Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum
TRIBUNTRAVEL.COM - Setiap empat tahun, penggemar sepak bola berkumpul dan menonton tim atau negara favorit mereka bersaing untuk meraih gelar pamungkas, Juara Piala Dunia.
Meskipun kompetisi hanya terjadi setiap beberapa tahun, negara-negara tuan rumah diinformasikan sebelumnya untuk mempersiapkan label harga yang lumayan.
Jangan bayangkan mereka hanya mempersiapkan ratusan juta, melainkan triliunan rupiah.
Dilansir TribunTravel.com dari laman rd.com, tuan rumah Piala Dunia FIFA 2018, Rusia, dilaporkan menghabiskan sekitar USD 11 miliar setara Rp 154 triliun.
Jumlah itu biasanya digunakan untuk peningkatan infrastruktur dan fasilitas untuk mengakomodasi para turis dan pemain.
FIFA hanya menanggung biaya operasi untuk acara itu sendiri.
Perbaikan tambahan untuk hal-hal seperti transportasi dan infrastruktur berada di tangan tuan rumah.
Brasil, tuan rumah untuk kompetisi 2014, menghabiskan sekitar USD 15 miliar setara Rp 210 triliun.
Itu lompatan besar dari USD 4 miliar setara Rp 56 triliun yang dibelanjakan Afrika Selatan pada 2010.
Ada perdebatan tentang menguntungkan atau tidak negara yang menjadi tuan rumah dalam bidang ekonomi setelah mengeluarkan banyak biaya.
Rusia memperkirakan, bagaimanapun, bahwa perayaan ini akan meningkatkan ekonomi mereka menjadi sekitar USD 26 miliar hingga USD 30 miliar setara Rp 368 triliun sampai Rp 420 triliun melalui manfaat pariwisata dan investasi.
Negara tuan rumah masa depan sedang mempersiapkan biaya juga.
Qatar menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.
Mereka menghabiskan sekitar USD 200 miliar setara Rp 2,8 ribu triliun untuk proyek-proyek Piala Dunia.
Sementara itu, Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko akan menjadi tuan rumah bersama untuk Piala Dunia 2026.
Lalu bagaimana dengan Indonesia?
Siapkah menjadi tuan rumah Piala Dunia?