TRIBUNTRAVEL.COM - Hari ini, Sabtu (7/9/2019) adalah hari terakhir SIPA 2019.
Solo International Performing Arts (SIPA) menyimpan fakta-fakta yang menarik dan jarang diketahui.
Jika kamu berada di sekitar Solo atau Jawa Tengah bisa menyaksikan SIPA 2019 di Benteng Vastenburg mulai pukul 19.00 WIB.
Ada beberapa fakta SIPA 2019 yang menarik untuk kamu tahu sebelum berkunjung ke Benteng Vastenburg.
Tonton juga:
• Hari Terakhir SIPA 2019, Ini Daftar Pengisi Acara dan Panduan Transportasi Menuju Lokasi
• Digelar di Benteng Vastenburg, Ini Daftar Pengisi Acara SIPA 2019 Hari Terakhir
Berikut fakta SIPA 2019 yang dirangkum TribunTravel:
1. Elizabeth Sudira jadi maskot SIPA 2019
Elizabeth Sudira menjadi maskot SIPA 2019.
"Mbak Eliz (sapaan akrab Elizabeth Sudira) menggambarkan pemuda asli kota Solo yang lahir besar di Solo yang menjadi pemuda yang dinamis yang dibarengi dengan rilisnya lagu Sukaria mengangkat isu sosial di masyarakat Kota Solo khususnya dan nasional dan internasional," kata Iqbal, Humas SIPA 2019 kepada TribunTravel lewat sebuah pesan.
Elizabeth Sudira membawakan lagu Sukaria dalam event SIPA 2019.
2. Selalu libatkan seniman dari berbagai negara
Setiap tahun, SIPA selalu menyuguhkan tema dan juga penampilan berbeda.
"Yang baru di SIPA 2019, SIPA setiap tahun memampilkan suguhan yang berbeda dan delegasi yang berbeda juga termasuk tema dan maskot yang berbeda," kata Iqbal.
Berikut para penampil yang turut serta pada SIPA 2019:
PENAMPIL DALAM NEGERI
De Tradisi (Medan)
Fierart Dance Group (Bandung)
Labor Seni Terasuruh (Aceh)
Malay Dans Studio (Riau)
Mila Art Dance (Yogyakarta)
Folakatu Art Tidore (Tidore)
Kemlaka Sound Of Archipelago (Solo)
Duta Seni KS (Banten)
Abib Igal Dance Project (Yogyakarta)
Aceh Performance Art (Aceh)
PENAMPIL LUAR NEGERI
HI Mask (Korea Selatan)
Senju Kabuki Dance Company (Jepang)
Korea National University of Arts (Korea Selatan)
Yamato Dance Unit (Jepang)
Chinese Youth Goodwill Association (Taiwan)
The Arts And The Aesthetics (India)
3. Mengambil tema "Seni sebagai aksi sosial"
Menurut situs SIPA, kehadiran SIPA selain menjembatani isu-isu sosial yang diwujudkan dalam bentuk seni pertunjukan, juga sebagai sarana untuk mengkomunikasikan karya seni kepada khalayak luas.
Aksi ini merupakan upaya untuk memperkuat hubungan antar manusia serta hubungan antar kelompok masyarakat yang lebih luas.
Dalam situsnya dijelaskan pula seni diciptakan tidak hanya untuk kepentingan seni itu sendiri, tetapi juga sebagai bentuk gerakan sosial yang ada.
Misalnya, segala sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan alam, gender, politik dan sebagainya.
4. Digagas oleh Presiden Joko Widodo saat jadi walikota Solo
SIPA yang diadakan tahun 2009 merupakan gagasan Walikota Solo Ir. Joko Widodo.
Pada tahun 2018 lalu, TribunTravel mewawancarai panitia SIPA 2018, menurutnya gagasan Joko Widodo ini diteruskan oleh Direktur Utama SIPA, Irawati Kusmoastri.
"Pengagasnya dari pak Jokowi pengen memajukan Solo jadi kota wisata, wisata budaya," kata Angga Wijaya, Humas SIPA 2018.
Menurutnya SIPA diadakan setahun sekali pada bulan September di minggu pertama antara hari Kamis, Jumat dan Sabtu.
5. Dihadiri puluhan ribu pengunjung
Menurut situs SIPA, SIPA dari tahun 2009-2018 selalu sukses dan dikunjungi hingga 10.000 penonton setiap malam.
Pertunjukan ini selalu istimewa dengan penampilan seniman dari seluruh benua Asia, Australia, Eropa, Afrika, dan Amerika.
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)