TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah meteorit seukuran bola sepak dan berusia lebih dari 4 miliar tahun dikembalikan kepada pemiliknya di Far Nort Queesland setelah lima tahun dicuri.
Batu antariksa seberat 11 kilogram tersebut ditemukan di Kawah Wolfe Creek di Australia Barat pada tahun 1973 oleh Stuart Foster.
Stuart Foster merupakan seorang teman pemilik Museum Crystal Caves di Atherton.
Melansir laman ABC, Selasa (10/11/2020), pengelola Ghislaine Gallo dan Cecilia Boissevain yang sekarang mengelola museum tersebut mengatakan bahwa meteorit tersebut memiliki nilai yang besar untuk bisnis keluarga.
Baca juga: Astronot NASA Ini Jelaskan Cara Mereka Buang Air Besar di Luar Angkasa
"Dia (Stuart Foster) adalah teman lama Rene (ayah mereka) dan mereka telah bergurau tentang meteorit khusus ini selama bertahun-tahun," kata Gallo.
"Ayah terus berkata, 'Kenapa kamu punya barang ini di garasi, kenapa tidak disumbangkan ke museum agar seluruh dunia bisa melihatnya?'," ungkap Gallo.
Dua minggu setelah disumbangkan ke museum pada 2015, meteorit itu dicuri.

Dua pria tertangkap di CCTV tetapi meteorit tersebut tetap hilang selama lima tahun.
Pada hari Sabtu, Kepolisian Queensland mengeluarkan surat perintah penggeledahan di alamat Cairns dan menemukan batu luar angkasa senilai lebih dari 16.000 dolar AS (Rp 225 juta).
Investigasi sedang dilakukan atas insiden tersebut dan tidak ada tuduhan yang diajukan, tetapi para pengelola senang meteorit itu kembali menjadi milik mereka.
Gallo mengatakan dia terkejut ketika seorang petugas polisi meneleponnya.
"Dia berkata, 'Kami punya meteoritmu' dan aku langsung berkata, 'Ya, kurasa tidak, menurutku itu agak sulit dipercaya', dan dia berkata, 'Ya, itu pasti meteoritmu'," jelas Gallo.
Meteorit Rusak Setelah Pencurian
Polisi yang menyelidiki insiden tersbeut mengatakan mereka sedang mencari sejumlah petunuuk terkait pencurian tersebut.
"Saya yakin pasti ada cerita untuk diceritakan," kata Polisi Senior Heidi Marek.
"Saya akan menyerahkan kepada detektif untuk mengungkap cerita itu, tetapi mudah-mudahan kami dapat mengungkapkan sedikit informasi di jalurnya," lanjutnya.
Polisi Senior Marek mengatakan, surat perintah penggeledahan khusus terkait dengan meteorit tersebut.
Gallo mengatakan ada bukti bahwa meteorit telah diretas.
"Apakah kamu ingin membuatnya menjadi liontin? Apakah kamu berharap untuk meleburnya?," dia merenung.
"Ini bukan batu yang kelihatannya menarik, ini adalah bongkahan besar berwarna coklat, berwarna berkarat, batu yang cukup berat," sambungnya.
Tonton juga:
"Mengapa Anda ingin memiliki benda seperti itu jika bukan karena nilai meteorologisnya?," tanya Boissevain.
"Kami akan melepaskan harapan bahwa kami akan mendapatkannya kembali," lanjutnya.
Gallo mengatakan meteorit yang dicuri telah menarik perhatian pelanggan museum dan orang sering bertanya apakah dia telah menemukannya.
"Saya sangat ingin kembali dan berkata, 'Sebenarnya, ya kami melakukannya!'," katanya.
Gallo mengatakan bisnis akan menampilkan meteorit lagi, tetapi kali ini akan mengamankannya lebih teliti.
"Aku tidak akan meletakkannya di atas alas di toko, itu pasti. Aku akan meletakkannya di museum di balik kaca yang sangat aman," pungkasnya.
Baca juga: Daftar Promo Burger King November 2020, Makan Hemat Mulai Rp 5 Ribuan
Baca juga: Hari Pahlawan, Ini Tempat Wisata yang Jadi Lokasi Pengasingan Para Pemimpin Bangsa Pada Masanya
Baca juga: 7 Rahasia Disneyland yang Jarang Diketahui, Ternyata Dulunya Adalah Lahan Parkir
Baca juga: Jadwal Penerbangan Garuda Indonesia Rute Jakarta-Kalimantan PP Selama November 2020
Baca juga: Gunung Merapi Siaga, Wisata Jeep Lava Tour Tetap Beroperasi
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)