TRIBUNTRAVEL.COM - Korea Utara jadi satu negara yang jadi pembicaraan dunia.
Negara ini memang tertutup dan diduga memiliki nuklir yang mematikan.
Gaya pemimpin mereka Kim Jong-un juga tak lepas dari sorotan.
Pemimpin nyentrik Korea Utara ini dikenal dengan keputusannya yang kontroversial.
Ketegangan Korea Selatan dan Korea Utara memang jadi bahasan utama untuk pemimpin ini.
Pertemuannya dengan Presiden Moon Jae-in pada 27 April lalu seakan membuka kedamaian antar keduanya.
Waktu itu, Kim Jong-un pertama kali menginjakkan kaki di bagian Korea Selatan.
Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK) atau Korea Utara memang terisolasi sejak mereka merdeka pada tahun 1948.
Korea Utara dan Korea Selatan sebelumnya bersatu diperintah Kekaisaran Korea.
Pada tahun 1950, kedua negara ini berperang karena mengklaim seluruh wilayah di Semenanjung Korea.
Perang ini sempat berhenti sementara dengan gencatan senjata yang ditandatangani pada 27 Juli 1953.
Korea Utara sebagai tujuan wisata masih dibilang berisiko.
Amerika Serikat mengumumkan larangan pada warganya untuk pergi ke Korea Utara.
Itu berkaitan dengan meninggalnya siswa Amerika Serikat bernama Otto Warmbier setelah dibebaskan dari tahanan Korea Utara.
Pada 22 April lalu, 32 wisatawan Tiongkok meninggal dalam kecelakaan di korea Utara.
Namun demikian, diperkirakan 5.000 turis Barat, dan lebih banyak orang Tiongkok, terus melakukan perjalanan setiap tahun ke Korea Utara.
Otoritas pariwisata Tiongkok tidak mempublikasikan angka-angka untuk warga negaranya yang mengunjungi Korea Utara.
Institut Maritim Korea dari Korea Selatan menemukan lebih dari 230.000 turis Tiongkok melakukan perjalanan pada tahun 2012.
Angkanya per tahun terus meningkat drastis.
Menurut China News Service jumlah wisatawan Tiongkok yang melakukan perjalanan dari kota perbatasan Dandong ke Korea Utara naik menjadi 580.000 pada paruh kedua tahun 2016.
Solo traveling di tempat ini tidak memungkinkan.
Pengunjung harus bergabung dengan tur resmi.
Korea Utara sendiri bertujuan untuk memperkuat posisinya di jalur wisata, berharap untuk menarik 2 juta pengunjung pada tahun 2020.
"Ini tempat paling menyedihkan yang pernah saya alami." ungkap Peter Walker, seorang jurnalis dari Guardian.
Menurut Simon Cockerell, turis akan menghadapi situasi yang berbeda dari negaranya dengan percampuran emosi, kejutan, frustasi, senang, kesedihan dan lainnya.
(TribunTravel.com/Arif Setyabudi)