TRIBUNTRAVEL.COM - Perjalanan udara saat ini berkurang karena pandemi virus corona yang ada di banyak negara.
Penerbangan dikhawatirkan akan menjadi tempat penyebaran virus corona karena biasa terjadi kepadatan penumpang di bandara.
Untuk itu banyak negara memberikan imbauan agar orang-orang menunda perjalanan yang tidak penting.
Perjalanan dengan udara memang tidak sebutuk yang dibayangkan.
Pusat Pengendelalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) seperti dikutip TribunTravel dari Insider Travel, menjelaskan sebagian besar virus dan kuman lainnya tidak akan mudah menyebar di penerbangan karena kualitas sirkulasi udara di pesawat.
Jadi sebenarnya risiko sakit karena virus saat penerbangan lebih rendah dari perkiraan banyak orang.
Namun, penumpang pesawat juga harus menjaga diri dengan sering mencuci tangan, mengenakan masker, hingga menghidupkan ventilasi udara.
• Nekat Merokok dan Tidak Pakai Masker di Pesawat, Penumpang Ini Didenda Rp 135 Juta
Satu lagi untuk mengurangi risiko penykait menular adalah duduk di dekat jendela pesawat.
"Karena orang-orang berjalan di dekat lorong maka orang yang duduk di dekat lorong memiliki risiko penyakit karena penumpang biasanya menyentuh permukaan saat berjalan," kata ahli virologi dari Universitas Arizona, Charles Gerba.
Ia menyimpulkan kursi di dekat jendela memiliki risiko kecil terkena virus.
Howard Weiss, seorang ahli biomathematician di Univeristas Emory juga setuju dengan hal itu.
"Apa yang kami temukan dalam keadaan normal, transmisi langsung maka melalui tetesan penyakit menular. Dan jika kamu duduk di dekat jendela pesawat akan berada di jarak satu meter dari lorong," katanya
Menurutnya penyakit menular sulit untuk menular di jarak satu meter.
"Jadi ada manfaat duduk di dekat jendela. Ini sederhana, tapi tentu saja bermanfaat," katanya.
Ahli lain yaitu Paloma Beamer, seorang ahli ilmu kesehatan lingkungan, menyaranan untuk duduk di kursi dekat jendela pesawat jika memungkinkan.
Beamer mengatakan itu tergantung dari kebijakan maskapai dan ia menemukan jarak aman dalam penerbangan penuh adalah 6 kaki atau sekira 2 meter.
Menurutnya itu tidak sepenuhnya aman karena orang yang sakit menurutnya bisa menularkan banyak virus.
Ia mengatakan kemungkinan terinfeksi adalah jarak dari penumpang yang sakit.
Meski berada di dekat jendela namun dekat dengan orang yang sakit juga berisiko.
Saat ini banyak penerbangan menerapkan pemabatasan kapasitas mereka untuk menjaga jarak antar penumpang.
Meski begitu kebijakan ini disebut tak akan lama karena membuat maskapai penerbangan merugi.
Dengan kapasitas penumpang yang dikurangi, tiket pesawat disebut juga akan naik.
Liburan dengan maskapai penerbangan ke luar negeri atau dalam negeri, traveler harus tetap mematuhi protokol kesehatan dan terus menjaga kesehatan.
• Gara-gara Ada Penumpang yang Tak Pakai Masker dan Merokok di Kabin, Pesawat Ini Mendarat Darurat
• Lion Air Group Berlakukan Physical Distancing dalam Pesawat, Simak Rinciannya
• Penumpang Pesawat yang Tidak Memakai Masker Bisa Dicabut Hak Terbangnya
• Kru Kabin Ungkap Kode Rahasia yang Sering Digunakan saat di Pesawat
• Hadapi New Normal, Kapasitas Pesawat Penumpang Akan Ditingkatkan Secara Bertahap
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)