TRIBUNTRAVEL.COM - Qantas siap memberikan bantuan kepada salah satu awak kabinnya.
Awak kabin Qantas mendapat tuduhan sudah melakukan aksi rasisme pada anggota Black Eyed Peas, Will.i.am.
Will.i.am membagikan dalam Twitternya yang diikuti 12,8 juta warganet.
Ia menuduh pramugari melakukan tindakan rasis terhadapnya.
Saat itu ia terlibat insiden tak menyimpan laptopnya sebelum mendarat saat penerbangan ke Sydney.
• 6 Bandara Paling Misterius di Dunia, Ada yang Dihantui Prajurit Perang
• Fakta Penerbangan: Ini yang terjadi Jika Pilot Pingsan saat Terbang
Petugas Kepolisian Federal Australia menunggu untuk bertemu dengan penyanyi itu saat di bandara.
Seorang juru bicara maskapai mengatakan mereka menyelidiki keluhan will.i.am dan tidak dapat mendukung klaim penyanyi tersebut.
Juru bicara Qantas mengatakan mereka telah menghubungi manajemen will.i.am untuk meminta dia mencabut pernyataan publiknya tentang anggota staf.
"Tidak ada pencabutan, dan jika anggota kru ingin mengambil masalah lebih lanjut, kami pasti akan bersedia memberikan dukungan hukum bagi mereka untuk melakukan ini," kata juru bicara itu.
• Qantas Jadi Maskapai Paling Aman di Dunia untuk Tahun 2019, Apa Kelebihannya?
• Qantas Luncurkan Penerbangan Komersial Bebas Sampah Pertama di Dunia
Klaim rasis dari Will.i.am
Penyanyi berusia 44 tahun ini mengklaim mendapatkan perlakuan rasisme oleh seorang pramugari.
"I’m currently on a flight from Brisbane to Sydney. I’m sorry to say me and my group have experienced they worse service due to a overly aggressive flight attendant... I don’t want to believe she racist.
But she has clearly aimed all her frustrations only at the people of colour (Saat ini saya sedang dalam penerbangan dari Brisbane ke Sydney. Saya minta maaf untuk mengatakan saya dan kelompok saya telah mengalami layanan yang lebih buruk karena pramugari yang terlalu agresif ... Saya tidak ingin percaya dia rasis. Tapi dia jelas telah mengarahkan semua frustrasinya hanya pada orang kulit berwarna)," tulisnya dalam sebuah tweetnya.
Postingan tersebut mendapat 1,7 ribu like, 689 komentar dan 233 retweet.
Menurutnya dia tidak mendengar pengumuman dari awak kabin karena dia menggunakan headphone.
Ia kemudian ditegur oleh pramugari karena tidak menaruh laptopnya dengan tepat.
Melansir dari News.com.au, kejadian ini sekitar 20 menit setelah penerbangan.
Dalam tweetnya yang lain, Will.i.am mengatakan patuh dan sopan ketika disambut polisi saat berada di Sydney.
Ia pun mempertanyakan mengapa dirinya disambut oleh polisi hanya karena menggunakan headphone di penerbangan.
Penyanyi ini juga me-retweet beberapa orang yang mengatakan mereka berada di penerbangan yang sama, dan setuju dengannya.
Meski begitu ada yang tidak setuju dengan tweetnya tentang pramugari yang bisa dibaca 12,8 juta pengikutnya.
Will.i.am menuliskan pun menjawabnya dan menurutnya sudah mengajukan keluhan yang tepat.
"Saya memposting sehingga ini tidak terjadi lagi ... seharusnya tidak terjadi pada Aborigin, Latin, Afrika, LGBTQ Putih, Merah atau siapa pun ... semua orang pantas diperlakukan dengan hormat ..." tulisnya dalam Twitter @iamwill.
• Qantas Duduki Peringkat No.1 dalam Daftar Maskapai Teraman di Dunia Versi AirlineRatings.com
Klarifikasi Qantas
Melansir dari News.com.au, Qantas membantah insiden tersebut soal ras melainkan hanya kesalahpahaman.
"Ada kesalahpahaman di dalam kabin, di mana will.i.am menggunakan headphone untuk pencegah kebisingan sehingga instruksi dari kru pesawat tidak terdengar jelas," kata juru bicara Qantas.
"Kami sepenuhnya menolak saran yang ada hubungannya dengan ras. Kami akan menindaklanjuti dengan will.i.am dan berharap dia bisa menjalani sisa turnya dengan baik," tutur juru bicara Qantas kepada News.com.au.
Selain anggota Black Eyed Peas ini, sebelumnya Qantas juga terlibat insiden dengan The Veronicas.
Lisa dan Jess Origliasso dikeluarkan dari penerbangan setelah mereka menolak untuk mengikuti instruksi kru dan dianggap memiliki risiko keamanan.
(TribunTravel/Arif Setyabudi)