TRIBUNTRAVEL.COM - Sendangsono merupakan sebuah tempat peziarahan bagi umat Nasrani.
Tempat wisata Sendangsono memiliki kisah sejarah yang panjang dalam perjalanannya selama kurang lebih satu abad.
Terletak di lereng perbukitan Menoreh, atau tepatnya di Dusun Semagung, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo, Jogja kini Sendangsono sudah menjadi lokasi wisata religi bukan hanya bagi umat agama tertentu melainkan bagi masyarakat umum.
"Dahulu masyarakat sekitar menganggap Sendangsono hanya sebagai tempat sembahyang umat Nasrani saja, namun sekarang banyak juga masyarakat non nasrani yang datang berkunjung ke lokasi ini, hanya untuk sekedar menikmati suasana sejuk tempat ini, atau untuk berfoto," papar Toha, seorang warga yang tinggal di sekitar Sendangsono.
Tempat wisata Sendangsono pernah menjadi lokasi syuting sebuah film Indonesia yang berjudul '3 Hari Untuk Selamanya'.
• Pesona Kedung Pedut, Air Terjun Dua Warna di Kulonprogo dengan Trek yang Menantang
Film tersebut merupakan film yang diproduksi pada tahun 2007 serta diperankan oleh Nicholas Saputra dan Adinia Wirasti.
"Sejak Sendangsono untuk syuting film tersebut dan filmnya diputar di mana-mana, banyak anak-anak muda yang mengunjungi tempat ini untuk berfoto," ujar Toha.
Nama Sendangsono sendiri berasal dari sebuah sendang (kolam mata air) kecil yang berada di bawah pohon Sono, sejenis pohon Angsana.
Di tempat itu dulu Pastor Van Lith SJ, seorang pastor berkebangsaan Belanda memberkati tempat ini sekaligus membaptis kurang lebih 170 orang Jawa pertama dengan air Sendangsono.
Dikutip dari buku biografi Romo Mangunwijaya yang ditulis oleh Sergius Sutanto, peristiwa itu merupakan cikal bakal kelahiran umat Katolik di Tanah Jawa.
TONTON JUGA:
Dulunya, sebelum menjadi Sendangsono, tempat ini bernama Sendang Semanggung.
Sendang Semanggung menjadi tempat peristirahatan para pemuka agama Buddha yang melakukan perjalanan dari Candi Borobudur menuju ke Boro.
Di lokasi tempat ziarah Sendangsono, pengunjung juga bisa melihat langsung mata air (sendang) yang sakral yang ditutup oleh sebuah kaca bening.
Air dari sendang tersebut dialirkan menuju ke keran-keran di sekitar tempat sembahyang.
Udara yang sejuk di sekitar lereng perbukitan menambah nuansa hening di lokasi ini, selain itu bentuk arsitektur yang unik di Sendangsono menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Arsitektur Sendangsono sendiri merupakan buah karya dari seorang Romo asal Magelang, yaitu Romo Yusuf Bilyarta Mangunwijaya.
Pada tahun 1974, Romo Mangun mendapat kepercayaan dari Keuskupan Agung Semarang untuk melakukan peremajaan tempat ziarah tersebut.
Romo Mangun mendesain ulang bangunan tempat ziarah ini seperti rumah besar tradisional Jawa.
Dalam rumah besar tradisional Jawa ada jalan masuk, pelataran, ruang tengah dan belakang, serta ruangan sakral.
Konsep tersebut lalu diwujudkan Romo Mangun pada peremajaan keseluruhan bangunan Sendangsono.
Dengan konsep bangunan yang terbuka dengan mengedepankan nuansa alam, Sendangsono lalu menjadi tempat wisata religi yang asri dan indah.
Tak hanya bisa menikmati udara yang sejuk dan arsitekturnya yang unik, di Sendangsono para pengunjung juga bisa menikmati aliran sungai dengan duduk bersantai di sebuah jembatan kecil.
Sebuah Sungai yang berada di kawasan tersebut dibiarkan mengalir apa adanya.
Lantai yang dibuat dengan anak tangga yang mengikuti kemiringan lereng bukit membuat tempat ini bentuknya masih sama dengan alam aslinya.
Pepohonan besar yang rindang dengan umur yang sudah bertahun-tahun, dibiarkan tumbuh agar menambah nuansa teduh di tempat tersebut.
Lilin yang ditinggalkan menyala di lokasi tempat sembahyang, memendarkan cahaya indah dari kejauhan, kemerlip cahaya api dari lilin-lilin tersebut menambah suasana tenang dan nyaman di tempat tersebut.
Di sekitar lokasi Sendangsono, Traveler juga bisa menjumpai warung-warung kecil yang menjual berbagai oleh-oleh khas Sendangsono.
Untuk mencapai lokasi Sendangsono, Traveler kira-kira membutuhkan waktu kurang lebih satu jam dari Kota Yogyakarta.
Rute menuju lokasi Sendangsono tersebut bisa kamu mulai dari Magelang mengikuti jalan hingga ke Muntilan.
Sesampainya di Muntilan, ikuti jalan hingga menuju ke pertigaan pasar Muntilan, kemudian belok ke kiri menuju ke Kalibawang.
Ikuti jalan berkelok di perbukitan hingga memasuki desa Banjaroya.
Dari situ bisa mengikuti arah petunjuk atau bertanya ke warga lokasi Wisata religi Sendangsono.
• Tempat Wisata di Kulon Progo Ditutup untuk Mencegah Penyebaran Virus Corona
• Uniknya Interior di Bandara YIA Kulon Progo, Ada Nuansa Pesisir Pantai
• Harga Tiket Pesawat Rute Jakarta-Yogyakarta dari AirAsia, Tarif Mulai Rp 449 Ribuan Tanpa Transit
• 5 Tempat Wisata Murah di Jogja: Mulai Hutan Mangrove Kulonprogo hingga Candi Ijo
• 5 Destinasi Wisata Religi di Jawa Tengah yang Biasa Dikunjungi Saat Bulan Ramadan
(TribunTravel.com/Ron)