Breaking News:

Keong Sawah Memang Enak dan Proteinnya Tinggi, tapi Jangan Sampai Salah Mengolah! Ini Bahayanya

Meski kandungan proteinnya tinggi dan baik untuk tubuh, keong sawah juga sekaligus membawa bahaya. Apalagi bila salah memasaknya!

Editor: Sri Juliati
INSTAGRAM/jetpam
Kraca alias keong sawah 

TRIBUNTRAVEL.COM - Keong Sawah, biasa disebut tutut atau kraca, sudah terkenal dengan kandungan proteinnya yang tinggi.

Keong sawah (Pila ampullacea) adalah sejenis siput air tawar dan mudah dijumpai di sawah, parit, serta danau.

Jangan sampai kamu salah antara keong emas dengan keong sawah karena keong emas.

Sebab keong emas mengandung racum yang bisa membahayakan!

Keong emas memiliki cangkang berwarna lurik kuning kecoklatan, sementara cangkang keong sawah berwarna hijau pekat hingga hitam.

Saat musim tanam padi, banyak keong sawah bisa ditemukan karena mereka gemar menyantap tanaman padi muda.

Menurut penelitian dari Positive Deviance Resource Centre, dalam 100 gram keong sawah mengandung sejumlah kandungan gizi.

Yaitu: 12 persen protein, 217mg kalsium, 81 gram air dengan jumlah kolesterol rendah.

Kandungan vitamin pada keong sawah cukup tinggi didominasi vitamin A, E, Niacin, dan folat.

Selain itu, keong sawah juga mengandung mikronutrien berupa mineral, terutama kalsium yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

2 dari 4 halaman

Keong sawah banyak dikonsumsi secara luas di berbagai wilayah di Asia Tenggara.

Di Indonesia, khususnya, banyak sekali daerah yang mengolah keong sawah menjadi makanan sehari-hari.

Contohnya di Purwokerto, keong sawah selalu jadi menu andalan berbuka puasa tiap bulan Ramadan.

Di daerah Solo dan sekitarnya, keong sawah diolah menjadi rica-rica dan sate keong yang dijual hampir di seluruh amgkringan pinggir jalan.

Budaya mengonsumsi keong sawah memang sudah marak sejak zaman dahulu kala.

Mulanya keong sawah dikonsumsi karena rasanya yang enak dan murah, tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli karena sudah tersedia di sekitar masyarakat.

Meski kandungan proteinnya tinggi dan baik untuk tubuh, keong sawah juga sekaligus membawa bahaya.

Keong sawah biasanya kotor dan penuh lumpur sehingga rawan membawa parasit dan cacing.

Keong sawah juga membawa sisa pestisida di tubuhnya sehingga membuatnya beracun.

Tidak perlu khawatir, foodies tetap bisa mengonsumsi keong sawah, kok.

3 dari 4 halaman

Cara mengolah keong sawah yang paling penting agar aman dikonsumsi adalah dengan mencuci bersih keong sawah.

Pertama, rendam keong sawah di air bersih selama dua jam lalu sikat cangkang sampai bersih dari lumpur dan lumut.

Kedua, rebus keong sawah dengan air bersih mendidih selama 30 menit atau lebih dengan sedikit garam agar cacing dan bakterinya mati.

Setelah dua tahap pengolahan dasar tadi sudah Anda lakukan, keong sudah aman dikonsumsi.

Selanjutnya, kamu bisa mengolah keong sesuai keinginan.

Kamu bisa mengolahnya dengan bumbu rica seperti di Solo, atau bisa merebusnya dengan kuah kuning, semua terserah kamu!

Saat ini, olahan keong sawah sedang dikembangkan karena potensinya yang besar dilihat dari harga ekonomis dan kandungan nutrisinya.

Jika diolah dengan benar, foodies bisa beralih untuk mendapat protein hewani dari keong sawah yang tentunya lebih hemat dari daging ayam maupun sapi.

Tertarik untuk mengonsumsi keong sawah?

Coba yuk!

4 dari 4 halaman

Berita ini sudah dimuat di Intisari.grid.id dengan judul Meski Proteinnya Tinggi, Ada Bahaya Mengancam Dari Keong Sawah. Jangan Sampai Anda Salah Mengolahnya!

Selanjutnya
Sumber: Grid.ID
Tags:
IndonesiaPurwokertoTribunTravel.com
BeritaTerkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved