TRIBUNTRAVEL.COM - Kasus pemerkosaan dan kejahatan seksual telah menjadi masalah yang sulit diberantas di berbagai negara.
Di India, dilaporkan ada seorang wanita diperkosa setiap 15 menit.
Pemerkosaan pun berada diurutan keempat kasus paling banyak dilaporkan di negara ini.
Tingginya angka pemerkosaan yang semakin mengkhawatirkan, seorang gadis muda memutuskan membantu memberi perlindungan bagi kaum hawa.
Ialah Seenu Kumari yang menghabiskan uang hampir 68 Dolar atau sekitar Rp 850 ribu untuk merancang celana dalam anti-perkosaan.
Celana dalam ini punya fitur canggih, termasuk tombol panggilan darurat dan pelacak GPS.

Untuk wanita yang sering pergi sendirian di India, penting untuk memiliki celana berwarna pink ini.
Ide yang dimiliki gadis asal Farrukhabad, Uttar Pradesh ini pun banyak diminati karena memang membuat wanita merasa lebih aman.
Ia mengklaim, celana antipeluru buatannya tidak dapat dipotong atau dirobek dengan menggunakan pisau, seperti dilansir dari laman Elitereaders.com.

Kejahatan seksual terhadap perempuan di India bukan hanya terjadi di tempat sepi, bahkan di ruang publik dan tempat terbuka.
Menurut Seenu, wanita tidak harus memakai pakaian anti-perkosaan ini setiap saat.
Mereka hanya perlu mengenakannya saat bepergian tanpa pendamping atau melewati daerah-daerah rawan.
Seenu berharap, barang temuannya ini bisa melindungi wanita dari laki-laki yang punya pikiran jahat.
Untuk membuka pakaian ini, membutuhkan password yang hanya diketahui si pemilik.


Fitur GPS tracker-nya bisa mengirimkan lokasi korban dan langsung memberi sinyal kepada pihak berwenang.
Jika seorang wanita merasa dirinya dalam bahaya, ia tinggal menekan tombol panggilan darurat yang sudah terhubung dengan polisi dan kerabat korban.
Bukan cuma itu saja, celana dalam ini juga punya fitur camrecorder video untuk menangkap dan menyimpan foto dari si penyerang.
Sayangnya, penemuan Seenu ini belum dipatenkan setelah dikirim ke Yayasan Inovasi Nasional di Allahabad.
Seenu mengatakan, ciptaannya ini masih membutuhkan banyak perbaikan supaya lebih berkualitas sebelum siap dipasarkan ke publik.
(TribunTravel.com, Rizky Tyas)