Breaking News:

Di Indonesia Tak Lagi Hits, Serial Turki Malah jadi Favorit Rakyat Negara Ini

Saat sinetron Turki tak lagi diminati orang Indonesia, warga negara ini malah kecanduan serial. Padahal, sejumlah pria dan tokoh agama mengeluhkan.

Editor: Sri Juliati
intermedya.tv
Drama detektif Kara Para Ask yang menampilkan karakter Omer Demir dan Elif Denizer jadi favorit warga Somalia. 

TRIBUNTRAVEL.COM - Saat sinetron Turki alias Yesilcam tak lagi diminati orang Indonesia, warga Somalia malah kecanduan serial ini.

Opera-opera sabun Turki kini amat populer di Somalia sehingga banyak orang membuat bioskop darurat untuk nobar "sinetron" Turki.

Bahkan, beberapa warga mendapatkan pendapatan tambahan dari menerjemahkan film-film Turki sebelum ditayangkan di Somalia.

Kini, setiap malam sebagian besar warga Somalia akan berkumpul di depan televisi untuk menyaksikan akting para aktor dan aktris dari negerinya Recep Tayyip Erdogan.

Anisa Ali (29), ibu dua anak ini bersama teman-temannya asyik menonton drama detektif Kara Para Ask yang menampilkan karakter Omer Demir dan Elif Denizer.

Anisa begitu tenggelam dalam film tersebut dan terlihat gemas mengikuti kisah Omer Demir, karakter favoritnya.

Di layar kaca terlihat Demir tengah menikmati pesta pertunangannya ketika ibu mantan tunangannya, yang meninggal secara misterius, datang dan melabrak.

"Kisah film ini penuh emosi dan kejutan."

"Saat menonton kami seperti menjadi bagian dari kisahnya."

"Kami bahkan berteriak agar karakter di film melakukan sesuatu," kata Anisa kepada Al Jazeera.

2 dari 4 halaman

Industri film Turki mulai mendapat tempat setelah negeri itu memperbarui hubungan diplomatik dengan Somalia pada 2011.

Hubungan kedua negara tumbuh di saat bencana kelaparan melanda Somalia dan menewaskan lebih dari 250.000 warga negeri itu.

Saat itu, Turki menunjukkan perhatian dan menyediakan bantuan kemanusiaan, membangun sekolah, rumah sakit, jaringan jalan, serta menanamkan investasi di Somalia.

Satu bentuk investasi itu adalah film-film Turki sebagai satu cara halus Ankara menanamkan pengaruhnya di kawasan Tanduk Afrika.

Berkat jasa para penerjemah dan pengisi sulih suara, warga Somalia tak kesulitan mengikuti kisah-kisah drama dari Turki itu.

Warga Somalia lebih menyukai drama-drama Turki ketimbang film Hollywood dan Bollywood.

Pasalnya, sinetron Turki bisa ditayangkan berbulan-bulan sehingga menyediakan hiburan setiap hari.

Para aktor dan aktris Turki juga sebagian besar memeluk agama Islam, sehingga warga Somalia bisa mengaitkan banyak kisah film dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Sementara, warga Somalia menganggap film Hollywood tak menawarkan sesuatu selain kekerasan yang dibumbui adegan panas.

Film Bollywood dianggap hanya menawarkan para aktor tampan dan aktris cantik menari dengan gaya yang provokatif.

3 dari 4 halaman

Fanproj, sebuah rumah produksi di Somalia, sudah terlibat dalam sulih suara drama Kara Para Ask selama satu tahun.

Film itu merupakan satu proyek paling sukses dan rumah produksi tersebut berniat mempertahankannya.

"Kini fokus utama kami adalah film Turki," kata Mohamed Abdulqadir, seorang dubber sekaligus penerjemah.

"Rakyat Somalia menyuaki film Turki dan lebih tertarik lagi jika dialog sudah disulih suara dalam bahasa Somalia."

"Tugas kami adalah menerjemahkan untuk mereka," tambah Abdulqadir.

Dikeluhkan Tokoh Agama

Namun, tak semua orang senang dengan demam film Turki di Somalia.

"Sebagai pria, tugas kami adalah di luar rumah, sementara para perempuan melakukan pekerjaan rumah dan menjaga anak-anak," kata Abdi Qadir Sheikh (29), bapak dua anak.

"Kini para istri menghabiskan banyak waktu menonton drama semacam ini, mengabaikan suami mereka yang butuh perhatian setelah seharian lelah bekerja," tambah dia.

"Mereka juga lupa mengurus anak karena sibuk menonton film."

4 dari 4 halaman

"Mereka tak punya waktu lagi menyediakan susu dan makanan untuk anak-anak," lanjut dia.

Para tokoh agama setempat juga mengeluhkan sejumlah konten yang lolos sensor yang dikhawatirkan merusak budaya Somalia.

Seorang tokoh agama, Sheikh Aadan Moallim menginginkan film-film Turki dilarang peredarannya karena berpotensi merusak keluarga.

"Perempuan jadi belajar bagaimana berbohong, menipu, dan mereka bertemu orang-orang jahat."

"Itu tak sesuai dengan keyakinan kami," ujar Aadan.

"Film-film Turki berpotensi menyesatkan warga Somalia dan menyebabkan perpecahan rumah tangga."

"Ada banyak perempuan yang hingga tengah malam menonton film dan mengabaikan suami mereka," tambah dia.

Film Turki yang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari warga Somalia di dalam dan luar negeri kini membuat warga terpolarisasi.

"Kami membiarkan para pria menonton sepakbola, sehingga mereka juga harus mengizinkan kami menonton film," ujar Anisa.

Berita ini sudah dimuat di Kompas.com dengan judul Saat Sinetron Turki Menjadi Favorit Rakyat Somalia

Yuk subscribe channel YouTube TribunTravel.com

Selanjutnya
Sumber: Kompas.com
Tags:
TurkiSomaliaIndonesia
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved