TRIBUNTRAVEL.COM - Para petani di Desa Gumiwang, Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara punya cara tersendiri dalam memeriahkan bulan suci Ramadan.
Terlebih di bulan ini mereka juga dianugerahi hasil panen padi yang melimpah.
Padi yang telah dipanen diambil untuk konsumsi rumah tangga atau dijual untuk keperluan lain.
Masih tersisa limbah pertanian berupa jerami yang menumpuk di sawah.
Jerami itu ternyata tak lantas terbuang sia-sia hingga memicu persoalan lingkungan.
Di tangan sebagian petani, jerami itu disulap menjadi patung bernilai seni tinggi.
"Kebetulan festival Ramadan pas dengan panen," kata Kepala Desa Gumiwang Arif Fahrudin, Kamis (30/5/2019)
• Kenapa Sala Sering Disebut dengan Solo?
• Bocah 6 Tahun Meluncur Keluar dari Roller Coaster yang Melaju Lalu Jatuh dari Ketinggian 10 Meter
• Nota-nota yang Diunggah Netizen dari Warung Seafood Lesehan yang Viral Karena Terlalu Mahal
• Heboh Harga Tiket Pesawat Rp 21 Juta, Ini Penjelasan Traveloka
TONTON JUGA :
Tumpukan limbah jerami dirangkai atau dipadatkan membentuk patung dengan tema tertentu.
Proses pembuatan memakan waktu sekitar satu minggu.
Karena dibuat pada momentum Ramadan, kumpulan patung berbahan jerami itu dibuat bertema Kampung Arab.
Ada replika binatang semisal burung, keledai, hingga onta yang merupakan satwa khas gurun pasir atau jazirah Arab.
Selain replika binatang, para petani juga membuat replika pohon kurma lengkap dengan gubug kecilnya.
Mereka juga membuat replika Kabah berbentuk kubus yang kian menguatkan kekhasan Kampung Arab.
Menurut Arif Fahrudin, pembuatan patung jerami ini tak lain untuk mendukung Festival Ramadan di Desa Gumiwang.
Kebetulan, saat Ramadan, masyarakat Desa Gumiwang telah memasuki masa panen.
Pembuatan replika dari jerami itu sekaligus sebagai upaya pemanfaatan limbah pertanian agar lebih bernilai guna.
Dalam festival itu, pemerintah desa (Pemdes) memfasilitasi Pasar Ramadan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat lokal.
Ternyata, keberadaan replika Kampung Arab itu cukup menyedot perhatian masyarakat untuk meramaikan Pasar Ramadan.
"Penjualan pedagang meningkat hingga seminggu pertama," katanya.
Kini replika Kampung Arab itu dipindah dari Lapangan Desa Gumiwang ke Taman Jerami di komplek Taman Celosia Desa Gumiwang.
Di tempat itu, taman jerami kembali ditata untuk mendukung wisata edukasi pertanian dan perikanan.
Pemerintah desa berencana mengelar rutin pembuatan karya seni berbahan jerami setiap tahun untuk memacu kreativitas warga.
Terlebih, pertanian padi jadi sektor andalan yang menjadi tulang punggung perekonomian warga, di luar perikanan dan usaha.
"Rencananya ke depan akan dilombakan festival jerami ini," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Jerami Sisa Hasil Panen Disulap Membentuk Satwa, Cara Kreatif Petani Desa Gumiwang Saat Ramadan