lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Traveler, pernahkah kalian berencana untuk menghabiskan liburan dengan menikmati keindahan alam di taman nasional tertentu?
Kalau di Indonesia, ada banyak pilihan taman nasional yang bisa dikunjungi.
Seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Taman Nasional Wakatobi, Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Lorentz, dan lainnya.
Namun, di seluruh dunia ada ribuan taman nasional yang bahkan beberapa diantaranya sudah mencapai usia seratus tahun.
Kali ini, TribunTravel.com telah merangkum 4 taman nasional yang didirikan paling awal di dunia ini dari laman National Geographic.
1. Taman Nasional Nahuel Huapi, Argentina.
• Balai Taman Nasional Gunung Merbabu Larang Motor Trail Masuk ke Gunung Merbabu
Jauh di Patagonia utara, terdapat area kaki bukit dan gletser seluas dua juta hektar.
Pada 1880-an, penjelajah Francisco Pascasio Moreno mensurvei kawasan ini untuk pemerintah Argentina.
Tujuannya adalah membantu memasukkan daerah ini di bawah lingkup federal.
Fransisco kemudian menyumbangkan sebagian tanah kepada pemerintah pada 1903 dengan harapan itu nantinya dapat menjadi taman nasional.
Pada 1934, keinginan Fransisco menjadi kenyataan.
Pada awal pembangunan taman nasional, pemerintah memberikan penekanan pada pembangunan infrastruktur untuk ekowisata, yang membantu memerangi penangkapan ikan perburuan liar, dan penebangan pohon ilegal sekalgus mendukung masyarakat setempat.
2. Taman Nasional Yellowstone, Amerika Serikat
• Turis Asal AS Berkelahi dengan Komodo di Taman Nasional Komodo, Begini Alasannya
Dari kehidupan serigala hingga geyser, Taman Nasional Yellowstone menawarkan keajaiban tersembunyi yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.
Pendirian kawasan lindung oleh Presiden Ulysses S. Grant pada 1872 ini adalah keberhasilan besar untuk upaya konservasi awal yang dapat mempengaruhi perkembangan taman nasional secara global.
Seperti halnya taman nasional lainnya, perburuan dan penebangan liar terjadi di Yellowstone pada 1880-an dan 1890-an sampai akhirnya pihak Kongres memberlakukan tindakan perlindungan yang lebih ketat.
Sekarang, isu-isu seperti populasi bison yang berlebihan, kebakaran hutan, dan pemotongan anggaran menimpa kawasan Yellowstone.
Meskipun demikian, taman ini terus berinisiatif untuk membuat wilayahnya lebih inklusif dan dapat diakses oleh kelompok yang terpinggirkan.
3. Taman Nasional Sarek, Swedia
• Rusak Formasi Tanah Langka di Taman Nasional, Aksi Turis China Picu Kemarahan Netter
Menawarkan lebih dari 100 gletser dan ribuan ekor rusa elf, Taman Nasional Sarek adalah spot khusus flora dan fauna di Swedia.
Penjelajah Adolf Erik Nordenskiöld mengusulkan pendirian Taman Nasional Sarek karena keprihatinannya tentang ancaman manusia terhadap alam.
Inilah yang mempengaruhi parlemen Swedia untuk mendirikan taman nasional Eropa pertama pada 1909.
Masyarakat adat Sami tinggal di daerah itu jauh sebelum Sarek memperoleh status taman nasional.
Namun, begitu taman itu di bawah kendali pemerintah, Swedia dan Sami pada awalnya masih mengandalkan penggunaan lahan dan penambangan bijih logam di kawasan itu.
Baru pada pertengahan tahun 1900-an, adanya konstruksi hidroelektrik memberi tekanan pada taman.
Namun, sekarang ada upaya perlindungan yang dilakukan untuk mencegah perkembangan konstruksi lebih lanjut.
4. Taman Nasional Kerajaan (Royal National Park), Australia
• Pertama Kali ke Taman Nasional Komodo? Ini Lho 3 Lokasi Selam Rekomendasi Koordinator Diving
Lanskap seluas 37.120 hektar ini adalah rumah bagi tebing pantai, burung langka, dan laguna yang indah.
Namun, sebelum disebut Taman Nasional Kerajaan untuk menghormati Ratu Elizabeth II Inggris, kawasan itu memang sudah dikenal sebagai Taman Nasional.
Berabad-abad sebelumnya, Taman Nasional Kerajaan adalah rumah bagi komunitas Aborigin Gweagal.
Pada 1879, Sir John Robertson, Perdana Menteri New South Wales, mendirikan taman melalui serangkaian reformasi tanah.
Selama beberapa dekade, taman berkembang dua kali lipat luasnya, tetapi malah dieksploitasi untuk diambil kayunya dan dikembangkan untuk rumah kayu komunitas sekitar.
Saat ini, kebakaran hutan dan pemotongan anggaran mengancam warisan taman nasional dalam sejarah Australia ini.
