Laporan Wartawan TribunTravel.com, Sri Juliati
TRIBUNTRAVEL.COM - Apa yang pertama kali terlintas di benakmu saat mendengar nama negara Ethiopia?
Sebuah negara di benua Afrika yang identik dengan tanah gersang, kering, kehidupan warganya yang cukup memilukan, serta berbagai suku pedalaman?
Anggapan ini tak sepenuhnya salah.
Hanya saja, di balik gersangnya Ethiopia, negara tertua di dunia tersebut menyimpan banyak kekayaan.
Mulai dari lanskap hingga para suku yang mendiami tanah di tanduk Afrika itu.
Beberapa waktu lalu, seorang fotografer profesional asal Lebanon, Omar Reda melakukan perjalanan ke Ethiopia bagian selatan, tepatnya di Lembah Omo.
Dilansir dari BoredPanda, ia mengaku tercengang dengan segala kekayaan alam serta kehidupan suku-suku di sana.
Terlebih kehidupan dan penampilan para perempuan suku pedalaman.
Di sana, ia bertemu dengan orang-orang dari suku Hamar, Dassanech, dan Mursi.
"Orang-orang dari tiga suku yang berbeda, memiliki budaya yang sangat berbeda."
"Setiap suku memiliki karakteristik tersendiri dalam hal gaya hidup, bahasa, pakaian, dan ritual," katanya.
Nah, yang unik dari kehidupan suku di sini adalah seni dekorasi yang mereka lakukan.
Sebab, hal ini mencerminkan keindahan dan keunikan kepribadian mereka.
"Beragamnya agama dan suku di Ethiopia memberikan identitas unik yang sangat sulit ditemukan di tempat lain," ujarnya.
TribunTravel.com merangkum dari BoredPanda, inilah potret kehidupan kaum Hawa di Ethiopia yang membuatmu tercengang.
1. Wanita dari suku Hamar

Tradisi aneh plus kejam masih dilakukan kaum Hawa di sini.
Perempuan dari suku Hamar akan dicambuk untuk menunjukkan cintanya kepada para pria melalui upacara ritual 'Passage.'
Bahkan para wanita terlihat memohon agar para pria mencambuk mereka pada saat upacara.
2. Potret perempuan suku Dassanech

Lupakan hiasan berupa kalung, gelang dari emas serta tiara bertahtakan berlian sebagai aksesori untuk menambah aura cantik.

Kaum Hawa suku Dassanech tidak mengenal itu.

Mereka dianugerahi kemampuan mendaur ulang tutup botol, tali jam tangan, kerang, hingga manik-manik menjadi aksesori.

Barang yang dianggap sampah oleh bagi sebagian orang itu akan dirangkai dan dipakai menjadi hiasan kepala dan kalung.

3. Wanita suku Mursi

Ungkapan beauty is pain, sangat pas disematkan pada perempuan suku Mursi.
Agar disebut cantik, mereka memodifikasi tubuh dengan memakai piring dari tanah liat di bibir saat menginjak remaja.

Semakin bertambah umur, maka piring yang dipasang pun semakin besar.
Semakin besar piring dipasang, semakin menambah pesona kecantikan pemakainya.

Untuk memasang piring di bibir, remaja yang berusia kurang lebih 15 tahun harus memotong bibir mereka.