TRIBUNTRAVEL.COM - Jakarta merupakan ibu kota pemerintahan Indonesia.
Namun, selain Jakarta, ada tiga kota yang pernah menjadi ibu kota Indonesia.
Namun sebelumnya, cari tahu dulu sejarah bagaimana Jakarta ditetapkan sebagai ibu kota, yuk.
Kota yang dulunya bernama Batavia ini, dibangun oleh Jam Pieterzoon Coen.
Ia adalah seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-4 dan ke-6.
Batavia dibangun mirip seperti kota-kota yang ada di Belanda.
Dengan gedung-gedung yang tinggi di dalamnya, Batavia berhasil menjadi kota yang modern.
Namun, waktu itu Batavia belum cocok untuk menjadi kota pusat pemerintrahan nasional.
Oleh karenanya, Jenderal J. P. Graaf Van Limburg menetapkan Bandung sebagai kota pemerintahan.
Perpindahan dari Batavia ke Bandung tidak lama.
Nama Batavia pun hilang dan perlahan terhapus dalam peta sejarah dan berganti nama menjadi “Jakarta” ketika tentara Jepang datang ke Indonesia.
Nama Jakarta tercipta berasal dari keinginan para tokoh nasionalis kita.
Jakarta sah menjadi Daerah Khusus Ibu Kota pada 1960-an dan ditandai oleh Penetapan Presiden No.2 tahun 1961 dan kemudian Undang-undang No.10 tahun 1964.
Ibu kota Indonesia berpindah-pindah ke kota yang dianggap aman dari para penjajah.
Ada tiga kota yang dijadikan sebagai pusat pemerintahan selain Jakarta.
1. Yogyakarta
Beberapa bulan setelah Indonesia merdeka, ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Tepatnya pada 4 Januari 1946. Ini terjadi karena waktu itu Belanda melakukan agresi militer.
Mereka belum rela melepaskan Indonesia sebagai negara jajahannya.
Yogyakarta dipilih sebagai ibu kota karena dianggap cukup aman.
Apalagi kota ini dikelilingi oleh Gunung Merapi di sebelah utara dan Samudera Hindia di selatan.
Kedua benteng alam ini membuat Yogyakarta sulit untuk dimasuki oleh penjajah.
2. Bukittinggi, Sumatera Barat
Ibu kota Indonesia lainnya adalah di Bukittingi, Sumatera Barat.
Ini terjadi pada 19 Desember 1948 karena adanya agresi militer ke-2 sebagai aksi polisional oleh Belanda.
Bukittingi ditetapkan sebagai ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
Kota ini terpilih karena adanya Sjafrudin Prawiranegara yang disiapkan sebagai pemimpin PDRI jika sewaktu-waktu para pemimpin pemerintahan tertangkap.
Di kota Bukittingi terdapat Gunung Marapi di barat, Gunung Singgalang di selatan, serta Lembah Sianok di utara dan barat yang dianggap dapat melindungi ibu kota dari serangan musuh.
3. Bireuen, Aceh
Pada 1948, kota Bireuen, Aceh, pernah menjadi ibu kota Indonesia.
Kota ini dianggap cukup aman karena dikelilingi perbukitan yang dapat melindungi pusat pemerintahan dari serangan musuh.
Ibu kota di Bieruen hanya seminggu saja.
Selama pusat pemerintahan di Bereuen, Presiden Sukarno tinggal di kediaman Kolonel Hussein Joesoef dan mengerjakan tugasnya di sana sebagai pemimpin Indonesia.
Artikel ini telah dimuat di Bobo.grid.id dengan judul 3 Kota yang Pernah Menjadi Ibu Kota Indonesia, Ada Kotamu di Sini?