Breaking News:

Penelitan Terbaru: Aplikasi Ponsel Kini Bisa Membantu Menaklukkan Phobia Ketinggian

Sebuah studi terbaru dari Belanda menyarankan, orang-orang yang takut ketinggian bisa menaklukkan fobia menggunakan aplikasi realitas virtual

pegi-pegi
Akrophobia 

TRIBUNTRAVEL.COM - Sebuah studi terbaru dari Belanda menyarankan, orang-orang yang takut ketinggian bisa menaklukkan fobia menggunakan aplikasi realitas virtual dan satu set googles VR yang murah.

Studi ini menunjukkan, "rasa takut akan ketinggian atau akrofobia dapat diobati secara efektif tanpa terapis, cukup dengan perawatan kami melalui aplikasi smartphone, yang disebut ZeroPhobia, dalam kombinasi dengan kacamata VR seharga $ 10," kata Tara Donker, asisten profesor penelitian.

Dalam terapi perilaku kognitif tradisional, pasien dengan fobia secara bertahap dihadapkan dengan apa yang mereka takuti, dan seorang terapis membantu pasien menafsirkan kembali respons dan kecemasan mereka.

Tetapi tidak semua orang dengan fobia memiliki akses atau mampu melakukan sesi pengobatan dengan terapis.

Ilustrasi acrophobia
Ilustrasi acrophobia (diseaseszoom.com)

Mengenal Penyebab dan Cara Atasi Aviophobia, Ketakutan Berlebihan untuk Naik Pesawat Terbang

Kamu Phobia Kucing? Duh, Jangan Sekali-sekali Datang ke Pulau Kecil di Hawaii Ini

Bangga! Garuda Indonesia jadi Maskapai Paling Tepat Waktu Se-Asia Tenggara

Donker, yang berafiliasi dengan Vrije University Amsterdam dan penulis studi senior Jean-Louis van Gelder dari University of Twente mengembangkan aplikasi untuk menawarkan alternatif yang terjangkau.

Dilansir AsiaOne.com, Minggu (24/3/2019), mereka berencana untuk merilisnya secara komersial.

Aplikasi seperti permainan membawa pengguna melalui serangkaian tantangan yang akan menakutkan bagi seseorang dengan akrofobia, seperti mengganti bola lampu, memperbaiki lampu sambil berdiri di tepi balkon yang tinggi, atau menyelamatkan anak kucing yang melarikan diri di atas jembatan tinggi.

"Skenario VR dikembangkan (untuk mencakup) spektrum luas dari situasi akrofobia," kata Donker dalam email.

Untuk menguji aplikasi, para peneliti merekrut 193 sukarelawan dewasa dengan akrofobia dan secara acak menugaskan mereka untuk menggunakan VR.

Jembatan kaca Zhangjiajie
Jembatan kaca Zhangjiajie (abcnews.go.com)

10 Desain Produk Ini Membuat Orang Tertarik Memebeli Karena Kemasannya Unik dan Lucu

Bangga! Garuda Indonesia jadi Maskapai Paling Tepat Waktu Se-Asia Tenggara

3 Destinasi di Bali Ini Buatmu Merasa Berada di Jepang, Ada Hutan Bambu hingga Taman Jinja

Tonton juga :

Tiga bulan sebelumnya relawan telah diminta mengisi kuesioner untuk menilai gejala akrophobia.

2 dari 2 halaman

Peserta dapat menjalankan skenario di ponsel mereka, pada waktu luang mereka.

Berdasarkan tanggapan kuesioner, Donker dan rekannya menyimpulkan relawan yang menggunakan aplikasi mengalami peningkatan yang signifikan.

Terapi VR dapat mengisi kekosongan yang disebabkan oleh kekurangan terapis, kata Dr. Robert Hudak, seorang profesor psikiatri di University of Pittsburgh yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

"Menemukan terapi perilaku kognitif mungkin masih sulit di beberapa tempat dan cara ini bisa menjadi alternatif," tambahnya.

Tetap saja, pikir Hudak, lebih baik jika terapis langsung terlibat ketika orang menggunakan VR untuk membantu mengatasi fobia mereka.

"Sebagiknya mereka menggunakannya di rumah di bawah arahan seorang profesional kesehatan mental terlatih."

TribunTravel.com/rizkytyas

Selanjutnya
Tags:
BelandaZeroPhobiaakrofobia Beskap Andries Noppert
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved