pesawat ini mampu mendarat di atas sungai dengan sangat sedikit korban jiwa dan sebagian besar orang selamat.

Berikut kisah 2 pesawat yang berhasil lakukan pendaratan darurat di atas sungai.

1. Garuda Indonesia GA421 mendarat di atas Bengawan Solo

2 dari 4 halaman

Insiden mendarat darurat pesawat Garuda Indonesia GA421 ini terjadi hampir dua dekade yang lalu, yakni pada 16 Januari 2002.

Pesawat Garuda Indonesia GA421 dijadwalkan terbang dari Selaparang, Mataram pada pukul 15.00 WITA dan tiba di Yogyakarta sekitar pukul 17.30 WIB.

TONTON JUGA:

Penerbangan rute Mataram-Yogyakarta ini mengalami mati mesin dalam penerbangan menuju kota Yogyakarta akibat menembus badai hujan dan es.

Saat meninggalkan ketinggian jelajah untuk turun ke Bandara Adisutjipto di atas wilayah Rembang, Kapten Abdul Rozak yang menjadi pilot saat itu memutuskan untuk sedikit menyimpang dari rute seharusnya, atas izin ATC.

Hal itu dilakukan karena di depan pesawat terdapat awan yang mengandung hujan dan petir.

Sekitar 90 detik setelah memasuki awan yang berisi hujan, saat pesawat turun ke ketinggian 18.000 kaki dengan kondisi mesin dalam posisi idle, kedua mesin tiba-tiba mati dan kehilangan daya dorong (thrust).

Pilot dan kopilot pun saat itu mencoba untuk menghidupkan unit daya cadangan (auxiliary power unit/APU) untuk membantu menyalakan mesin utama, tetapi tidak berhasil.

Mesin pesawat B737-300 Garuda Indonesia yang terendam di anak sungai Bengawan Solo dalam insiden GA421 pada 2002 lalu.
Mesin pesawat B737-300 Garuda Indonesia yang terendam di anak sungai Bengawan Solo dalam insiden GA421 pada 2002 lalu. (Airlive.net via Kompas.com)

Ketika pesawat sampai di ketinggian 8.000 kaki dan kedua mesin belum berhasil di-restart, pilot melihat alur anak sungai Bengawan Solo dan memutuskan untuk melakukan pendaratan di sana.

Pesawat pun melakukan ditching tanpa mengeluarkan roda pendaratan maupun flaps (menjulurkan sayap).

3 dari 4 halaman

Keputusan krusial yang diambil oleh Kapten Abdul Rozak mampu menyelamatkan seluruh penumpang.

Dari total 60 orang, satu awak kabin tewas, 12 orang penumpang mengalami luka berat serta 10 penumpang mengalami luka ringan.

2. US Airways Penerbangan 1549 mendarat di atas Sungai Hudson

Pesawat US Airways 1549 yang juga dijuluki sebagai Miracle of the Hudson yang berarti keajaiban di Hudson behasil mendarat di atas Sungai Hudson pada 15 Januari 2009.

Pesawat Airbus A320 ini lepas landas dari Bandara LaGuardia, New York sekitar pukul 15:25 dengan tujuan akhir Bandara Internasional Seattle-Tacoma, Washington.

Baru 2 menit berada di udara, pesawat yang dikepalai oleh Kapten Chesley 'Sully' Sullenberger ini ditabrak oleh sekawanan burung yang kemudian masukke dalam mesin pesawat dan membuat mesin berhenti.

Kondisi ini terjadi di kedua mesin pesawat.

Kehilangan kedua mesin memaksa pesawat untuk mendarat darurat.

Namun, situasi saat itu tidak memungkinkan untuk berputar arah dan kembali ke bandara keberangkatan atau mendarat di bandara terdekat.

Sebuah Airbus A320-200 milik maskapai US Aiways mendarat darurat di Sungai Hudson, New York setelah menabrak sekawanan burung yang mengakibatkan kerusakan mesin. Dalam peristiwa yang kemudian disebut sebagai Keajaiban di Sungai Hudson itu seluruh 150 penumpang dan lima awaknya selamat.
Sebuah Airbus A320-200 milik maskapai US Aiways mendarat darurat di Sungai Hudson, New York setelah menabrak sekawanan burung yang mengakibatkan kerusakan mesin. Dalam peristiwa yang kemudian disebut sebagai Keajaiban di Sungai Hudson itu seluruh 150 penumpang dan lima awaknya selamat. (Reuters via Kompas.com)

Berbekal pengalaman sebagai instruktur dan pilot selama bertahun-tahun, ditambah pengetahuannya tentang keselamatan penerbangan, Sullenberger memutuskan untuk membelokkan pesawat sejajar dengan aliran Sungai Hudson.

4 dari 4 halaman

Ia menilai, mendaratkan pesawat di atas permukaan air adalah pilihan terbaiknya.
Keputusannya pun tepat.

Berkat manuvernya, meski ada beberapa yang menderita luka, seluruh 155 penumpang pesawat selamat.

Selama proses evakuasi, Kapten Sullenberger menolak untuk turun dari pesawat sebelum seluruh penumpang selesai dievakuasi.

Berkat perannya dalam insiden tersebut, Sullenberger mendadak menjadi seorang pahlawan dan dikenal di seluruh dunia.

Ia bahkan berkesempatan bertemu dengan Presiden George W Bush dan diundang dalam pelantikan Presiden Barack Obama.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Garuda IndonesiaUS Airwayskecelakaan pesawat
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved