Breaking News:

Ratusan Buaya di Desa Bazoule Hidup Damai dengan Warga dan Diperlakukan Seperti Manusia

Terlepas dari reputasi buaya sebagai hewan buas, penduduk desa ini tidak memiliki masalah hidup berdampingan dengan mereka.

YouTube.com
warga dan buaya hidup berdampingan 

TRIBUNTRAVEL.COM - Dalam budaya beberapa negara, hewan dihormati, dianggap sebagai keluarga, hingga dianggap suci.

Misalnya sapi dalam agama Hindu di India.

Di zaman Mesir Kuno, buaya disembang karena diyakini sebagai reinkarnasi dewa Sobek.

Sementara di Burkina Faso, 30 kilometer dari ibukota Ouagadougou, Afrika ada sebuah desa kecil bernama Bazoule yang sebagian orang-orangnya bersahabat dengan buaya.

Mereka adalah keturunan para pejuang Mossis.

Meskipun Bazoule terletak di negara yang terkurung daratan, tapi desa ini punya kolam khusus.

Di dalamnya berisi kurang lebih 150 ekor buaya.

Terlepas dari reputasi buaya sebagai hewan buas, penduduk desa ini tidak memiliki masalah hidup berdampingan dengan mereka.

Warga dengan berani mendekati buaya untuk bermain, bahkan duduk dan berbaring di samping mereka.

Bagaimana ini bisa terjadi?

2 dari 3 halaman

Buaya rupanya sangat lekat dengan legenda lokal lahirnya desa Bazoule.

Dilansir dari Odditycentral.com, Rabu (1/8/2018), penduduk desa sangat bersyukur hidup berdampingan bersama buaya.

Buaya diberi makan warga di desa Bazoule
Buaya diberi makan warga di desa Bazoule (Odditycentral)

Mereka memperlakukan buaya seperti keluarga, mengadakan pemakaman dan mengubur jika ada buaya mati, sama seperti yang mereka lakukan kepada sesama manusia.

Warga desa Bazoule juga mengadakan festival 'Koom Lakre' setiap tahun untuk menghormati buaya.

Buaya bukan hanya buaya yang dianggap sebagai pelindung Bazoule, tetapi juga hewan 'sakti' yang bisa mengabulkan keinginan, terutama selama Koom Lakre.

Tampaknya buaya di danau desa ini pun menganggap manusia sebagai kerabat mereka.

Lebih dari 70 tahun, belum ada kasus kematian akibat serangan buaya, bahkan tidak satu pun.

Wanita mencuci pakaian di air tepi danau dan mengumpulkan tanaman di dekatnya adalah pemandangan biasa.

Anak-anak juga bermain di sekitar perairan, dan semua baik-baik saja.

Jika ada orang yang digigit, hal itu dipandang sebagai hukuman dari leluhur mereka, bukan sebagai tanda agresi dari reptil yang mereka hormati.

3 dari 3 halaman

Hubungan tak lazim antara buaya dan manusia yang terjadi secara alami ini telah menarik perhatian internasional.

Banyak turis berbondong-bondong ke desa Bazoule untuk melihat sekilas kekerabatan antara manusia dan reptil ini.

Pengunjung pun memiliki kesempatan untuk membeli ayam, yang akan digunakan oleh pemandu untuk memancing buaya keluar dari air.

Selain itu, bagi wisatawan pemberani, bisa berpose di atas punggung buaya, lho.

Menariknya, desa Bazoule bukan satu-satunya tempat di mana orang dan buaya hidup berdampingan dengan selaras.

Penduduk Paga, sebuah desa kecil di Ghana, juga terkenal karena bersahabat dengan lebih dari 100 buaya penghuni danau di desa mereka.

Penduduk setempat mengklaim bahwa tidak ada orang di desa yang pernah dibunuh oleh para buaya.

(TribunTravel.com/rizkytyas)

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
AfrikaTribunTravel.comIndiaMesirGhana Haleem Hamam Mahshi Koshari (Kushari) Hawawshi Virus Nipah Dalai Lama
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved