Breaking News:

Setelah 11 Tahun Menunggu Tuk Dapatkan Keturunan, Pasangan Ini Tak Sengaja ' Bunuh' Anaknya

Jessie dan David adalah pasangan kekasih yang menikah usai lulus kuliah. 11 tahun kemudian, pasangan ini baru benar-benar diberkati seorang bayi.

en.goodtimes.my
Kehilangan 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Ambar Purwaningrum

TRIBUNTRAVEL.COM - Jessie dan David adalah pasangan kekasih yang menikah usai lulus kuliah.

Meskipun mereka saling mencintai satu sama lain dan ingin memulai sebuah keluarga sesegera mungkin, mereka berjuang untuk mengandung seorang anak.

11 tahun kemudian, pasangan ini baru benar-benar diberkati seorang bayi laki-laki yang sehat.

Segera, bayi mungil itu menjadi sumber kebahagiaan bagi mereka.

Pasangan ini memberi nama anaknya, Felix yang dalam bahasa Latin berarti bahagia dan beruntung.

Ilustrasi
Ilustrasi (en.goodtimes.my)

Dilansir TribunTravel.com dari laman en.goodtimes.my, beberapa tahun berlalu dan Felix tumbuh menjadi balita yang sehat.

Jessie harus beristirahat dari pekerjaannya untuk merawat dan mengurus rumah tangga karena pasangan itu tidak ingin menempatkan anak mereka di kamar bayi.

Pada suatu pagi yang suram ketika Felix berusia sekitar dua tahun, David meletakkan botol obat yang diminumnya tanpa tutup di atas meja.

“Sayang, bisakah kau menaruh botol obat di lemari,” dia berteriak.

2 dari 4 halaman

Dia sudah terlambat bekerja dan bergegas keluar pintu ketika mengatakan ini dan berpikir dia mendengar erangan dari istrinya sebagai balasan.

Ilustrasi
Ilustrasi (en.goodtimes.my)

Jessie benar-benar mendengarnya, tetapi terlalu sibuk di dapur sehingga dia benar-benar melupakannya.

Felix, sebagai balita yang ingin tahu, melihat botol terbuka dan mengambilnya.

Dia terpesona dengan warna biru itu dan mulai meminum seluruh isi botol.

Dari dapur Jessie mendengar bunyi keras dan bergegas ke tempat anaknya berada.

Betapa terkejutnya dia melihat Felix yang mengalami kejang di lantai ruang tamu mereka.

Dia berlutut di samping putranya dan dengan tangan gemetar, memanggil ambulans.

"Putraku, dia pingsan, aku tidak tahu apa yang terjadi padanya, ”katanya kepada petugas saat muncul di depan pintunya.

Dalam perjalanan ke rumah sakit, jantung Felix berdetak untuk terakhir kalinya ketika para dokter mencoba menyadarkannya tetapi tidak berhasil.

Jessie hanya bisa memegangi tubuh anak lelaki tak bernyawa di dekatnya.

3 dari 4 halaman

Dia mulai menangis tak terkendali dan berdoa untuk keajaiban agar anaknya bisa hidup kembali.

“Anakku, anakku yang malang, manis, dan polos” dan “Dia tidak pantas menerima ini” kata itu berulang kali diucapkannya.

Ambulan
Ambulan (en.goodtimes.my)

Mereka membaringkannya di tempat tidur begitu mereka sampai di rumah sakit dan Jessie hanya duduk menatap wajah anaknya yang telah tiada.

David tiba tidak lama setelah itu, terlihat bingung ketika dia perlahan mendekati ranjang rumah sakit.

Dia mati rasa dan berpikir kembali ke botol obat dan bagaimana dia menyuruh istrinya untuk menyingkirkannya.

Mata mereka bertemu dan mereka hanya saling menatap tanpa berkedip.

Keduanya merasa seperti sepotong kehidupan telah direnggut karena kecerobohan mereka.

Jessie berpikir bahwa David akan menyalahkannya karena kesalahannya yang ceroboh dan menyebabkan kematian putra kesayangan mereka.

"Sayang ..." katanya lembut, seolah-olah dia membisikkan itu pada dirinya sendiri.

“Itu salahku juga. Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Kita akan melalui kesulitan ini bersama-sama, ”kata David.

4 dari 4 halaman

Ini tidak akan terjadi jika David menyimpan obat itu setelah dia meminumnya dan ini tidak akan terjadi jika Jessie mendengarkan suaminya dan menyingkirkan botol itu setelah dia menyuruhnya

Ilustrasi
Ilustrasi (en.goodtimes.my)

Keduanya sama-sama harus disalahkan atas kematian anak mereka tetapi bukannya menyalahkan satu sama lain, David justru pergi mendekati istrinya dan memeluknya erat-erat.

Mereka berpelukan, air mata hangat mengalir dari kedua orang tua anak lelaki itu ketika mereka duduk di sana dalam keheningan, bersedih atas putra mereka.

Felix sudah pergi dan dia tidak bisa dibawa kembali ke kehidupan, tidak peduli betapa kerasnya mereka berharap begitu.

Mereka berdua kehilangan satu-satunya anak mereka dan tahu bahwa marah dan saling menyalahkan sama sekali tidak akan membantu situasi.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
TribunTravel.comLatin Simon Bolivar
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved