Breaking News:

Tak Ingin Keindahan Alamnya Rusak, Pulau Indah Ini Lakukan Reboisasi Besar-besaran

Pulau-pulau di Seychelles sedang gencar memperbaiki dan menjaga kelestarian alam yang rusak karena rentan perubahan iklim.

Flickr/flowcomm
Seychelles, negara di Afrika Timur. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Seychelles merupakan sebuah negara kepulauan Semudera Hindia yang terletak sekira 900 mil di lepas pantai Afrika Timur.

Memiliki 115 pulau tropis, surga di bumi ini terkenal karena alamnya yang subur dan pemandangannya yang menawan.

Tak hanya itu, Seychelles juga populer dengan keanekaragaman hayati yang unik.

Kendati demikian, pulau indah tersebut ternyata juga rentan terhadap perubahan iklim.

Baca juga: Fakta Dibalik Rumah yang Bertengger di Pulau Terpencil Selama Puluhan Tahun

Melansir laman Travel + Leisure, Selasa (29/12/2020), hutan di pulau terpadat negara itu, Praslin, telah dihancurkan oleh kebakaran dalam beberapa dekade terakhir.

Bahkan, kondisi Parslin juga diperburuk dengan meningkatnya kekeringan, erosi, dan pembukaan lahan pertanian.

Kebakaran pada Agustus 2020, menyebabkan sekira 40 persen hutan di pulau itu tak mungkin pulih tanpa adanya intervensi.

Mengetahui hal tersebut, kini semakin banyak konservasionis (orang yang mempertahankan kelestarian alam) bertekad untuk mengambil tindakan.

Sebuah organisasi bernama Terrestrial Restoration Action Society didirikan dan dipimpin Dr. Elvina Henriette, seorang ahli biologi konservasi di Universitas Seychelles.

Organisasi tersebut bertujuan membantu pemerintah mempekerjakan mitra lokal untuk menanam 500.000 pohon di seluruh Praslin selama lima tahun ke depan.

2 dari 2 halaman

Menariknya, Terrestrial Restoration Action Society juga mempekerjakan para staf pariwisata yang dipecat akibat pandemi Covid-19.

Segmen pertama yang akan menambah 25.000 pohon kelapa sawit baru, bakau, dan lebih banyak spesies akan selesai bulan ini.

Seychelles
Seychelles (Flickr/flowcomm)

Inisiatif untuk memperbaiki alam di Seychelles tak berhenti di situ, banyak hotel juga melakukan bagiannya.

Di pulau utama, Mahe, resor bintang 5 Constance Ephelia mengurangi konsumsi plastik dengan mendaur ulang 800 botol air minum setiap hari.

Resor tersebut juga mengairi lahan dengan air kelabu (air limbah yang berasal dari aktivitas domestik seperti binatu, cuci piring, dan mandi) yang diolah menggunakan tenaga surya.

Hilton Seychelles Labriz Resort & Spa di Pulau Silhouette baru-baru ini juga meluncurkan taman aquaponic yang mengonsumsi air 95 persen lebih sedikit daripada metode pertanian tradisional.

Dengan ikan dan sayuran dalam lingkungan simbiosis, menghasilkan kira-kira 20 pon produk setiap minggu untuk digunakan di restoran resor.

Sedangkan di Ile du Nord yang sangat mewah, resor menjalankan program konservasi yang membantu menghilangkan flora dan fauna invasif dan membangun kembali spesies asli seperti penyu sisik dan merpati biru Seychelles.

Baca juga: Seorang Pria Dipenjara Akibat Menyeberangi Pulau Naik Jet Ski Selama 4 Jam untuk Bertemu Kekasihnya

Baca juga: Dibangun Tahun 1953 di Pulau Terpencil dan Tak Miliki Tetangga, Siapa Pemilik Rumah Misterius Ini?

Baca juga: Fakta Unik Rumah Paling Kesepian di Dunia, Satu-satunya Bangunan di Pulau Terpencil Tak Berpenghuni

Baca juga: Kamu Dapat Mengunjungi Pulau Indah Ini dengan 3 Kali Tes dan Karantina Selama 4 Hari

Baca juga: Dulunya Penjara, Pulau di Norwegia Ini Bakal Dijual untuk Umum

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Afrika TimurSamudera HindiaSeychellesCovid-19
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved