TRIBUNTRAVEL.COM - Perhelatan akbar Dieng Culture Festival (DCF) 2019 yang ke-10 sudah selesai diselenggarakan.
Tradisi ruwat rambut gembel masih menjadi acara primadona yang dinantikan wisatawan di antara rangkaian kegiatan lain.
Pelaksanaan ritual pemotongan rambut gimbal nyatanya selalu menyedot pengujung.
Tahun ini, terdapat 11 anak rambut gimbal yang akan diruwat.
• Tahun Depan, Dieng Culture Festival Tak Lagi Gelar Pelepasan Lampion
Panitia Penanggung Jawab Budaya Dieng Culture Festival 2019, Bambang mengatakan, persebaran daerah asal calon peserta ruwat tahun ini lebih luas dibanding tahun sebelumnya.
Dari bocah gimbal yang terdaftar, di antaranya berasal dari Temanggung, Wonosobo dan Banjarnegara, Batang hingga Jakarta.

Iya, peserta ruwat rambut gimbal ternyata tak melulu warga yang berdomisili atau kelahiran di dataran tinggi Dieng.
Mereka bisa berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Inilah yang barangkali melahirkan tanda tanya.
Karena tradisi itu berkembang di dataran tinggi Dieng, peserta ruwat rambut gimbal diidentikkan dengan warga yang bertinggal di wilayah tersebut.
Terlebih, sebagian masyarakat lokal masih mempercayai, gembel adalah titipan tokoh masa lalu atau leluhur warga Dieng, Kiai Kolodete yang konon juga berambut gimbal.
Bambang pun menjelaskan, bocah gimbal tidak mesti dilahirkan atau bertempat tinggal di dataran tinggi Dieng.
• Permintaan Unik Anak Rambut Gimbal di Dieng Culture Festival 2019: Kentut dan Telur Puyuh
Meski demikian, ia meyakini, bocah gembel yang lahir atau berdomisili di luar daerah masih memiliki garis keturunan dari Dieng.
Karena itu jangan heran, jika tiap tahun selalu ada bocah gembel luar Dieng yang ikut meramaikan tradisi ruwat rambut gembel pada even DCF.

“Tiap tahun selalu ada,”ujarnya
Pemotongan rambut gimbal rupanya tak sembarangan. Jasa potong rambut (salon) tidak akan dilirik oleh orang tua anak berambut gembel.
Permintaan unik anak rambut gimbal
Prosesi pemotongan dilakukan dengan cara sakral, yang tak pernah tertinggal dari prosesi adat ini adalah pemenuhan permintaan si gembel menjelang pemotongan.
Permintaan yang keluar dari mulut bocah gembel ini pun diyakini bukanlah permintaannya.
Meski semua permintaan bakal dipenuhi, anak-anak gimbal tak lantas aji mumpung.
Nyatanya, permintaan mereka tak melulu barang mewah.
Bahkan tak jarang, benda yang diminta sama sekali tak berharga atau sepele.
Menurut Bambang, panitia saat ini sudah mendatangi sebagian anak gimbal yang bakal diruwat.
Bentuk permintaan mereka belum bisa dirilis sepenuhnya.
Tetapi ia memberikan sedikit bocoran, ada anak yang meminta laptop, boneka, hingga yang unik uang senilai Rp 4.000.
• 5 Telaga di Sekitar Lokasi Acara Dieng Culture Festival
Ruwat rambut gimbal yang dikemas dalam DCF ini diprioritaskan bagi anak dari keluarga tak mampu.
Panitia akan membantu memenuhi permintaan anak dari kalangan itu sebelum diruwat.
Tetapi panitia tidak menutup kesempatan bagi bocah gembel dari keluarga mampu.
“Kita saling membantu lah,” katanya
LIHAT JUGA VIDEO BERIKUT:
Peserta ritual pemotongan rambut gimbal di DCF hanyalah sebagian kecil dari warga berambut gembel di dataran tinggi Dieng atau luar daerah.
Tidak semua keluarga anak berambut gembel bersedia menjadi peserta ruwat rambut gembel DCF.
Sebagian memilih menggelar ritual sederhana atau selamatan secara mandiri di tempat tinggal mereka, sesuai kearifan masing-masing.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Unik, Ini Permintaan 9 Bocah Gimbal yang Terdaftar Dipotong Rambutnya di Dieng Culture Festival 2019.