Breaking News:

Menpar Tawarkan Maskapai Kelola Bandara Low Cost Carrier di 10 Destinasi Prioritas

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menawarkan ke berbagai maskapai untuk mengelola bandara dengan konsep (low cost carrier terminal) LCCT.

Editor: Sinta Agustina
KOMPAS.com/IRA RACHMAWATI
Penerbangan perdana NAM Air rute Jakarta-Banyuwangi mendarat pertama kali di Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (16/6/2017). 

TRIBUNTRAVEL.COM - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menawarkan ke berbagai maskapai untuk mengelola bandara dengan konsep (low cost carrier terminal) LCCT di 10 destinasi prioritas.

"Buat airlines yang hadir dan mendengar pidato saya, saya kasih tawaran spesial, investasi kepengelolaan bandara LCCT," tutur Menpar saat pidato Rapar Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata II 2018, di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (26/7/2018).

Ia mengatakan jika sudah ada airlines (maskapai penerbangan) yang berminat, maka ia akan menutup kemungkinan untuk maskapai yang lain.

"Memang ada harganya, ada resiko dan return-nya, jika seseorang bergabung maka kemungkinannya tertutup bagi airline yang lain," tantangnya.

Dalam rakornas II tersebut hadir 16 maskapai internasional yang telah menandatangani Letter of Acceptance (LoA) kerjasama dengan Kemenpar, antara lain Garuda Indonesia, Lion Group, Turkish Airlines, China Shoutern Airlines, AirAsia Group, Ethiopian Airlines, Cathay Pacific Airlines, dan Sriwijaya Group.

Menurut menpar ini merupakan tawaran yang istimewa, karena maskapai diberi kesempatan mengembangkan sektor bisnisnya untuk mengelola bandara.

Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat adanya bandara LCCT di 10 destinasi prioritas.

"Kalau bisnis di airlines itu 'red ocean' sangat kompetitif, padahal pengelola airport rapornya bagus-bagus keuntungannya tinggi, naturaly monopoly. Kini saya ajak airlines juga berbisnis di airport company," ujar Arief.

"Pendapatan terminal itu tidak hanya dari airport charge, tapi ada mallnya ada restorannya. Justru kalau LCCT harus ada revenue di luar aeronautical, dan kuntungan terbesar di sana itu di culinary justru, modal Rp 50.000, dijual Rp 150.000 tidak terasa," tambahnya.

Menurutnya kemungkinan besar para pengelola bandara sekarang sudah mulai bersedia untuk kerjasama dengan pihak lain, termasuk maskapai.

2 dari 2 halaman

Skema kerjasama yang dipakai bisa join operation (KSO) dalam jangka waktu tertentu, hingga skema paling tinggi ialah join venture.

"Regulatornya tetep Kemehub (Kementerian Perhubungan), saya rasa kamu bisa mudah recheck beberapa kali mereka bilang sedang mencari partner untuk ke (bandara) Labuan Bajo," tutur Arief kepada KompasTravel, di sela Rakornas tersebut.

Dari 10 destinasi prioritas "Bali baru" yang sudah siap menggunakan bandara LCCT ialah Silangit Danau Toba, dan Bandara Komodo Labuan Bajo.

Lalu salain 10 destinasi prioritas ada Bandara Blimbing Sari Banyuwangi, untuk kebutuhan IMF world bank.

"Sudah ada yang berminat (saat rakornas), ada tapi kalian tanya langsung aja mudah banget ditebak sudah keliatan," tutup Menpar.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Maskapai Ditawarkan Kelola Bisnis LCCT Bandara.

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
Arief Yahya
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved