TRIBUNTRAVEL.COM - Menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Indonesaia, banyak tempat wisata bersejarah yang patut dikunjungi.
Satu diantaranya adalah Museum Sumpah Pemuda yang menyimpan banyak sejarah kebangsaan.
Museum Sumpah Pemuda terletak di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Jakarta Pusat.
Museum Sumpah Pemuda ini memiliki sejarah yang menarik untuk disimak.
Dilansir TribunTravel dari situs resmi Museum Sumpah Pemuda, pada awalnya Museum Sumpah Pemuda hanyalah sebuah rumah milik Sie Kong Liang.
Gedungnya mulai dibangun pada permulaan abad ke-20 untuk dijadikan Gedung Kramat dan rumah sakit sejak 1908 sebagai tempat tinggal dan belajar.
• Sejarah Pembangunan Masjid Istiqlal, Butuh Waktu Lebih dari 16 Tahun Sebelum Diresmikan
Sejak saat itulah bangunan tersebut dikenal dengan nama "Commensales Huis".
Ada 19 mahasiswa yang dulu tinggal di bangunan tersebut.
Lalu sejak 1927-an, Gedung Kramat 106 digunakan menjadi tempat kumpul berbagai organisasi pergerakan pemuda.
Bahkan Ir. Soekarno dan tokoh-tokoh Algemeene Studie Club Bandung kerap hadir di Gedung Kramat 106 untuk membicarakan format perjuangan dengan para penghuni Gedung Kramat 106.
Di gedung bernama "Langen Siswo" tersebut pernah diselenggarakan kongres Sekar Roekoen, Pemuda Indonesia, hingga PPPI.
Banyaknya organisasi yang dilakukan di gedung itu, hingga akhirnya diubah menjadi "Indonesische Clubhuis atau Clubgebouw" alias gedung pertemuan.
TONTON JUGA:
Pada 15 Agustus 1928, gedung itu terpilih sebagai lokasi untuk menyelenggarakan Kongres Pemuda Kedua pada Oktober 1928.
Sementara Soegondo Djojopuspito, ketua PPPI, terpilih sebagai ketua kongres.
Dari rapat kedua yang menghasilkan keputusan lebih maju dibanding rapat pertama, maka dikenal sebagai Sumpah Pemuda.
Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, banyak penghuni yang mulai meninggalkan gedung Indonesische Clubgebouw.
Alasannya adalah mereka sudah lulus dalam belajar dan tidak melanjutkan persewaan tempat tinggal pada 1934.
Lalu di tahun yang sama gedung itu mulai disewakan kepada Pang Tjem Jam sampai 1937.
Tak hanya disewa sebagai tempat tinggal saja, gedung ternama itu bahkan sempat menjadi tempat toko bunga.
Loh Jing Tjoe menyewa gedung tersebut untuk waktu yang cukup lama, yaitu dari 1937-1951.
Dia menyewa gedung itu yang kemudian dijadikan sebagai toko bunga sejak 1937 sampai 1948.
Sedangkan pada 1948-1951 fungsi gedung dialihkan menjadi Hotel Hersia.

Tak sampai di situ saja sejarahnya, pada tahun 1951-1970, Gedung Kramat 106 pernah disewa Inspektorat Bea dan Cukai untuk dijadikan kantor dan tempat penampungan karyawan sementara.
Lalu pada akhirnya tepat di tanggal 3 April 1973, Gedung Kramat 106 dipugar oleh Pemda DKI Jakarta.
Pemugaran itu selesai pada 20 Mei 1973 yang kemudian dijadikan sebagai museum dengan nama Gedung Sumpah Pemuda.
Karena memiliki sederet perjalanan sejarah sekaligus menjadi saksi proses panjang pembentukan semangat juang Kemerdekaan Indonesia, bangunan itu resmi dijadikan museum.
Di tempat pelaksanaan Kongres Pemuda Kedua itulah, sendi-sendi dasar persatuan Indonesia didiskusikan, dirumuskan, untuk kemudian diikrarkan.
• Patung Bersejarah di Italia Rusak Akibat Ulah Wisatawan
• 5 Tempat Bersejarah di Surabaya untuk Rayakan Kemerdekaan Indonesia, Mampir ke Monumen Kapal Selam
• Sejarah Masjid-Katedral Cordoba Spanyol, Saksi Kemasyhuran Peradaban Islam di Spanyol
• Museum Perumusan Naskah Proklamasi di Jakarta, Tempat Wisata Sejarah Kemerdekaan Indonesia
• Jari Patung Bersejarah di Museum Italia Dipatahkan Turis saat Berfoto
(TribunTravel.com/Nurul Intaniar)