TRIBUNTRAVEL.COM - Tahun Baru 2019 akan tiba dalam waktu delapan hari lagi, saatnya kita bersiap mengucapkan selamat tinggal kepada tahun 2018.
Saat pergantian tahun, ada satu lagu yang hampir selalu dinyanyikan.
Yakni, Auld Lang Syne.
Meski sangat populer, banyak yang belum mengetahui tentang sejarah lagu Auld Lang Syne.
Dikutip TribunTravel.com dari laman Reader's Digest, Auld Lang Syne adalah judul dan frase utama dari puisi Skotlandia karya Robert Burns yang berasal dari tahun 1788.
Frase 'auld lang syne' secara harfiah berarti 'sejak lama sekali' dan pada dasarnya berarti 'hari-hari yang berlalu.'
Versi lima bait orisinil dari puisi ini memang membuat orang-orang bernyanyi 'mari minum untuk hari-hari yang telah berlalu' dan menjadi tradisi bersulang untuk Tahun Baru.
Lihat Juga:
Kadang-kadang, Auld Lang Syne disebut sebagai 'lagu yang tak dipahami orang-orang' oleh sejumlah sejarawan musik.
Auld Lang Syne adalah satu tradisi oral dari orang yang sedang minum-minum dan bernyanyi.
Frase lama 'auld lang syne' telah muncul di dalam lagu tradisional Skotlandia sejak 1588.
Namun, versi yang biasa dinyanyikan pada tahun baru diperkenalkan oleh Robert 'Rabbie' Burns, tetapi diperkirakan nada lama yang ia dengar sebelumnya telah terlupakan.
Mengutip laman Telegraph, Robert Burns tidak menemukan frase Auld Lang Syne, melainkan ada lirik lagu Skotlandia anonim yang berbunyi Auld Kindnes Foryett.
Auld Kindnes Foryett ada sejak abad ke-15.
Kemudian, frase Auld Lang Syne digunakan oleh penulis puisi penerus Robert Burns.
Seperti Robert Ayton pada akhir abad ke-16, Allan Ramsay pada abad ke-17, dan James Watson di waktu yang sama.
Auld Lang Syne memiliki makna sebagai pengingat persahabatan lama, kebaikan, dan bersulang demi kesehatan dan kebaikan dalam waktu yang akan datang.
Selain sebagai lagu Tahun Baru, Auld Lang Syne juga dikumandangkan di beberapa kesempatan atau negara.
Seperti pemakaman perdana menteri Kanada, Pierre Trudeau, wisuda, dan hari Natal.
Nada lagu Auld Lang Syne juga pernah menjadi lagu kebangsaan Maladewa dan Korea, sementara toko-toko di Jepang kerap memutar lagu Auld Lang Syne saat akan tutup.
Jika ingin menyanyikannya, kamu bisa cek lirik Auld Lang Syne berikut, dikutip dari laman The Telegraph:
Should auld acquaintance be forgot,
And never brought to mind?
Should auld acquaintance be forgot,
And auld lang syne!
For auld lang syne, my dear,
For auld lang syne.
We'll tak a cup o' kindness yet,
For auld lang syne.
And surely ye'll be your pint stowp!
And surely I'll be mine!
And we'll tak a cup o'kindness yet,
For auld lang syne.
We twa hae run about the braes,
And pou'd the gowans fine;
But we've wander'd mony a weary fit,
Sin' auld lang syne.
We twa hae paidl'd in the burn,
Frae morning sun till dine;
But seas between us braid hae roar'd
Sin' auld lang syne.
And there's a hand, my trusty fere!
And gie's a hand o' thine!
And we'll tak a right gude-willie waught,
For auld lang syne.
(TribunTravel.com/Rizki A. Tiara)