TRIBUNTRAVEL.COM - Tidak hanya menyimpan destinasi wisata yang menarik, Nusa Tenggara Timur juga memiliki potensi budaya yang menarik, salah satunya adalah Tari Bidu.
Tari Bidu adalah salah satu tarian tradisional dari daerah Belu, Nusa Tenggara Timur yang dulunya digunakan sebagai media mencari jodoh oleh masyarakat setempat.

Tari Bidu sudah diwariskan secara turun-temurun dan biasa ditampilkan oleh beberapa penari pria dan wanita dengan berbusana adat.
Dalam tradisi masyarakat Belu ada beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh para pemuda dan pemudi sebelum melakukan pernikahan.
Tonton juga:
• Gonggong, Kuliner Khas Pulau Bintan yang Jadi Ikon Kota Tanjung Pinang
• Indonesia Bakal Pindah Ibu Kota, Inilah 12 Negara yang Telah Sukses Pindahkan Ibu Kota Negaranya
Pertama, bagi para pemuda dan pemudi yang sudah siap harus melakukan perjanjian dan perencanaan terlebih dahulu, yang disebut dengan Hameno Bidu.
Kemudian para pemuda dan pemudi tersebut bertemu di tempat yang sudah ditentukan dan melakukan Tari Bidu dengan disaksikan oleh para warga setempat termasuk orang tua mereka.

Dalam tarian tersebut para pemuda menari satu persatu sambil memilih wanita yang disukainya.
Setelah menemukan wanita idamannya, pemuda tersebut kemudian menandai wanita yang dipilihnya.
Dan bagi mereka yang sama-sama setuju kemudian dilanjutkan dengan proses berikutnya yaitu Hanimak.
Hanimak sendiri merupakan suatu proses pengenalan secara etis, romantis dan berbobot yang dilakukan oleh seorang pria dan wanita atas ijin orang tua mereka.
Setelah menemukan kecocokan, biasanya mereka akan melakukan Binor, yaitu suatu proses saling bertukar dan menyimpan barang masing-masing seperti tempat sirih, kain, pakaian dan lain-lain.

Kemudian kedua belah pihak saling bertemu dan merencanakan prosesi peminangan.
Dalam peminangan tersebut biasanya peminang membawa barang yang disebut dengan Mama Lulik.
Kemudian dilanjutkan dengan Mama Tebes, yaitu tahap membicarakan dan merencanakan acara pernikahan mereka.
Walaupun tergolong tarian yang sudah lama, Tari Bidu masih terus dilestarikan dan dijaga keberadaannya.
Tari Bidu ini tidak hanya dikenal di masyarakat Belu saja, namun juga dikenal di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur.
Dalam perkembangannya Tari Bidu ini juga telah dikembangkan menjadi beberapa jenis Tari Bidu, dengan variasi gerakan, penyajian tarian, pengiring, dan kostum yang sedikit berbeda namun tetap mempertahankan ciri khasnya.
Selain ditampilkan dalam acara adat, Tari Bidu juga sering ditampilkan dalam berbagai acara seperti penyambutan, pentas seni dan festival budaya.
Hal ini dilakukan sebagai usaha melestarikan dan memperkenalkan kepada generasi muda serta masyarakat luas akan tradisi dan budaya yang mereka miliki.
• 5 Cara Menghindari Dehidrasi saat Puasa Selama Bulan Ramadan
• Nikmatnya Nasi Jaha, Kuliner Khas Manado Bercita Rasa Jahe yang Dipanggang dalam Bambu
• Majapahit International Travel Fair 2019 - Gelaran Event Pariwisata Tahunan Terbesar di Jawa Timur
• Terminal 2F Bandara Soekarno-Hatta Resmi Jadi Low Lost Carrier Terminal Mulai 1 Mei 2019
(TribunTravel.com/ Ratna Widyawati)