lihat foto
Laporan Wartawan TribunTravel.com, Tertia Lusiana
TRIBUNTRAVEL.COM - Mungkinkah seorang bisa tinggal di bandara dengan tenggang waktu yang cukup lama?
Pasti terdengar aneh bahkan tidak mungkin terjadi.
Tapi hal itulah yang benar-benar terjadi pada pria asal China ini.
Adalah Wei Jianguo.
Jianguo telah tinggal di bandara sejak 2008 setelah bertengkar hebat dengan sang istri.
Dilansir TribunTravel.com dari nextshark.com pria 53 tahun ini sengaja memilih Bandara Internasional Beijing sebagai tempat tinggalnya.
Pertengkaran hebat dengan sang istri dipicu saat dirinya kehilangan pekerjaan.
Jianguo kemudian merasa sangat putus asa dan mengalihkannya dengan minum-minuman keras setiap hari.
Melihat kebiasaan buruknya, sang istri marah dan tak ingin melihat Jianguo minum alkohol di rumah.
Semenjak itu dia memutuskan untuk kelauar dari rumah dan pindah di bandara.
Awalnya, pihak bandara selalu mengusirnya, namun Jianguo tetap nekat dan tinggal di sana.
Menurut Jianguo, bandara Beijing memberinya kenyamanan dan kehangatan sebagai pengangguran.
Di sana dia bebas minum alkohol sesuka hatinya.
Tak hanya itu, saking nyamannya, Jianguo juga membuat kompor portable dari listrik yang bisa dibawanya kemana-mana.
Dan itu tak seperti rumahnya yang menurutnya kurang bebas.
Dan selama hampir satu dekade dia hidup nyaman di bandara tersibuk di dunia.
Sejak saat itu Jianguo sama sekali tak pernah meninggalkan bandara kecuali untuk membeli kebutuhan yang tak ada di sana.
Layanan-layanan di Terminal 3 disebutnya sangat global.
Ada sedikitnya 72 toko yang menyediakan beragam kebutuhan, mulai dari makanan cepat saji dan lainnya dengan harga yang sama seperti di Beijing.
Sebenarnya Jianguo bisa pulang ke rumah kapan pun ia mau.
Namun dia menolaknya, bahkan telah menyebutkan jika di bandara dia sudah nyaman.
Semua kebutuhannya telah terpenuhi.
Bayangkan saja, dia punya selimut, baju hangat, dapur yang semuanya dia masukkan dalam troli bandara yang bisa dipindah-pindahkan.
Jianguo mengaku jika dia menerika subsidi pemerintah sebesar 1.000 yuan atau Rp 2 juta per bulan semenjak dia berhenti bekerja.
Wah wah, super nekat ya guys.
