Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara
TRIBUNTRAVEL.COM - Hari ini, Rabu (1/8/2018), kita telah memasuki bulan Agustus.
Ini adalah bulan bersejarah bagi negeri kita, dengan hari kemerdekaan jatuh pada tanggal 17 nanti.
Nah, memperingati kemerdekaan Indonesia juga bisa dilakukan sembari berlibur lho.
Yakni, dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata sejarah proklamasi.
Kali ini, TribunTravel.com merangkum empat wisata sejarah kemerdekaan Indonesia yang bisa masuk bucket list Agustusmu.
1. Taman Proklamasi
Di taman ini ada Tugu Proklamasi yang dikenal pula dengan nama Tugu Petir.
Ini adalah tugu peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI.
Tugu Proklamasi terletak di alamat Jl. Proklamasi, Menteng, Cikini, Jakarta Pusat.
Tepatnya di kompleks Taman Proklamasi yang dulu bernama Jl. Pegangsaan Timur No.56.
Selain Tugu Proklamasi, traveler dapat melihat monumen patung Soekarno-Hatta yang berdampingan dengan patung naskah proklamasi di bagian tengahnya.
Dulu tempat ini adalah rumah Bung Karno yang sudah dihancurkan atas perintahnya sendiri.
2. Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Dulunya, bangunan museum ini adalah rumah milik petinggi militer Jepang, Laksamana Tadashi Maeda.
Rumah ini adalah tempat 'diculiknya' Bung Karno dan Bung Hatta dari Rengasdengklok oleh Ahmad Soebarjo.
Di rumah ini pulalah teks proklamasi dirumuskan.
Rumah Tadashi Maeda dianggap aman dari pengaruh dan pengawasan angkatan darat Jepang.
Untuk mendatangi Museum Perumusan Naskah Proklamasi, kamu bisa datang ke alamat Jl. Imam Bonjol Nomor 1, RT 009/RW 004, Menteng, Jakarta Pusat.
3. Gedung Joang 45
Gedung Joang 45 disebut juga Museum Joang 45.
Museum ini dulunya adalah hotel milik keluarga L.C Schomper, dan dinamakan Hotel Schomper.
Di dalam Gedung Joang 45, terdapat koleksi foto dokumentasi dan lukisan perjuangan tahun 1945 - 1950an.
Ada pula patung dada para tokoh perjuangan, perpustakaan sejarah, foto studio, serta bioskop.
4. Museum Kebangkitan Nasional
Museum Kebangkitan Nasional adalah bangunan bekas gedung STOVIA.
Bangunan ini selesai dibangun pada 1901 dan menjadi gedung STOVIA pada Maret 1902.
Setelahnya, gedung beralih fungsi sebagai MULO, AMS, dan Sekolah Asisten Apoteker.
Setelah menjadi museum, Museum Kebangkitan Nasional menyimpan berbagai koleksi mulai dari gantungan lonceng, meubel, foto, pakaian, perlengkapan kesehatan, diorama, lukisan, jam dinding, dan lainnya.
Ada pula instalasi seni yang menggambarkan pelajar STOVIA dan RA Kartini yang mengajar anak-anak.
Letak museum ini berada di alamat Jl. Abdurrahman Saleh No.26, sebelum RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat.