TRIBUNTRAVEL.COM - Pantai Tanjung Lesung ternyata menyimpan cerita legenda yang menarik hingga keindahan nan eksotis dari panorama sunrise dan sunset-nya.
Pantai Tanjung Lesung berada di ujung barat Pulau Jawa, tepatnya di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Asal nama Tanjung Lesung lahir dari bentuk daratan pantai yang menjorok ke laut dan menyerupai ujung lesung.
Lesung adalah alat tradisional untuk menumbuk padi.
Tak kalah menarik dari pantai-pantai di Pulau Bali, pantai di Tanjung Lesung terkenal dengan ‘Sunset of Java’-nya serta satu pantai terindah yang ada di Banten.
Pesona sunrise di Pantai Tanjung Lesung juga tak kalah cantik, lho.
Dijamin, traveler bakal rela bangun pagi hanya untuk menikmati sunrise.
Keindahan Pantai Tanjung Lesung juga mampu menyaingi keindahan Pulau Bali.
Dengan luas sekitar 150 ha, tentu saja banyak hal yang bisa traveler lakukan di Pantai Tanjung Lesung.
Mulai dari menikmati sunset dan sunrise yang eksotis, menyusuri pantai, hingga memancing.
Traveler juga bisa bermain aneka water sport, seperti kano, jet ski, hingga banana boat.
Bagi yang gemar berenang di pantai, traveler bisa menikmati kejernihan air laut sambil berendam.
Atau menikmati kehidupan bawah laut dengan snorkeling dan diving.
Termasuk menyantap aneka seafood yang lezat di pinggir pantai.
Jika kamu yang suka berenang dibantai, kamu bisa menikmati kejernihan air laut sambil berendam.
Menikmati kehidupan bawah laut dengan snorkeling dan diving.
Hingga menikmati aneka seafood yang lezat dipinggir pantai.
Asal Mula Tanjung Lesung
Dalam dongeng atau legenda yang beredar diketahui, dulu, di pesisir Laut Selatan Jawa ada seorang pengembara bernama Raden Budog yang selalu ditemani oleh kuda dan anjingnya.
Hingga suatu hari, ia bertemu dengan gadis yang sangat cantik di mimpinya.
Ia pun berusaha mencari gadis tersebut di kehidupan nyata.
Di tengah pencariannya, Raden Budog beristirahat sejenak di suatu pantai.
Namun, saat ia ingin melanjutkan perjalanan, kuda dan anjingnya merasa lelah.
Raden Budog pun menganggap kuda dan anjingnya tidak setia.
Ia mengutuk kedua hewan pengikutnya tersebut menjadi batu karang.
Saat melanjutkan perjalanan, Raden Budog mendengar suara merdu dari alat musik lesung.
Rupanya, pemain lesung tersebut adalah gadis idaman Raden Budog dalam mimpi yang bernama Sri Po Haci.
Sayangnya, ibu Sri Po Haci melarang putrinya berhubungan dengan Raden Budog yang tidak memiliki asal-usul yang jelas.
Namun, mereka tetap bersikeras menikah.
Raden Budog pun mempelajari lesung dan mulai gemar bermain lesung hingga lupa waktu.
Bahkan, ia mengabaikan nasihat leluhur yang melarangnya untuk main lesung pada hari Jumat.
Sehingga, Raden Budog berubah menjadi monyet.
Sri Po Haci pun malu, kemudian ia langsung menghilang.
Untuk mengenang keahlian Sri Poh Haci bermain lesung, penduduk setempat menyebut kampung itu Kampung Lesung.
Kampung tersebut terletak berada di sebuah tanjung dan berubah nama jadi Tanjung Lesung.
Ada juga sumber yang mengatakan, nama Tanjung Lesung diambil dari lokasi pantai yang menjorok ke laut sehingga mirip ujung lesung.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)