TRIBUNTRAVEL.COM - Festival merupakan suatu kegiatan yang diadakan dalam tempo bulanan maupun tahunan sesuai dengan cara dan adat di daerah masing-masing.
Festival biasanya diselenggarakan untuk keperluan tradisi hingga memperingati peristiwa tertentu.
Tidak semua festifal berlangsung aman, ada juga beberapa festifal yang beresiko namun tetap didipertahankan oleh masyarakat.
Tribun Travel melansir dari Encyclopedia Britannica, berikut ini ada empat festival atau perayaan yang berbahaya didunia.
1. Festival Takanakuy di Peru
• 5 Festival yang Tak Boleh Dilewatkan Saat Traveling di Australia Barat
Hari Natal biasanya identik dengan damai dan tenang, saling berbagi hadiah, dan berkumpul dengan keluarga.
Berbeda dengan sebuah festival Takanakuy yang ada di Peru, Natal disana diwarnai dengan atraksi pertarungan bagi mereka yang ingin menyelesaikan masalah.
Tidak hanya laki-laki, bahkan perempuan juga bisa ikut serta dalam festival ini.
Namun pertarungan mereka dilarang menggunakan senjata atau alat-alat sejenisnya.
Aturan mainnya cukup sederhana, yakni mereka berdua beradu jotos dan menendang.
Dilarang menggunakan gigitan, pertarungan mereka akan diawasi oleh wasit.
Setelah mereka selesai beradu, keduanya akan bersalaman dan berpelukan, meskipun dalam kondisi yang berlumuran darah.
2. Perang Roket di Yunani
• Oktoberfest hingga Chuseok, Inilah 4 Festival yang Dirayakan Selama Musim Gugur
Saat Paskah, penduduk Yunani melakukan festival yang cukup unik dan berbahaya.
Penduduk di Pulau Chios, Yunani menyelenggarakan Festival Rouketopolemos (perang roket).
Dalam penyelenggaraannya, setiap orang memiliki roket kecil yang diproduksi oleh penduduk setempat.
Roket ini digunakan untuk menembak.
Target tembakan mereka adalah lonceng di Gereja Santo Martin dan Gereja Maria Panagia Erithiani.
Perayaan ini guna untuk memelihara adat istiadat masyarakat setempat.
Bisa dipastikan tidak semua roket mengenai sasaran.
Beberapa diantaranya ada yang merusak properti warga.
Dikutip dari Kompas.com, Kamis (27/9/2-18), masyarakat di Yunani mengatakan desa ini digunakan untuk menembak meriam di arah laut untuk menangkis para perombak yang mendekat.
3. Festival Saint Fermin (Bull-Run) di Spanyol
• Ngaku Cinta Indonesia? 3 Festival Budaya Ini Wajib Kamu Kunjungi Saat Akhir Pekan
Festival Saint Fermin dirayakan dengan cara melepas banteng di jalanan, hingga terjadi saling kejar antara banteng dengan pengunjung festival.
Dikutip dari Kompas.com, festival di Spanyol ini ada sejak 1911 hingga tahun lalu, festival ini sudah menyebabkan 15 peserta meninggal dunia.
Festival tersebut diselenggarakan untuk menghormati Saint Fermin, seorang uskup dari Pamplona.
Acara tersebut sudah berlangsung sejak abad pertengahan dan berisikan prosesi religius, tarian tradisional, dan konser.
4. Festival Onbashira di Jepang
• Hampir Bersamaan dengan Fenomena Ekuinoks, Ini 7 Festival Perayaan Datangnya Musim Gugur di Dunia
Festival Onbashira di Jepang ini diadakan setiap enam tahun sekali di wilayah Danau Suma Nagamo, Jepang.
Festival ini diadakan untuk mengganti 16 pilar balok kayo yang terdiri dari empat sudut bangunan Kuil Agung Suwa.
Mayarakat yang akan mengganti pilar mengambil kayu-kayu yang berasal dari pegunungan.
Cara membawa kayu-kayu itu dengan menunggangi dari atas gunung menuju ke kuil.
Beberapa orang ada yang melakukan tanpa tali pengaman.
Beberapa orang bahkan ada yang terjatuh ketika dalam perjalanan membawa kayu tersebut.
Perayaan dimulai April, ketika 16 pohon cemara dari pegunungan yang kemudian ditebang.
Kayu yang digunakan biasanya berdiameter 20 meter dengan berat 20 ton.
Sementara itu, perjalanan dari gunung menuju kuil berjarak sekitar 10 kilometer.
(TribunTravel.com/ Ayumiftakhul)