Breaking News:

Potensi Hujan Deras dan Cuaca Ekstrim Diprediksi Masih Terjadi di Wilayah Yogya Hingga 7 Februari

Djoko Budiyono, menjelaskan potensi hujan lebat di Yogyakarta berpeluang muncul hingga tanggal 7 Februari.

TribunnewsBogor.com/Mohamad Afkar Sarvika
Hujan deras 

TRIBUNTRAVEL.COM - Potensi hujan deras diprediksi masih bisa terjadi di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya.

Masyarakat pun diminta untuk mewaspadai gelombang tinggi antara 2,5 hingga 4 meter di Samudera Hindia atau perairan selatan Yogyakarta.

Potensi banjir dan longsor akibat hujan deras pun wajib diwaspadai masyarakat.

Hujan deras dan cuaca ekstrim ini diprediksi masih berpotensi terjadi hingga 7 Februari mendatang di wilayah Yogya.

Kepala kelompok data dan informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta, Djoko Budiyono, menjelaskan potensi hujan lebat di Yogyakarta berpeluang muncul hingga tanggal 7 Februari.

Penyebab utamanya karena saat ini suhu permukaan laut di wilayah Yogyakarta cukup hangat dan munculnya beberapa daerah tekanan udara di sekitar Australia.

Hal ini menyebabkan terbentuknya pola angin konvergensi atau pertemuan angin yang bisa berdampak pada pembentukan awan-awan hujan di Yogyakarta.

“Oleh sebab itu masyarakat dihimbau untuk selalu waspada dengan hujan yang masih berpotensi muncul hingga tanggal 7 Februari 2019,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunjogja.com, Selasa (5/2/2019).

Selain mewaspadai gelombang tinggi dari wilayah selatan Yogyakarta, secara umum, masyarakat diimbau agar tetap waspada potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor.

Seperti diketahui ada 64 kecamatan di wilayah Yogyakarta berpotensi gerakan tanah pada musim penghujan ini.

Bahkan, 17 kecamatan diantaranya mengalami potensi kerawanan menengah-tinggi dan berpotensi terjadinya banjir bandang atau aliran bahan rombakan.

2 dari 2 halaman

Data yang dirilis pusat vulkanologi dan mitigasi bencana geologi menyebutkan 64 kecamatan yang rawan gerakan tanah ini tersebar di seluruh wilayah Yogyakarta.

Jumlah tersebut terdiri dari 16 kecamatan berada di Bantul, 18 kecamatan di Gunungkidul, 17 kecamatan di Sleman, 11 kecamatan berada di Kulonprogo, dan dua kecamatan di Kota Yogya.

Untuk 17 kecamatan yang kerawanan kategori menengah tinggi dan rawan banjir bandang diantaranya adalah Banguntapan, Piyungan (Bantul), Gondokusuman, Tegalrejo (Kota Yogya), Kalibawang (Kulonprogo), Berbah, Cangkringan, Depok, Kalasan, Minggir, Mlati, Ngaglik, Ngemplak, Pakem, Prambanan, Tempel dan Turi (Sleman).

BPBD DIY juga mencatat, curah hujan tinggi diprediksi bisa terjadi di beberapa kecamatan di Kabupaten Sleman  (Turi, Tempel, Pakem, Cangkringan, Pakem, Ngemplak, Depok, Kalasan, Sleman, Seyegan), Kulon Progo (Samigaluh), Bantul (Kasihan, Sewon, Pleret, Banguntapan), Kota Yogya ( Kotagede), Gunung Kidul ( Nglipar, Ngawen, Semin, Karangmojo, Ponjong, Playen, Wonosari, Semanu, Rongkop).

Djoko menambahkan, masyarakat juga perlu waspada terhadap kemungkinan hujan disertai angin yang dapat menyebabkan pohon maupun baliho tumbang/roboh.

Selain itu juga memperhatikan risiko gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran dan aktivitas di pesisir.

“Warga juga diimbau tidak berlindung di bawah pohon jika hujan disertai kilat/petir. Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG senantiasa membuka layanan informasi cuaca 24 jam, yaitu melalui call center 0274 2880151/2,” urainya.

Sementara itu, BMKG pusat juga menganalisis bahwa saat ini ENSO (El Nino Southern Oscillation, status: lemah) dan IOD (Indian Ocean Dipole, status: netral) tidak cukup signifikan mengurangi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

MJO (Madden Julian Oscillation) fase kering diperkirakan akan aktif dan kurang berkontribusi pada pembentukan awan khususnya di wilayah Indonesia bagian barat hingga dua minggu ke depan.

Nilai Anomali Suhu Muka Laut di sebagian wilayah Perairan Indonesia selama bulan Februari diperkirakan lebih hangat dari normalnya, kondisi ini cukup berkontribusi terhadap penambahan suplai uap air di wilayah Indonesia.

Sirkulasi tekanan rendah di wilayah Australia bagian utara mengakibatkan terbentuknya daerah pertemuan angin di sekitar Maluku dan Papua yang mengakibatkan peningkatan potensi pembentukan awan hujan.

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Potensi Hujan Deras dan Cuaca Ekstrim Diprediksi Masih Terjadi di Wilayah Yogya Hingga 7 Februari

Selanjutnya
Sumber: Tribun Jogja
Tags:
TribunTravelBMKGYogyakarta
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved