Breaking News:

Idul Adha 2018

Mengintip Tradisi Idul Adha yang Dilakukan Masyarakat Tulehu, Maluku Tengah

Menurut laman National Geographic Indonesia, masyarakat Tulehu dari Maluku Tengah melaksanakan tradisi kaul dan abda'u setelah salat Idul Adha.

The Daily Star/Mohammed Zaatari
Ilustrasi Idul Adha 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Idul Adha 1439 H telah kita lalui pada Rabu (22/8/2018) hari ini.

Ada banyak tradisi unik yang dilakukan dalam merayakan Idul Adha.

Satu di antaranya adalah tradisi masyarakat Tulehu.

Dikutip TribunTravel.com dari laman National Geographic Indonesia, masyarakat negeri Tulehu yang berasal dari Maluku Tengah melaksanakan tradisi kaul dan abda'u setelah salat Idul Adha.

Sebenarnya, kaul dan abda’u adalah tradisi adat puncak dari serangkaian parade budaya yang dilakukan masyarakat Tulehu.

Tradisi ini melibatkan masyarakat dari beberapa desa dan sudah berlangsung cukup lama.

Yakni, tercatat sejak abad ke-17.

1. Tradisi Kaul

Prosesi penyembelihan menurut tradisi kaul mirip seperti penyembelihan pada umumnya.

2 dari 4 halaman

Bedanya, di sini prosesi penyembelihannya dilakukan sebanyak dua kali.

Yang pertama dilakukan selesai salat.

Sementara, yang kedua adalah penyembelihan khusus.

Pada penyembelihan khusus, ada satu kambing inti dan dua kambing pendamping.

Sebelum disembelih, ketiga kambing itu digendong dengan kain oleh pemuka adat dan agama untuk diarak keliling Negeri.

Diiringi selawat dan takbir, ketiga kambing itu dibawa menuju ke pelataran Masjid Negeri Tulehu.

Penyembelihan langsung dilakukan oleh imam besar Masjid Negeri Tulehu.

Sementara dari atas masjid, sekelompok ibu-ibu menabur bunga yang harum baunya.

Setelah disembelih, darah cipratan kambing diperebutkan oleh pemuda anggota adat abda’u.

Ini menjadi simbol, pemuda Tulehu rela berkorban untuk kebenaran.

3 dari 4 halaman

2. Tradisi Abda’u

Pasca penyembelihan ada proses abda’u.

Abda'u artinya ibadah dan pesertanya sebagian besar adalah para pemuda.

Mereka hanya berkaus dalam, berikat kepala warna putih, dan berjalan beramai-ramai menuju rumah imam Negeri Tulehu.

Setelah para pemuda abda’u sampai, imam besar menyerahkan bendera hijau berenda benang bewarna kuning emas.

Warna hijau melambangkan subur, dan kuning adalah kemakmuran.

Bendera inilah yang nantinya bakal diperebutkan oleh ratusan pemuda yang mengikuti upacara ini.

Sekilas terkesan ada kekacauan, karena mereka akan saling pukul, saling injak, dan saling dorong untuk memperebutan bendera.

Sebelum prosesi, tubuh para pemuda terlebih dahulu disiram air khasiat oleh Imam Besar.

Konon, air berkhasiat ini mampu membuat tubuh lebih kuat dan terbebas dari rasa sakit.

4 dari 4 halaman

Tradisi perebutan bendera oleh ratusan pemuda ini yang menjadi sorotan.

Orang-orang di sekeliling berteriak, menyoraki, sembari tetap memberi dukungan kepada para pemuda agar berhasil mendapatkan bendera perlambang kesuburan dan ketentraman tersebut.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
Idul AdhaTulehuMaluku Tengah
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved