Breaking News:

Mempesona Meski Tak Selesai Dibangun, 5 Landmark Terkenal di Dunia Ini Masih Layak untuk Dikunjungi

Beberapa landmark terkenal di dunia tak pernah selesai dibangun. Meski begitu keindahannya tetap membuatnya layak dikunjungi.

pinimg.com
Mingun Pahtodawgyi, Myanmar 

Laporan Wartawan TribunTravel.com, Rizki A Tiara

TRIBUNTRAVEL.COM - Ada banyak landmark, monumen, atau bangunan yang dibangun di dunia.

Butuh waktu bertahun-tahun yang penuh kerja keras, serta biaya yang tak sedikit untuk mendirikannya.

Meski berbagai upaya telah dikerahkan, beberapa landmark terkenal di dunia tak selesai dibangun.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Seperti kurangnya sumber tenaga manusia, dana, bahkan banyaknya kasus kematian yang terlibat selama pembangunannya.

Meski tak rampung dibangun, beberapa landmark tetap terlihat indah seperti apa adanya.

Oleh karenanya, landmark yang tak rampung dibangun itu juga layak untuk dikunjungi.

Berikut TribunTravel.com telah merangkum 5 landmark terkenal di dunia yang tak selesai didirikan dari laman listverse.com.

1. Mingun Pahtodawgyi

(listverse.com)
2 dari 4 halaman

Di kota kecil Mingun, yang terletak di wilayah Sagaing di Myanmar sebelah barat laut, kamu akan menemukan Mingun Pahtodawgyi.
Awalnya, Raja Bodawpaya ingin membangun pagoda terbesar di dunia.

Proses konstruksi ini pun dimulai pada 1790, tetapi proyek itu tidak pernah selesai.

Raja Bodawpaya mengakuisisi ribuan tahanan dan budak selama kampanye perangnya, dan dia mempekerjakan mereka untuk pembangunan proyek besar ini.

Proses konstruksi mulai membebani keuangan negara, dan orang-orang menciptakan ramalan yang menyatakan, kerajaan akan musnah segera setelah pagoda ini selesai dibangun.

Variasi dari ramalan itu juga mengatakan, raja juga akan binasa bersama kerajaannya.

Pagoda yang belum selesai ini berukuran 50 meter, dan baru sepertiga dari ukuran tinggi yang diusulkan.

Sedangkan, luas pada bagian dasarnya sekitar 42 meter persegi.

Retakan besar dapat dilihat pada Mingun Pahtodawgyi akibat gempa bumi tahun 1839.

Mingun Pahtodawgyi pun dikenal sebagai salah satu tumpukan batu dan bata terbesar di dunia.

2. The Hassan Tower

(listverse.com)
3 dari 4 halaman

The Hassan Tower yang juga dikenal sebagai Tour Hassan adalah menara besar di Rabat, ibu kota Maroko.

Proyek ini diperintahkan oleh Yaqub al-Mansur pada abad ke-12, dan seharusnya menjadi menara tertinggi di dunia.

Sedangkan, masjid yang menjadi bagiannya juga rencananya dibangun sebagai yang terbesar.

Namun, pembangunan proyek itu berakhir empat tahun setelah wafatnya al-Mansur.

Sebenarnya, masjid besar itu akan menjadi pusat dari ibu kota baru dan bentuk perayaan kemenangan sultan atas orang-orang Kristen Spanyol.

Menaranya saat ini memiliki ketinggian 44 meter, hanya setengah dari tinggi yang direncanakan.

Ada sekitar 200 tiang yang tersebar di seluruh lantai marmer yang menunjukkan seberapa besar masjid itu.

Seandainya selesai, masjid Hassan ini akan mampu menahan 20.000 jamaah sekaligus.

Pada 2012, Hassan Tower pun diberi Status Warisan Dunia.

3. Piramida Neferefre

4 dari 4 halaman

Firaun Mesir kuno, Neferefre, membangun sebuah piramida di nekropolis Abusir.

Namun, ia meninggal sebelum piramida itu selesai, dan dengan segera konstruksinya diubah menjadi kuil makam dan mastaba.

Piramida dimulai dengan pangkalan besar kira-kira seukuran dengan Piramida Sahure.

Pembangun menggali lubang di tengah pangkalan itu, yang juga menjadi makam.

Sebuah koridor pintu masuk dibangun di sisi utara, lengkap dengan parit yang mengarah dari pintu masuk ke sebuah lubang.

Dari jasad Firaun yang tersisa, dan para peneliti mengindikasikan dia meninggal pada usia muda, yakni 22 atau 23 tahun.

Hanya satu tangga dari inti piramida yang telah selesai, sehingga bentuknya menyerupai sebuah mastaba.

Kuil makam selesai dibangun dalam tiga fase dan terdiri dari satu ruang depan terbuka dan tiga kamar.

4. Bara Kaman

(listverse.com)

Bara Kaman adalah mausoleum yang belum selesai dibangun dari zaman Ali Adil Shah II, raja kedelapan sekaligus kedua terakhir dari dinasti Adil Shah di Bijapur (juga dikenal sebagai Vijayapura) di India.

Tujuan dibangunnya Bara Kaman adalah untuk membangun makam yang lebih indah dan besar daripada yang pernah dilihat siapa pun.

Bara Kaman berarti "dua belas lengkungan", dan bangunan itu seharusnya terdiri dari 12 lengkungan yang dibangun secara horizontal dan vertikal di sekitar makam Ali Adil Shah II.

Konstruksi makam dimulai pada 1672, tetapi tidak pernah selesai.
Ali Adil Shah dibunuh oleh ayahnya sendiri sebelum proyek itu selesai.

Dikatakan bahwa setelah mausoleumnya selesai, maka Bara Kaman akan melebihi Gol Gumbaz.

Ayah Ali tidak ingin Bara Kaman menyaingi Gol Gumbaz, jadi dia membunuh putranya proyek ini tak pernah selesai.

Pihak yang sekarang mengurus situs ini adalah Archaeological Survey of India.

Taman di bagian depannya terpelihara dengan baik, serta pengunjung dapat menikmati keindahan arsitektur lengkungan dan pilar monumen di mausoleum tersebut.

Selanjutnya
Sumber: Tribun Travel
Tags:
MyanmarMarokoBijapurIndia Haleem Koshari (Kushari) Maftoul Tagine (Tajine) Virus Nipah Dalai Lama
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved