Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Penggunaan mata uang sebagai alat belanja sudah ada sejak ratusan tahun silam.
Jenis mata uang yang digunakan biasanya berupa emas, perak, sampai perunggu.
Namun ada satu peradapan yang menggunakan mata uang tak biasa sebagai alat pembayaran.
Ya, Suku Maya Kuno menggunakan biji kakao khusus sebagai mata uang.
Dilansir TribunTravel.com dari laman nbbmuseum.be, Suku Maya menjadi orang pertama yang menanam pohon kakao di dunia.

Mereka menggunakan biji kakao sebagai mata uang barter yang bisa ditukarkan dengan makanan atau pakaian.
Selain sebagai mata uang, biji kakao juga digunakan untuk menyiapkan minuman pahit yang dikenal sebagai Xocoatl.
Tak seperti cokelat panas yang biasa kita minum, Xocoatl terbuat dari biji kakao bakar yang digiling dan dicampur dengan air serta rempah-rempah.

Minuman rasa cokelat ini biasanya disediakan untuk kaum bangsawan dan para pejuang.
Hingga abad 16, kakao tidak pernah terdengar di benua Eropa.
Sampai kemudian Spanyol yang dipimpin oleh Hernan Cortes pada 1519 menyerbu tanah Aztec, kini dikenal sebagai Meksiko, menemukan komoditas ini.

Ketika conquistador Spanyol yang bekerja untuk Charles V tiba di Amerika, suku Aztec mengira dia raja Dewa Quetzalcoatl.
Quetzalcoatl yang dilambangkan dalam bentuk ular berbulu adalah dewa tertinggi dari budaya Aztec.
Dewa ini dianggap sebagai sosok yang bertanggung jawab menempatkan pohon kakao di Bumi dan bertugas menyelamatkan rakyatnya.
Secara kebetulan Hernan Cortes dianggap sebagai sosok penyelamat itu.
Suku Aztec yang pada saat itu merupakan satu peradapan paling maju di Amerika tengah berhasil merebut tanah rakyat Maya dan ekonomi mereka.
Karena perebutan ini, mereka juga menggunakan cara suku Maya untuk berdagang yakni menggunakan biji kakao sebagai mata uang.
Uang komoditas ini menjadi alat pembayaran paling umum di antara orang-orang Amerika pra-Columbus untuk transaksi sehari-hari, seperti perdagangan barang-barang bernilai rendah.
Berbicara tentang kakao dalam surat yang ditulis Cortes kepada Charles V, dia mengatakan, "Benih ini digunakan sebagai mata uang untuk pertukaran harian."
Sebagai contoh, seekor kelinci dapat ditukar dengan sepuluh biji kakao, sementara seratus 100 kakao dapat digunakan untuk membeli satu orang budak.
Nilai Kakao

Benda yang bisa digunakan sebagai uang haruslah memiliki syarat cukup langka atau berharga.
Kakao dianggap berharga karena sulit tubuh di tanah Amerika.
Karena produksinya yang terbatas inilah yang menjadikan kakao sebagai komoditas mahal.
Namun seperti jenis mata uang lainnya, biji kakao juga sering menjadi target pemalsuan.
Biasanya pemalsu menggunakan lumpur yang diubah sedemikian rupa hingga menyerupai biji kakao.
Perdagangan ekspor kakao

Orang Spanyol cepat menyadari jika mereka bisa mendapat untung dari menanam dan memperdagangkan kakao.
Ketika menjajah Meksiko, mereka mulai mengekspor kakao ke Eropa.
Mereka tak cuma mengekspor biji kakao, tapi juga mengolahnya menjadi minuman.
Biji kakao juga diolah menjadi gula.
Tak butuh lama, minuman dari kakao menjadi populer di Eropa.
Biasanya disajikan untuk kalangan bangsawan dan pejabat elit.
Tak berhenti di minuman saja, mereka juga mengolah kakao menjadi manisan, makanan, dan obat-obatan.
Sejak saat itu kakao menjadi satu komoditas berharga bagi perdagangan di Eropa.