TRIBUNTRAVEL.COM - Ekspedisi ilmiah pertama di kedalaman Samudera Hindia barat daya Pulau Jawa telah kembali dengan beberapa penemuan 'harta karun' luar biasa.
Mereka saat ini terus mencari spesies baru yang akan memakan waktu dua tahun untuk penelitian sampel.
Setidaknya, ada 11 spesies laut dalam yang tidak biasa yang sebelumnya tidak pernah dikenal oleh dunia sains.
Pencarian dan penelitian ini dilakukan oleh National University of Singapore (NUS) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Ekspedisi telah mengumpulkan lebih dari 12.000 spesimen dari 63 situs selama dua minggu di lepas pantai bagian selatan Jawa Barat.
"Ini adalah bagian dari Samudera Hindia yang belum pernah terungkap untuk binatang laut dalam," kata Peter Ng, kepala Museum Sejarah Alam Lee Kong Chian di NUS pada AFP .
"Kami sangat terkejut dengan temuan itu."
Mereka yang dikumpulkan oleh tim mewakili sekitar 800 spesies yang mencakup spons, ubur-ubur, moluska, bintang laut, bulu babi, cacing, kepiting dan ikan.
Spesies baru lain juga ditemukan seperti kecoa laut raksasa, laba-laba, kelomang, udang, lobster dan bintang laut kecil yang hidup di kayu.
Satu kepiting, dijuluki 'telinga besar' untuk lempengan seperti telinga yang melindungi matanya, menghiasi cangkangnya seperti puing lantai samudera sebagai kamuflase.
Kelomang dengan mata hijau juga merupakan penemuan baru.
Tim belum memilah, menganalisa, dan mengatalogkan seluruh koleksi, tetapi mengharapkan sepenuhnya lebih banyak spesies baru lagi yang muncul.
Namun ekspedisi ini sempat mengalami beberapa halangan.
Pemetaan tidak akurat, yang berarti tim beranggotakan 31 orang harus melakukan perbaikan pada peralatan yang rusak karena medan yang tidak diharapkan.
"Sebagian besar kedalaman yang diberikan pada peta itu salah, sebagian besar detailnya tidak akurat," kata Ng .
Mereka juga menemukan banyak sampah di air.
Seekor kepiting baru bahkan ditemukan di pakaian dalam.
"Plastik di lautan adalah masalah besar," kata Ng kepada Straits Times.
Tim dari kedua negara akan mempelajari sampel yang dikumpulkan, sebuah proses yang diperkirakan akan memakan waktu hingga dua tahun.
Para peneliti berencana untuk mempresentasikan temuan mereka dan mempublikasikannya pada tahun 2020 di jurnal museum, The Raffles Bulletin of Zoology.
Artikel ini telah tayang di intisari.grid.id dengan judul Beberapa Bocoran Temuan Hewan Langka dari Perairan Jawa yang Akan Dipublikasikan pada 2020!