TRIBUNTRAVEL.COM - Fakta unik Jepang mungkin sudah familiar bagi traveler tentang budaya hingga pesona bunga sakura.
Fakta unik Jepang yang diulas kali ini tentang pemberian hadiah.
Memberikan hadiah di Jepang merupakan hal wajar yang dilakukan antar teman, pasangan kekasih, maupun pasangan suami istri.
Namun perlu kamu tahu jika di Jepang dilarang memberikan hadiah yang memiliki dua angka, yaitu "4" dan "9".
Memberikan hadiah yang mengandung kedua angka tersebut jelas dilarang di Jepang.
• 7 Tempat Road Trip Paling Menyeramkan, Satu di Antaranya Ada di Indonesia
• Cara Pesan Tiket Kereta Api Lokal Secara Online Pakai Aplikasi KAI Access
TONTON JUGA:
Sebagian besar masyarakat Jepang percaya dengan takhayul terkait angka tersebut.
Dilansir dari laman jpninfo.com, kedua angka itu memberikan pertanda buruk yang dilarang untuk diberikan ke orang lain.
Angka 4 di Jepang atau dibaca dengan "shi" yang berasal dari kata "shinu" memiliki arti kematian.
Sedangkan angka 9 atau dibaca dengan "ku" yang berasal dari kata "kurushi" memiliki arti penderitaan.
Beberapa orang juga beranggapan jika kedua angka tersebut bisa menandakan sebuah kesialan.

• Liburan ke Jepang, Simak Panduan Lengkap Wisata ke Tokyo Disneyland
• 8 Tempat Wisata di Kyoto yang Wajib Dikunjungi saat Liburan ke Jepang
Tak hanya itu saja, kebanyakan di negara lain ketika ada kucing hitam melintas dianggap sebagai adanya kesialan, hal ini tidak berlaku di Jepang.
Di Jepang, ketika ada kucing hitam melintas justru dianggap sebagai pembawa keburuntungan atau nasib naik.
Adanya fakta unik Jepang terkait dua angka tersebut dan adanya kucing hitam yang melintas berasal dari kepercayaan kuno yang masih kental.

• Liburan ke Jepang? ini 7 Tempat Wisata di Kyoto yang Harus Dikunjungi Traveler
• 7 Tempat Wisata di Sapporo, Hokkaido yang Bisa Kamu Datangi ketika Liburan ke Jepang
Simak juga beberapa fakta unik Jepang berikut ini yang dihimpun dari laman unbelievable-fact.com:
1. Pemerintah mengatur layanan kencan supaya warganya cepat menikah
Jepang memiliki kekhawatiran terharap penurunan populasi masyarakat.
Mayoritas penduduknya semakin tua dan bahkan beberapa di antarnya sudah sangat tua.
Hal ini memicu terjadinya penurunan populasi penduduk Jepang secara drastis.

Penurunan jumlah populasi di Jepang bahkan mencapai lebih dari satu juta.
Jadi pemerintah Jepang mengatur layanan kencan secara cepat dengan tujuan supaya warganya segera menikah.
Inisiatif kencan kilat oleh pemerintah bertujuan mendekatkan para lajang untuk menemukan pasangan yang cocok, menikah, dan punya bayi.
• Panduan Lengkap Mendaki Gunung Fuji ketika Liburan ke Jepang
2. 98% orang Jepang mengadopsi anak yang berusia 20-30 tahun
Banyak orang Jepang memilih mengadopsi anak laki-laki dewasa yang berada dalam kelompok usia 20-30 tahun dibanding bayi.
Hal ini perlu dilakukan untuk meneruskan ahli waris dalam keluarga.

Apabila orang Jepang tidak memiliki ahli waris, mereka akan segera mengadopsi anak laki-laki yang berada di kisaran usia 20-30 tahun.
Bahkan, ada juga yang sengaja menikahkan anak perempuannya dengan laki-laki keponakannya untuk menjaga bisnis keluarga tetap berjalan.
• 7 Tempat Wisata di Osaka yang Bisa Kamu Kunjungi ketika Liburan ke Jepang
3. Orang Jepang sering menggunakan masker setiap waktu
Sejumlah besar penduduk Jepang sering menggunakan masker muka di mana pun mereka berada.
Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, mereka melakukannya untuk menghindari komukikasi dan interaksi dengan orang asing.

Tak hanya itu, sejumlah wanita juga sering menggunakan masker wajah karena malas menggunakan make up.
Jadi masker wajah ini cukup populer di Jepang untuk semua kalangan usia.
• Pertama Kali Liburan ke Jepang? Simak 7 Tempat Wisata di Hokkaido yang Bisa Kamu Kunjungi
4. Lebih dari satu juta orang dikenal sebagai Hikikomori
Hikikomori merupakan suatu fenomena di kalangan remaja yang cenderung membatasi diri dari kehidupan sosial.
Mereka membatasi diri untuk tidak melakukan interaksi dan komunikasi dengan orang lain.

Biasanya orang yang dikenal sebagai Hikikomori lebih senang mengurung diri di dalam kamar dan hanya mengandalkan orang tua untuk merawat mereka.
Ada dua alasan orang di Jepang menjadi Hikikomori, yaitu karena tekanan ekspektasi yang ekstrem dari orang tua dan takut gagal.
• Itinerary Tokyo 3 Hari 2 Malam saat Pertama Kali Liburan ke Jepang
5. Banyak kematian yang disebabkan karena terlalu banyak bekerja
Mayoritas penduduk Jepang senang bekerja berlebihan tanpa mempedulikan waktu.

Keadaan tersebut menjadi penyebab utama meningkatnya jumlah kematian di Jepang karena kelelahan.
Tak hanya itu, ada juga penduduk Jepang yang secara sengaja bunuh diri karena terlalu banyak tekanan dalam pekerjaan.
• Pertama Kali Liburan ke Jepang, Simak Panduan 1 Hari Keliling Osaka
6. Ada kontes menangiskan bayi
Jika semua orang tua berusaha membuat bayi tertawa, berbeda dengan kontes yang satu ini.
Di Jepang memiliki sebuah kontes menarik sekaligus unik bernama Baby Crying Sumo Festival.

Kontes unik ini hanya dilakukan oleh pegulat dengan menggenong bayi dan berlomba untuk membuatnya menangis.
Menangiskan bayi dipercaya mempermudah membuatnya semakin gemuyk dan diyakini bisa mengusir roh jahat.
Kontes ini dilakukan setahun sekali di Kuil Sensoji, Tokyo, Jepang.
• Cara Membuat Visa Jepang dan Alasan Lebih Baik Pakai Paspor Elektronik Ketika Liburan ke Jepang
7. Banyak wanita yang sengaja membengkoknya gigi (gingsul)

Wanita dengan gigi bengkok alias gingsul dianggap lebih menarik di Jepang.
Bahkan, banyak wanita Jepang yang memiliki gigi normal dan rapi sengaja pergi ke dokter gigi untuk membuatnya bengkok atau gingsul.
Hal ini dikarenakan banyak pria di Jepang menyukai wanita yang memiliki gigi bengkok atau gingsul karena dianggap lebih lucu.
• Panduan Lengkap Wisata ke Universal Studios Japan, Nikmati Keseruan di Dunia Harry Potter
• Liburan Artis - Maia Estianty dan Irwan Mussry Safari di Afrika, Lihat Hewan Buas Saling Mangsa
• Potret Puncak Gunung Merbabu dan Gunung Lawu Berselimut Topi Awan
• 7 Hotel Murah Dekat Malioboro Yogyakarta, Fasilitas Lengkap dan Bersih
(TribunTravel.com/ Nurul Intaniar)