TRIBUNTRAVEL.COM - Hari Bumi Sedunia diperingati pada hari ini, Senin (22/4/2019), simak ada beberapa kegiatan sepele namun dampaknya bisa menghancurkan bumi secara perlahan.
Menurut sejarah, Hari Bumi Sedunia pertama kali tercatat pada tahun 1970.
Gagasan Hari Bumi Sedunia pertama kali muncul pada awal 1960, ketika sebagian elemen masyarakat di Amerika Serikat mulai menyadari pencemaran lingkungan yang semakin membahayakan bumi.
Diperingati untuk kali pertama, dulunya kegiatan Hari Bumi diikuti oleh sekitar 20 juta warga Amerika Serikat, dan angka tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu.
Saat ini, peringatan Hari Bumi Sedunia telah diperingati di lebih dari 175 negara.
Memperingati Hari Bumi Sedunia, setidaknya kita wajib menjaga bumi dari dampak bahaya.
Ternyata ada beberapa kegiatan kecil dan sepele dan masih sering dilakukan oleh manusia, namun memiliki dampak yang berbahaya bagi bumi.
Misalnya saja, kita masih sering melakukan kebiasaan melepaskan ratusan bahkan ribuan balon helium pada saat perayaan tertentu.
Dikutip oleh Tribun Travel dari Bright Side, ada banyak kebiasaan sepele manusia yang ternyata memiliki dampak yang cukup berbahaya bagi lingkungan.
Tonton juga:
• Hari Terakhir, Promo Diskon Tiket Pesawat Garuda Indonesia hingga Rp 1 Juta di Traveloka
• Jadi Minuman Detoks Tubuh, Infused Water Ternyata Punya 4 Dampak Buruk Bagi Kesehatan
• Beroperasi 29 April, Intip Potret Megahnya New Yogyakarta International Airport di Kulon Progo
1. Menerbangkan Balon ke Langit
Di banyak negara masih ada tradisi melepaskan balon yang diselenggarakan untuk memperingati sebuah acara tertentu.
Meskipun tradisi ini tampak tidak berbahaya, namun ternyata bisa menyebabkan banyak kerusakan.
Hanya sedikit orang yang mengetahui apa yang terjadi dengan balon setelah diterbangkan.
Balon tidak terbang menuju luar angkasa, melainkan balon saat terbang akan meletus atau mengempis dan jatuh ke tanah.
Lebih parahnya lagi, balon pun juga bisa membunuh binatang, burung, dan satwa laut, saat mereka menganggap balon adalah makanannya.
• Gunung Agung di Bali Alami Erupsi, Sutopo Purwo: Bandara Ngurah Rai Tetap Beroperasi Normal
• Ganjar Pranowo Kulineran Bakmi Jowo Mbah Mangoen Khas Solo, Intip Bagaimana Reviewnya
2. Membawa Bonekah sebagai Bentuk Penghormatan

Selain bunga, biasanya ada sebagian orang yang membeli boneka untuk mengekspresikan kesedihan terkait insiden atau peristiwa tertentu.
Membawa boneka atau bunga merupakan cara setiap orang mengekspresikan kesedihan dan memberikan dukungan kepada orang yang dicintainya.
Namun, seiring berjalannya waktu barang-barang tersebut hanya akan menjadi sampah yang tidak berguna.
Jika bunga-bunga bisa layu dan dibuang ke tempat sampah, lain halnya dengan mainan atau boneka.
3. Terlalu Banyak Kemasan untuk Membungkus Sebuah Produk

Kemasan sebuah produk biasanya digunakan untuk menarik pelanggan untuk membeli.
Selain itu, kemasan juga bisa berguna untuk menjaga produk tetap aman.
Banyak produsen dan pengecer menggunakan terlalu banyak kemasan untuk membungkus produk.
Semakin banyak kemasan, justru hanya akan berakhir menjadi limbah yang tidak berguna.
• Prakiraan Cuaca Hari Ini di 33 Kota Indonesia Senin 22 April 2019, Cek Cuaca di Wilayahmu
• Promo HUT J.CO - Dapatkan 2 Lusin Donuts Cuma Rp 102 Ribu, Promo Hanya Berlaku Tiga Hari
4. Menerbangkan Ratusan lampion
Tradisi melepaskan lentera atau lampion ke langit menjadi sebuah kegiatan yang masih sering dilakukan untuk memperingati sebuah acara.
Namun, kebiasaan ini memiliki resiko yang cukup berbahaya jika lilin yang tidak padam saat jatuh ke tanah dan membuat pohon atau rumput menjadi terbakar karenanya.
Sementara itu, lampion juga bisa berbahaya bagi hewan, terutama hewan ternak.
Saat hewan ternak mencari makanan di rumput, besar kemungkinan mereka akan memakan limbah lampion tersebut bersamaan dengan rumput.
Di Rusia pada 2014 sudah ada larangan untuk melepaskan lampion di kota-kota besar dan daerah dekat hutan.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)