TRIBUNTRAVEL.COM - Pesawat sama seperti transportasi lainnya yang mungkin saja mengalami kondisi darurat ketika beroperasi.
Tak sedikit pesawat yang harus mengevakuasi penumpangnya ketika keadaan darurat terjadi.
Pramugari pun berperan penting dalam mengevakuasi penumpang, dan hanya diberi waktu 90 detik untuk melakukannya.
Tapi tahukah kamu, kenapa penumpang pesawat harus dievakuasi dalam waktu 90 detik?
Baca juga: 6 Perilaku Menyebalkan Penumpang Pesawat, Termasuk Memonopoli Sandaran Tangan
Apakah ada alasan khusus dibalik waktu yang singkat untuk proses evakuasi ini?
Melansir laman Simple Flying, Senin (14/12/2020), ini rupanya menjadi persyaratan wajib yang harus dimiliki pesawat baru.
Sebagai bagian dari pengujian pesawat baru, produsen pesawat harus menunjukkan bahwa semua penumpang dapat dievakuasi dalam waktu 90 detik dalam keadaan darurat.

Jika tidak mematuhi, maka otoritas penerbangan tidak akan menyetujui sertifikasi keselamatannya.
Pengaturan lamannya waktu evakuasi ini rupanya berawal dari beberapa keadaan darurat yang pernah terjadi.
Kebakaran Pasca Tabrakan
Pada awal 1960-an, penelitian dilakukan untuk mengetahui penyebab dan perkembangan kebakaran setelah pesawat jatuh.
Pada bulan April 1964, FAA menguji kecelakaan pesawat angkut Douglas DC7, dan pada bulan September tahun yang sama, ditindaklanjuti dengan uji tabrak Lockheed L1649.
Tes tersebut bertujuan untuk menyimulasikan kecelakaan nyata yang telah terjadi dengan korban jiwa.
Kamera berkecepatan tinggi dipasang di dalam pesawat dan di sekitar lokasi kecelakaan untuk merekam efek dari dampak pada pesawat dan pilot dan penumpang tiruan.
Badan pesawat Lockheed yang hancur kemudian digunakan dalam tes evakuasi untuk memeriksa survivabilitas pasca-tabrakan.
Pada saat yang sama, FAA memulai penelitian tentang pencegahan dua jenis kebakaran pasca-tabrakan.
Yang pertama adalah 'bola api', di mana bahan bakar yang keluar menciptakan kabut yang menyulut dan mengatasi pesawat saat pesawat berhenti.
Yang lainnya adalah 'flash over' di mana bagian dalam pesawat mencapai suhu yang cukup tinggi untuk menyala secara instan.
Untuk menyelamatkan nyawa setelah kecelakaan, 'bola api' harus dicegah, dan kabin harus tetap dapat dihuni cukup lama untuk mengevakuasi penumpang.
Selama penelitian, ditemukan bahwa kabin dengan struktur suara yang diselimuti api tetap dapat dihuni selama sekitar dua menit.
Di luar itu, panas di dalam menjadi begitu kuat sehingga kondisi flashover berkembang.
Titik nyala dianggap waktu yang tersedia untuk evakuasi.
Berdasarkan temuan tersebut, FAA awalnya mengusulkan waktu evakuasi dua menit.
Analisis lebih lanjut dari tes dan penelitian tambahan membuat FAA mengurangi waktu menjadi 90 detik.
Tindakan Keamanan yang Ditingkatkan
Tes kecelakaan yang diprakarsai oleh FAA menghasilkan banyak peningkatan pada keselamatan pesawat.
Desain tangki bahan bakar ditingkatkan untuk mentolerir dampak yang lebih tinggi dan mengurangi risiko kebakaran.
Persyaratan lainnya termasuk slide evakuasi yang dapat dipasang dalam 10 detik, pencahayaan interior yang lebih baik, distribusi pintu keluar yang lebih baik, pintu keluar darurat ekstra, bahan interior yang dapat dipadamkan sendiri, dan perlindungan kabel listrik dan saluran bahan bakar.
Seberapa Realistis Tes Evakuasi?
Produsen pesawat harus melakukan demonstrasi evakuasi darurat skala penuh dan membuatnya serealistis mungkin.
Tes dilakukan dengan kapasitas maksimum pesawat dengan awak penuh dan campuran penumpang yang representatif.
Boneka digunakan untuk menyimulasikan anak-anak.
Hanya setengah pintu keluar yang digunakan, dan bagasi, hingga bantal bertebaran di lorong untuk menstimulasi puing-puing.
Sementara penumpang mengetahui alasan mereka berada di sana, mereka tidak diberi tahu tentang rencana evakuasi, pintu dan slide mana yang akan digunakan, atau kapan demonstrasi akan dimulai.
Pada tahun 2006, Airbus A380 menyelesaikan uji coba evakuasi penumpangnya yang membuka jalan untuk sertifikasi.
Dalam demonstrasi tersebut, 873 orang berhasil keluar dari pesawat dan mencapai tanah dalam batas waktu 90 detik.
Itu adalah evakuasi paling ketat yang pernah dilakukan dan yang pertama pada pesawat penumpang dua dek.
Tes juga dilakukan dalam kegelapan.
Tonton juga:
Pengujian dilakukan untuk menunjukkan bahwa pesawat dapat dievakuasi dalam waktu minimum yang ditentukan oleh pihak berwenang.
Namun, para peserta uji coba tahu bahwa nyawa mereka tidak dalam bahaya.
Apa yang tidak bisa mereka pertimbangkan adalah perilaku orang dalam situasi panik kehidupan nyata.
Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa, tidak semua orang akan bertindak dengan tepat.
Baca juga: Kode Rahasia Ini Diucapkan Pramugari pada Penumpang yang Ia Sukai saat Turun dari Pesawat
Baca juga: Naik Pesawat di Masa Pandemi Covid-19, Ini Berbagai Hal yang Harus Diperhatikan
Baca juga: Pemerintah Hong Kong Membeli 500.000 Tiket Pesawat, Mengapa?
Baca juga: Pesawat Ini Kembali Terbang untuk Pertama Kalinya Sejak Dilarang Mengudara Hampir 2 Tahun
Baca juga: Hindari 6 Kebiasaan Ini saat Naik Pesawat, Termasuk Menyimpan Barang Berharga di Bagasi Kabin
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)