lihat foto
TRIBUNTRAVEL.COM - Tidak ada yang aneh dengan kota di Italia ini.
Hamparan bukit-bukit hijau membuatnya cocok dikunjungi wisatawan yang menyukai alam.
Namun saat kamu menanyakan nama kota ini pada orang Italia, pasti mereka tidak akan menjawabnya.
Dilansir TribunTravel dari laman atlasobscura.com, penduduk lokal menyebut Colobraro sebagai “Kota Itu” ( Chillu Paese dalam dialek lokal).
TONTON JUGA
Bukan tanpa alasan mereka tak mau menyebut nama kota Colobraro.
Penduduk lokal percaya nama kota itu membawa nasib buruk jika diucapkan dengan lantang.
Alasan ini yang menjadikan Colobraro sebagai "kota kemalangan."
Legenda tentang kutukan ini bermula pada abad 20an.
Dilansir dari dailymail.co.uk, saat itu ada sebuah rapat yang dihadiri Wali Kota Colobraro.
Dalam rapat, Wali kota itu berkata, jika dirinya berbohong maka chandelier di langit-langit ruangan rapat akan jatuh.
Anehnya, chandelier itu benar-benar jatuh dan membuat semua orang yang menghadiri rapat ketakutan.
Banyak yang percaya jika kejadian itu adalah ulah penyihir di kota itu.
Apalagi ketika banyak antrolog mengalami kejadian misterius selama menyelidiki kota Colobraro, menjadikannya sebagai kota paling terkutuk di Eropa.
Alih-alih memikirkan nasib buruk mereka, penduduk lokal justru merubah legenda ini sebagai sumber pariwisata.
Sekarang, setiap musim panas, ribuan orang dari seluruh dunia datang untuk merayakan festival Night Dream at That Town.
Selama perayaan, penduduk desa berpakaian sebagai penyihir, dan berbagai bentuk makhluk supernatural lainnya.
Wisatawan didorong membawa jimat pelindung untuk menangkal kekuatan jahat yang berkeliaran di jalanan.
• Desa Kuno di Italia Ini Tawarkan Penginapan Gratis Bagi Wisatawan yang Liburan Musim Panas
• Italia Larang Penggunaan Bagasi Kabin di Pesawat untuk Seluruh Penerbangan
• Desa Bebas Virus Covid-19 di Italia Ini Tawarkan Rumah Seharga Rp 16 Ribu, Tertarik?
• Hanya 2 Hari Setelah Italia Buka Kembali Perbatasan, Venesia Malah Terendam Banjir
• Lockdown Berakhir, Italia Buka Kembali Seluruh Perbatasan Bagi Wisatawan Eropa
Ambar Purwaningrum/TribunTravel
