Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Fenomena Ekuinoks kembali menyapa Bumi pada 23 September 2018 pada pukul 08.15 WIB.
Fenomena Ekuinoks menjadi penanda pergantian musim gugur dan musim semi.
Dengan datangnya Ekuinoks September atau Autumnal Equinox, belahan Bumi utara akan memasuki awal musim gugur.
Sementara, belahan Bumi selatan memasuki awal musim semi.
• Mengenal Fenomena Ekuinoks yang Akan Terjadi pada September 2018, Ini Fakta-faktanya
Tahukah kamu, ada beberapa festival di dunia ini yang merayakan datangnya musim gugur?
Sehingga, pelaksanaan festival itu hampir berbarengan Autumnal Equinox di belahan Bumi utara.
Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum beberapa festival yang dilaksanakan berbarengan dengan Autumn Equinox dari laman ThoughtCo.
• 6 Hal yang Membuat Musim Gugur Jadi Saat yang Spesial untuk Traveling
1. China
Di China, ulang tahun bulan jatuh pada waktu Equinoks musim gugur.
Sehingga dibuatlah kue ulang tahun liburan khusus yang terbuat dari tepung dari padi yang dipanen.
Seluruh anggota keluarga berkumpul bersama untuk menghormati bulan.
Orang China yakin, bunga akan berjatuhan dari langit pada malam ulang tahun bulan, dan mereka yang melihat bunga-bunga jatuh akan mendapat berkah.
• McDonalds Jepang Akan Sajikan Burger Emas pada Festival Musim Gugur 2018
2. Inggris
Banyak daerah di Inggris yang masih merayakan Michaelmas, pesta St. Michael yang jatuh pada 29 September.
Tradisi perayaan Michaelmas mencakup persiapan makan daging angsa yang telah diberi jatah hasil panen (disebut stubble-goose).
Ada juga tradisi menyiapkan roti khusus yang lebih besar dari biasanya, dan kue bannock St. Michael, yang merupakan jenis kue gandum spesial.
3. Suku Indian di Amerika
Jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa yang disebut The Pilgrim di Dunia Baru, penduduk asli Amerika Utara merayakan panen dengan perayaan ungkapan rasa syukur di musim gugur.
Perayaan ini biasanya mencakup daging dan biji-bijian dalam jumlah banyak untuk dimakan bersama-sama.
Permainan dan kegiatan tertentu juga diadakan, yang terkadang berguna sebagai momen perjodohan antara desa-desa yang saling bertetangga.
4. Eropa
Di beberapa negara Jermanik, banyak orang yang merasa khawatir tentang nasib panen gandum mereka.
Jika ada angin bertiup kencang selama musim panen, orang Eropa zaman dahulu mengira, Odin sang dewa dari mitologi Nordik menginginkan sejumlah bagian dari panen.
Sehingga untuk membuat Odin senang, orang-orang mengosongkan beberapa karung terisi tepung saat angin bertiup.
5. Nigeria
Orang-orang Yoruba di Nigeria mengadakan perayaan di bulan Oktober untuk merayakan panen ubi.
Tarian diadakan untuk menghormati leluhur, dan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada orang yang telah meninggal pada tahun lalu.
Ubi ditawarkan kepada penari dengan harapan tanaman yang subur akan muncul lagi tahun depan.
Menariknya, penelitian telah menunjukkan, wanita yang mengonsumsi banyak ubi jalar (ubi jalar Afrika asli, bukan ubi jalar biasa) secara statistik memiliki peluang lebih besar untuk mengandung bayi kembar.
Apakah ini menunjukkan hubungan antara ubi jalar dengan kesuburan?
6. Suku Indian Iroquois
Orang-orang Iroquois merayakan Tarian Jagung setiap musim gugur.
Ini adalah cara untuk bersyukur atas panen gandum yang melibatkan nyanyian, tarian dan tabuhan drum sebagai bagian dari perayaan.
Secara alami, makanan memainkan peran penting juga dalam perayaan ini, termasuk roti jagung dan sup.
7. Orang Druid
Untuk Druid kuno yang berakar dari budaya Celtik, titik balik musim gugur disebut Alban Elfed.
Sementara, orang Druid modern merayakan momen ini sebagai momen keseimbangan dan thanksgiving.