Breaking News:

Setelah 28 Tahun Akhirnya Patung GWK Terpasang, Ini Bagian Paling Menyeramkan Kata Nyoman Nuarta

Maestro I Nyoman Nuarta bangga patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Jimbaran, akhirnya mendekati rampung.

Garuda Wisnu Kenca 

TRIBUNTRAVEL.COM - Maestro I Nyoman Nuarta bangga patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Ungasan, Jimbaran, akhirnya mendekati rampung.

Patung yang akan jadi ikon baru Pulau Bali ini dia persembahkan kepada bangsa Indonesia sebagai hadiah HUT RI ke-73.

Di balik itu, pembangunan GWK ini sempat menuai kontroversi masyarakat Bali.

Apa itu?

Di usianya yang kini memasuki 67 tahun, Nuarta mempercepat pembangunan patung GWK.

Ia mengaku di usia yang tak lagi muda, naik ke ketinggian saja kakinya gemetaran.

Sang maestro menargetkan pembangunan GWK yang jadi mimpinya sejak 28 tahun lalu benar-benar rampung pada Agustus 2018.

Ia pun terus berburu dengan waktu yang semakin cepat.

"Kalau saya mati, gimana ini? Kita tidak pernah tahu umur kita, mumpung ada waktu dan sehat harus kita kejar. Harapannya bulan Agustus tepat 73 tahun kemerdekaan Indonesia bisa selesai. Ini hadiah untuk bangsa Indonesia," katanya usai upacara pasupati dan pemasangan mahkota emas patung Dewa Wisnu, Minggu (20/5/2018).



Seniman Nyoman Nuarta berpose usai mahakarya Garuda Wisnu Kencana terpasang mahkota berlapis emas, Minggu (20/5/2018). (Tribun Bali/Widyartha Suryawan)
Seniman Nyoman Nuarta berpose usai mahakarya Garuda Wisnu Kencana terpasang mahkota berlapis emas, Minggu (20/5/2018). (Tribun Bali/Widyartha Suryawan)

Nuarta menambahkan, material pembangunan patung GWK memang diimpor dari beberapa negara seperti Jepang, negara-negara Eropa, hingga Amerika Latin.

2 dari 4 halaman

Bahan-bahan tersebut kemudian disatukan, disusun di Studio Nyoman Nuarta di Bandung oleh para seniman dari Bali dan dibantu oleh pekerja dari Bandung, Medan, dan berbagai wilayah lainnya.

"Itu menunjukkan kita bisa bersatu, kita betul-betul Indonesia. Saya tidak ingin sekadar membuat karya yang ketika selesai, ditinggalkan begitu saja," imbuhnya.

Berikutnya, pemasangan modul akan dilakukan setiap hari.

Masih ada kesulitan lain yang akan dihadapi seperti ketika pemasangan modul pada bagian ujung-ujung sayap garuda.

Itu, kata dia, agak menyeramkan.

Belum lagi cuaca yang tidak menentu, terutama kecepatan angin yang tinggi.

Tower crane yang digunakan untuk menaikkan modul hanya dapat dipakai bila kecepatan angin di bawah 10 knot.

Sementara, hari-hari belakangan ini kecepatan angin mencapai 13 knot sehingga menghambat pemasangan modul.

Dari rencana 16 modul yang terpasang dalam sehari, cuaca buruk menyebabkan hanya sekitar 4 modul yang bisa dinaikkan.

"Kalau pemasangan mahkota lancar walaupun angin kencang. Itu karena bentuknya yang bulat, sehingga tidak goyang. Berbeda dengan penaikan lempengan modul lainnya yang bentuknya gepeng, bisa kayak layangan kalau diterpa angin," imbuhnya.

3 dari 4 halaman

Untuk diketahui, patung GWK memiliki tinggi 121 meter.

Patung ini diprediksi hanya akan hancur bila kecepatan angin mencapai 250 knot.

Simbol Patung Brahma

Terlepas dari itu, keberadaan patung GWK di Bukit Ungasan yang secara geografis posisinya berada di selatan Bali sempat menuai perdebatan.

Sebab, dalam konsep Hindu di Bali ada istilah Dewata Nawasanga.

Konsep ini meyakini terdapat sembilan dewa sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang menjaga sembilan penjuru mata angin.

Dalam hal ini, dewa penguasa arah selatan sebenarnya adalah Dewa Brahma, bukan Dewa Wisnu.



Empat orang pedanda menggelar upacara pasupati dan pecaruan di pelataran pedestal patung GWK, Minggu (20/5). (Tribun Bali/Widyartha Suryawan)
Empat orang pedanda menggelar upacara pasupati dan pecaruan di pelataran pedestal patung GWK, Minggu (20/5). (Tribun Bali/Widyartha Suryawan)

Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, saat upacara pasupati di pelataran pedesatal patung GWK tidak menampik hal tersebut.

Ia mengatakan mungkin hal tersebut tak terpikir ketika awal mula pembangunan patung GWK.

Adalah Ida Pedanda Putra Telabah dari Griya Telabah, Denpasar, yang meyakinkan secara spiritual agar pembangunan GWK tetap dilanjutkan.

4 dari 4 halaman

Solusinya, akan dibuatkan simbol patung Dewa Brahma di arah selatan, sehingga seolah-olah keberadaan patung GWK berada di utara.

"Ida Pedanda dari Griya Telabah juga berperan penting untuk menguatkan kita secara spiritual agar patung GWK bisa diselesaikan," kata Pastika.

Nuarta juga mengaku bersyukur adanya tuntunan secara spiritual terkait keberadaan GWK di Bali selatan.

Namun, dalam perspektifnya, Nuarta mengatakan penghormatan terhadap Wisnu biasanya diidentikkan dengan pemujaan di gunung tertinggi atau Mahameru.

Sebagaimana misalnya orang Singaraja yang menganggap gunung di sebelah selatan wilayah mereka sebagai Utara.

"Di sekitar sini, tempat yang paling tinggi itu ya, ini (Bukit Ungasan), yaitu 150 meter di atas permukaan laut. Kemudian diangkat lagi (tinggi patung) 121 meter, sehingga menjadi 271 meter. Jadi, utara-selatan itu bukan yang seperti kita pahami, karena di Bali utara itu gunung tempat tertinggi yaitu Mahameru," ucap Nuarta yang juga arsitek patung Jalesveva Jayamahe di Surabaya ini.

Sedikit menengok ke belakang, Bukit Ungasan yang menjadi tempat berdirinya patung GWK semula merupakan bekas galian C yang sudah tidak produktif.

Pada masa itu, keadaan kawasan tersebut kurang baik dan tidak satupun tanaman perindang yang mampu tumbuh karena minimnya top soil.

Berkat restu dari Presiden Soeharto pada 1997, di tempat itulah ground breaking pedestal GWK dilakukan.

Oleh Nuarta, bukit-bukit kapur yang tak produktif itu kemudian diiris-iris, dibikin koridor-koridor, dan dijadikan karya seni.

Dalam istilah seni rupa disebut land art (seni lahan).

Prinsip pembangunannya juga memperhatikan perencanaan arsitektur Bali yang membuatnya kuat secara filosofis.

Hirarki ruang dan hirarki ketinggian betul-betul dipertimbangkan.

Dengan istilah lain, posisi patung GWK dirancang letaknya di utama mandala, ruang-ruang pendukungnya berada di madya mandala, dan bagian tepi atau pinggiran letaknya di nista mandala.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Maestro Nyoman Nuarta: Pemasangan Patung GWK Paling Menyeramkan pada Ujung Sayap Garuda

Selanjutnya
Sumber: Tribun Bali
Tags:
Garuda Wisnu KencanaBaliJimbaranTribunTravel.com Mepamit Handry Satriago
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved