Breaking News:

Tradisi Ekstrem Suku Dani di Papua, Potong Jari-jemari Sebagai Wujud Kesedihan

Suku Dani di Papua punya tradisi ekstrem dalam menghadapi kematian anggota keluarga, yaitu tradisi Iki Palek atau pemotongan jari.

Penulis: ronnaqrtayn
Editor: ronnaqrtayn
indonesiakaya.com
Suku Dani yang mendiami Lembah Baliem, Wamena, Papua dengan pakaian adat dan tradisi. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Memiliki banyak pulau membuat Indonesia kaya akan suku dan budaya.

Dalam setiap suku yang ada di Indonesia, masing-masing memiliki budaya dan tradisi khususnya sendiri.

Satu di antaranya adalah suku Dani di Papua yang punya beragam tradisi unik.

Berdasarkan penelitian, suku Dani sendiri diketahui telah ada sejak tahun 1900 hingga 1940.

Tradisi-tradisi yang dimiliki oleh suku ini sangatlah beragam.

Baca juga: Sebelum Resmi Menikah Nikita Willy Jalani Tradisi Minangkabau Malam Bainai, Apa Artinya?

Misalnya seperti tradisi Bakar Batu yang dilakukan sebagai tanda rasa syukur dan menyambut kebahagiaan atas kelahiran, kerukunan, dan kemenangan perang.

Selain Bakar Batu, ada pula tradisi unik yang bahkan terbilang cukup ekstrem, yaitu tradisi Iki Palek atau pemotongan jari.

Saat kehilangan anggota keluarganya, suku Dani akan melakukan tradisi pemotongan jari, yakni dengan memotong ruas jarinya.

Nah, jari-jari yang dipotong tersebut akan menunjukkan berapa banyak keluarga mereka yang telah meninggal dunia.

TONTON JUGA:

2 dari 3 halaman

Tradisi ini mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan, namun kaum laki-laki juga ikut melakukannya sebagai bentuk kesedihan.

Dalam menghadapi kematian seorang anggota keluarga, menurut suku Dani menangis saja tidak cukup untuk mengekspresikan kesedihan yang dirasakan.

Sehingga, mereka melakukan tradisi ini karena menganggap rasa sakit dari memotong jari mewakili hati dan jiwa yang tercabik-cabik karena kehilangan.

Lantas, menagapa suku Dani memilih jari sebagai anggota badan yang dipotong?

Alasannya karena jari dianggap sebagai simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan.

Bagian tubuh satu ini juga menjadi lambang hidup bersama sebagai satu keluarga, marga, rumah, suku, nenek moyang, bahasa, sejarah, dan satu asal.

Dalam bahasa Papua, itu disebut dengan "Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik".

Bila melihat bentuk tangan, bentuk dan panjang jari memiliki kesatuan dan kekuatan untuk meringankan beban semua pekerjaan.

Masing-masing jari bekerja sama sehingga tangan dapat berfungsi dengan sempurna.

Jika kehilangan salah satunya, itu berarti kebersamaan dan kekuatan akan berkurang.

3 dari 3 halaman

Untuk memotong jari mereka, biasanya anggota suku Dani akan menggunakan kapak atau pisau tradisional.

Mulanya, mereka mengikat jari dengan seutas tali selama beberapa waktu sampai aliran darah berhenti.

Ketika aliran darah telah berhenti barulah pemotongan jari dilakukan.

Selain bantuan benda tajam, suku Dani juga terbiasa memakai gigi untuk memotong jari.

Mereka akan menggigitnya hingga putus.

Rasa sakitnya memang tidak bisa dibayangkan, namun sebagai tanda kesetiaan, hanya ini yang dapat mereka lakukan.

Tradisi Iki Palek kini sudah mulai menghilang akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan agama.

Meski begitu, di antara anggota suku Dani masih bisa ditemui orang-orang tua yang telah kehilangan jari-jari sebagai bagian dari tadisi Iki Palek.

Bahkan, ada juga yang telah kehilangan seluruh jarinya.

Baca juga: Mengenal Suku Ainu, Penduduk Asli Jepang yang Hidup Secara Tersembunyi

Baca juga: 5 Suku Ini Punya Simbol Kecantikan yang Unik, Ada yang Mewarnai Gigi Menjadi Hitam Legam

Baca juga: 3 Suku yang Memiliki Kemampuan Khusus, Suku Moken Bisa Melihat dengan Jelas di Dalam Air

Baca juga: Tinggal di Pegunungan Himalaya yang Dingin, Ini Rahasia Suku Sherpa untuk Bertahan Hidup

Baca juga: Dirakit Tanpa Paku, Intip Keunikan Kapal Pinisi Buatan Suku Bugis di Makassar

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Suku DaniPapuatradisi ekstrempotong jari Ikan Asar
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved